Salah satu kebiasaan yang banyak dilakukan ibu hamil adalah menikmati secangkir teh herbal, baik untuk menenangkan tubuh maupun meredakan gejala-gejala kehamilan seperti mual atau gangguan pencernaan. Namun, kerap muncul pertanyaan: apakah minum teh herbal aman selama kehamilan? Untuk memberikan penjelasan yang lengkap, mari kita bahas lebih lanjut tentang jenis-jenis teh herbal yang bisa dikonsumsi, serta mana yang perlu dihindari.
Apa Itu Teh Herbal?
Teh herbal adalah infus yang terbuat dari bahan-bahan alami seperti daun, bunga, akar, atau rempah-rempah, bukan dari daun tanaman teh Camellia sinensis yang umum digunakan dalam teh hijau, hitam, atau oolong. Teh herbal memiliki banyak variasi dan masing-masing jenisnya bisa menawarkan manfaat yang berbeda. Namun, bagi ibu hamil, tidak semua teh herbal aman dikonsumsi, karena beberapa bahan herbal dapat memiliki efek samping yang merugikan.

Teh Herbal yang Aman Untuk Ibu Hamil
Ada beberapa teh herbal yang umumnya dianggap aman untuk ibu hamil, asalkan dikonsumsi dalam jumlah moderat. Beberapa jenis teh ini memiliki manfaat untuk meredakan gejala-gejala kehamilan yang umum dan tidak membahayakan ibu maupun janin.
1. Teh Jahe
Teh jahe adalah salah satu pilihan terbaik untuk ibu hamil yang mengalami mual, terutama pada trimester pertama. Jahe memiliki sifat anti-mual yang telah terbukti efektif mengurangi gejala morning sickness. Healthline menjelaskan bahwa jahe tidak hanya membantu meredakan mual, tetapi juga bisa membantu melancarkan pencernaan dan mengurangi rasa kembung yang sering dialami ibu hamil. Meskipun jahe umumnya aman, pastikan untuk mengonsumsinya dalam jumlah yang wajar, karena konsumsi berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti mulas.
2. Teh Chamomile
Chamomile adalah salah satu teh herbal yang paling populer karena sifatnya yang menenangkan, baik untuk membantu tidur maupun meredakan stres. Teh chamomile juga bisa membantu menenangkan perut dan meredakan gangguan pencernaan yang sering terjadi selama kehamilan. Pregnancy Birth & Baby menyarankan bahwa chamomile aman untuk ibu hamil, tetapi konsumsi dalam jumlah besar sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan risiko kontraksi atau reaksi alergi pada beberapa ibu hamil.

3. Teh Peppermint
Teh peppermint dikenal dengan kemampuannya meredakan masalah pencernaan seperti perut kembung, gas, atau mual. BabyCenter menyatakan bahwa peppermint adalah pilihan yang aman selama kehamilan, asalkan dikonsumsi dengan bijak. Teh ini juga memiliki efek menenangkan pada sistem pencernaan dan dapat membantu mengurangi rasa mual atau mual di pagi hari. Peppermint juga tidak mengandung kafein, jadi Moms bisa menikmatinya sepanjang hari tanpa khawatir akan kandungan kafein.
4. Teh Rooibos
Rooibos adalah teh herbal yang berasal dari tanaman asal Afrika Selatan. Yang menarik, teh rooibos bebas kafein dan kaya akan antioksidan yang baik untuk kesehatan. Healthline mengungkapkan bahwa rooibos sangat cocok untuk ibu hamil karena tidak mengandung kafein dan dapat membantu meredakan stres serta kecemasan. Teh ini juga aman dikonsumsi dalam jumlah moderat dan dapat dinikmati sepanjang hari tanpa membahayakan ibu atau bayi.
5. Teh Lemon Balm
Lemon balm (Melissa officinalis) adalah tanaman dari keluarga mint yang memiliki sifat menenangkan. Teh lemon balm dapat membantu mengurangi kecemasan, stres, dan gangguan tidur yang sering terjadi selama kehamilan. Menurut Pregnancy Birth & Baby, lemon balm aman untuk ibu hamil, meskipun sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah yang moderat. Selain itu, lemon balm juga dikenal dapat membantu meredakan gangguan pencernaan ringan.
Baca juga: Ketahuilah 6 Makanan yang Dilarang Untuk Ibu Hamil
Teh Herbal yang Perlu Dihindari Selama Kehamilan
Meskipun banyak teh herbal yang aman, ada beberapa jenis teh herbal yang perlu dihindari selama kehamilan karena dapat mempengaruhi kesehatan ibu hamil dan janin. Beberapa bahan herbal tertentu bisa menyebabkan kontraksi rahim, meningkatkan risiko keguguran, atau berinteraksi dengan obat-obatan yang sedang dikonsumsi.
1. Teh Sage
Sage atau daun salam adalah salah satu jenis teh herbal yang perlu dihindari selama kehamilan. BabyCenter memperingatkan bahwa teh sage bisa merangsang kontraksi rahim, yang berisiko menyebabkan persalinan prematur atau keguguran, terutama pada trimester pertama. Sebaiknya hindari teh sage serta produk yang mengandung sage selama kehamilan, meskipun dalam jumlah kecil.
2. Teh Pueraria (Licorice)
Licorice adalah bahan herbal yang sering ditemukan dalam teh pueraria. Meskipun memiliki rasa yang manis, teh ini harus dihindari selama kehamilan. American Pregnancy Association menjelaskan bahwa licorice dapat meningkatkan tekanan darah, mengganggu keseimbangan hormon, dan meningkatkan risiko kelahiran prematur. Konsumsi licorice juga dapat mempengaruhi perkembangan janin dan kesehatan ibu hamil.
3. Teh Alfalfa
Teh alfalfa, yang terbuat dari daun alfalfa, harus dihindari selama kehamilan karena memiliki efek antikoagulan atau pengencer darah. Pregnancy Birth & Baby menjelaskan bahwa alfalfa dapat meningkatkan risiko perdarahan, terutama jika dikonsumsi dalam jumlah besar. Sebaiknya hindari teh ini, terutama jika Anda memiliki riwayat gangguan pembekuan darah atau jika sedang mengonsumsi obat pengencer darah.
4. Teh Red Clover
Teh red clover memiliki sifat yang dapat merangsang kontraksi rahim dan meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh. Healthline menyarankan agar ibu hamil menghindari teh red clover karena potensi risiko terhadap kesehatan kehamilan. Meskipun red clover sering dianggap aman, ada kekhawatiran bahwa konsumsi dalam jumlah besar dapat mempengaruhi hormon dan memicu kelahiran prematur.
Baca juga: 6 Makanan Untuk Mendukung Program Hamil Anda
Kapan Sebaiknya Mengonsumsi Teh Herbal?
Moms, jika Anda menikmati teh herbal dan ingin memasukkannya dalam rutinitas harian selama kehamilan, ada beberapa hal yang perlu diingat:
- Moderasi adalah kunci: Mengonsumsi teh herbal dalam jumlah yang wajar sangat penting untuk memastikan keselamatan ibu dan janin. Terlalu banyak mengonsumsi teh herbal bisa menimbulkan efek samping yang merugikan.
- Perhatikan kandungan kafein: Beberapa teh herbal mengandung kafein, meskipun jumlahnya lebih rendah dibandingkan teh hitam atau hijau. Pilih teh herbal tanpa kafein jika Moms ingin menghindari peningkatan asupan kafein yang berlebihan.
- Konsultasikan dengan dokter atau bidan: Sebelum mengonsumsi teh herbal tertentu, pastikan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Mereka dapat memberikan saran yang lebih spesifik dan sesuai dengan kondisi kehamilan Moms.
Baca juga: Aswagandha: Manfaat dan Cara Konsumsi untuk Moms & Dads
Teh herbal bisa menjadi pilihan yang menenangkan dan bermanfaat selama kehamilan, namun perlu diingat bahwa tidak semua jenis teh herbal aman untuk dikonsumsi. Beberapa teh herbal seperti jahe, chamomile, peppermint, dan rooibos dapat memberikan manfaat kesehatan tanpa risiko bagi ibu hamil, asalkan dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Sebaliknya, teh herbal seperti sage, licorice, dan alfalfa sebaiknya dihindari karena bisa membahayakan kehamilan. Pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau bidan sebelum mengonsumsi teh herbal tertentu agar Moms dan bayi tetap sehat dan aman.
Untuk Moms yang masih dalam program kehamilan ataupun tengah mengalami permasalahan infertilitas, Moms bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Moms dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- American Pregnancy Association. (n.d.). Herbal Tea during Pregnancy. Diakses pada 20 Desember 2024.
- BabyCenter. (n.d.). Herbal Teas During Pregnancy. Diakses pada 20 Desember 2024.
- Pregnancy Birth & Baby. (n.d.). Herbal Teas During Pregnancy and Breastfeeding. Diakses pada 20 Desember 2024.
- Healthline. (2024). Is Tea Safe During Pregnancy?. Diakses pada 20 Desember 2024.