Morula IVF

Berat Badan Lahir Rendah: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

March 15, 2025

Berat Badan Lahir Rendah: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram. Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelahiran prematur, gangguan pertumbuhan dalam kandungan, atau faktor kesehatan ibu selama kehamilan. Bayi dengan BBLR lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, kesulitan mengatur suhu tubuh, hingga risiko penyakit jangka panjang. Namun, dengan perawatan yang tepat dan pemantauan medis yang baik, bayi dengan berat lahir rendah memiliki peluang besar untuk tumbuh sehat.

Apa Itu Berat Badan Lahir Rendah?

BBLR adalah kondisi di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, terlepas dari usia kehamilan. Kondisi ini dibagi menjadi dua kategori utama:

  • Prematuritas: Bayi lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu, sehingga belum memiliki waktu yang cukup untuk berkembang secara optimal dalam kandungan.
  • Pertumbuhan Terhambat dalam Kandungan (IUGR – Intrauterine Growth Restriction): Bayi lahir cukup bulan tetapi mengalami keterlambatan pertumbuhan saat masih dalam rahim.

Penyebab Berat Badan Lahir Rendah

janin
Sumber gambar: Freepik

Beberapa faktor dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah, di antaranya:

1. Kelahiran Prematur

Salah satu penyebab utama bayi lahir dengan berat badan rendah adalah kelahiran prematur, yaitu ketika bayi lahir sebelum mencapai usia kehamilan 37 minggu. Bayi yang lahir lebih awal belum memiliki waktu yang cukup untuk tumbuh dan berkembang secara optimal di dalam rahim.

Akibatnya, organ-organ vital seperti paru-paru, sistem pencernaan, dan otot belum sepenuhnya matang, sehingga bayi lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Semakin dini bayi lahir, semakin kecil kemungkinan ia memiliki berat badan yang sesuai dengan standar kelahiran normal.

2. Gangguan Plasenta

Plasenta adalah organ yang berfungsi sebagai jalur utama untuk mengantarkan nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin. Jika terjadi gangguan pada plasenta, seperti insufisiensi plasenta, plasenta previa, atau solusio plasenta, suplai nutrisi dan oksigen ke janin menjadi terbatas.

Akibatnya, pertumbuhan janin bisa terhambat, sehingga bayi lahir dengan berat badan yang lebih rendah dari seharusnya. Insufisiensi plasenta sering dikaitkan dengan kondisi seperti tekanan darah tinggi pada ibu, diabetes gestasional, atau gangguan autoimun.

Baca juga: Ketahui 5 Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil

3. Gaya Hidup Ibu Hamil

Kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, atau penggunaan obat-obatan terlarang selama kehamilan dapat berdampak langsung pada perkembangan janin. Nikotin dalam rokok, misalnya, dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah, sehingga mengurangi aliran oksigen dan nutrisi ke janin.

Alkohol dan obat-obatan tertentu juga dapat mengganggu perkembangan sistem saraf bayi, meningkatkan risiko kelahiran prematur, dan menghambat pertumbuhan janin di dalam rahim. Oleh karena itu, menjaga gaya hidup sehat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan janin yang optimal.

Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil

4. Kekurangan Nutrisi Selama Kehamilan

Asupan nutrisi yang tidak mencukupi selama kehamilan dapat berdampak negatif pada perkembangan janin. Nutrisi seperti protein, zat besi, asam folat, dan vitamin lainnya sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi di dalam rahim.

Ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi atau memiliki gangguan makan seperti anoreksia dapat berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang menjadi kunci utama untuk memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup selama kehamilan.

Baca juga: Asupan Gizi Ibu Hamil: Panduan Nutrisi Lengkap untuk Kesehatan Ibu dan Janin

5. Infeksi Selama Kehamilan

Infeksi yang dialami ibu selama kehamilan, seperti rubella, toksoplasmosis, atau infeksi saluran kemih, dapat memengaruhi pertumbuhan janin. Beberapa infeksi dapat menyebabkan peradangan pada plasenta atau janin, yang dapat menghambat suplai oksigen dan nutrisi ke janin.

Selain itu, infeksi yang tidak ditangani dengan baik juga dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur, yang pada akhirnya berkontribusi terhadap berat badan lahir rendah. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk melakukan pemeriksaan rutin dan mendapatkan vaksinasi yang diperlukan guna mencegah infeksi selama kehamilan.

Baca juga: Program Vaksinasi pada Kehamilan: Melindungi Ibu dan Bayi Sejak Dini

6. Kehamilan Ganda

Ibu yang mengandung lebih dari satu bayi, seperti kehamilan kembar dua atau lebih, memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan rendah. Dalam kehamilan ganda, janin harus berbagi sumber nutrisi dan oksigen yang sama di dalam rahim, yang sering kali menyebabkan pertumbuhan janin menjadi lebih lambat dibandingkan kehamilan tunggal.

Selain itu, kehamilan ganda juga lebih berisiko mengalami komplikasi seperti persalinan prematur dan preeklamsia, yang dapat berdampak pada berat badan bayi saat lahir.

7. Riwayat BBLR pada Kehamilan Sebelumnya

Jika seorang ibu pernah melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah sebelumnya, kemungkinan besar hal ini bisa terjadi kembali di kehamilan berikutnya. Faktor genetik, kondisi kesehatan ibu, serta kebiasaan selama kehamilan dapat memengaruhi pola pertumbuhan janin pada kehamilan berikutnya.

Oleh karena itu, ibu yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan rendah sebaiknya lebih waspada dan melakukan pemantauan kehamilan yang lebih intensif untuk mencegah kejadian serupa.

Risiko Kesehatan Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah

Bayi dengan BBLR lebih rentan mengalami berbagai komplikasi kesehatan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

  • Gangguan Pernapasan: Bayi prematur sering kali mengalami masalah pernapasan karena paru-paru mereka belum berkembang sempurna. Sindrom gangguan pernapasan (RDS) adalah salah satu komplikasi yang umum terjadi.
  • Kesulitan Mengatur Suhu Tubuh: Bayi dengan berat lahir rendah memiliki lebih sedikit lemak tubuh, sehingga lebih sulit untuk menjaga suhu tubuh tetap stabil dan lebih rentan terhadap hipotermia.
  • Gangguan Pencernaan: Sistem pencernaan bayi prematur belum berkembang sepenuhnya, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam menyerap nutrisi.
  • Risiko Infeksi Lebih Tinggi: Sistem kekebalan tubuh bayi dengan BBLR masih lemah, sehingga mereka lebih mudah terkena infeksi.
  • Risiko Penyakit Jangka Panjang: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa bayi dengan BBLR memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, dan tekanan darah tinggi saat dewasa.

Cara Mencegah Berat Badan Lahir Rendah

Berat Badan Lahir Rendah
Sumber gambar: Freepik

Meskipun tidak semua kasus BBLR dapat dicegah, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi risikonya.

1. Menjaga Asupan Nutrisi yang Seimbang

  • Konsumsi makanan kaya protein, zat besi, asam folat, dan kalsium sangat penting untuk pertumbuhan janin.
  • Pastikan mendapatkan cukup kalori untuk mendukung perkembangan janin.

2. Rutin Melakukan Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan rutin dengan dokter kandungan dapat membantu mendeteksi adanya masalah pertumbuhan janin sejak dini.

3. Hindari Rokok, Alkohol, dan Obat-obatan Terlarang

Zat-zat ini dapat menghambat aliran oksigen dan nutrisi ke janin, sehingga meningkatkan risiko BBLR.

4. Mengelola Stres dengan Baik

Stres yang berlebihan dapat memicu pelepasan hormon yang berpengaruh terhadap kesehatan janin. Teknik relaksasi seperti yoga dan meditasi bisa membantu mengelola stres selama kehamilan.

Baca juga: Stress dan Gangguan Kesuburan: Apa yang Perlu Moms dan Dads Ketahui? 

5. Istirahat yang Cukup

Tidur yang cukup dan berkualitas membantu tubuh ibu dalam memproduksi hormon pertumbuhan yang mendukung perkembangan janin.

6. Menghindari Infeksi Selama Kehamilan

  • Jaga kebersihan diri dengan mencuci tangan secara teratur.
  • Hindari kontak dengan orang yang sedang sakit.
  • Pastikan makanan yang dikonsumsi matang dengan sempurna untuk menghindari infeksi seperti toksoplasmosis dan listeriosis.

Berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan kondisi di mana bayi lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram, yang dapat disebabkan oleh prematuritas, gangguan pertumbuhan dalam kandungan, atau faktor kesehatan ibu. Bayi dengan BBLR lebih rentan terhadap berbagai masalah kesehatan, seperti gangguan pernapasan, kesulitan mengatur suhu tubuh, dan risiko infeksi. Namun, dengan pemantauan medis yang tepat, perawatan intensif, dan gaya hidup sehat selama kehamilan, risiko BBLR dapat dikurangi.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung