Semua Artikel

Kenali Gejala dan Penyebab Oligomenorea

Hamzah
15 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Kenali Gejala dan Penyebab Oligomenorea

Siklus haid yang jarang terjadi mungkin terdengar seperti hal kecil, tapi sebenarnya bisa menjadi tanda dari kondisi yang disebut oligomenorea. Gangguan ini bisa jadi petunjuk adanya ketidakseimbangan hormon atau masalah kesehatan lainnya. Untuk Moms dan Dads yang ingin memahami lebih dalam soal kelainan ini, yuk kita bahas gejala, penyebab, dan hal-hal penting lainnya tentang oligomenorea. […]

Siklus haid yang jarang terjadi mungkin terdengar seperti hal kecil, tapi sebenarnya bisa menjadi tanda dari kondisi yang disebut oligomenorea. Gangguan ini bisa jadi petunjuk adanya ketidakseimbangan hormon atau masalah kesehatan lainnya. Untuk Moms dan Dads yang ingin memahami lebih dalam soal kelainan ini, yuk kita bahas gejala, penyebab, dan hal-hal penting lainnya tentang oligomenorea.

Oligomenorea adalah kondisi ketika menstruasi terjadi lebih jarang dari biasanya. Secara medis, seseorang dikatakan mengalami oligomenorea jika siklus menstruasinya terjadi lebih dari 35 hari sekali, atau hanya terjadi sekitar 4–9 kali dalam setahun. Kondisi ini bisa dialami oleh perempuan dari berbagai usia, namun lebih umum terjadi pada remaja yang baru mengalami menstruasi atau wanita yang mendekati masa menopause.

Walaupun sering dianggap sepele, oligomenorea bisa menjadi indikator dari masalah hormon, gangguan metabolik, atau masalah reproduksi lainnya yang perlu ditangani secara tepat.

Gejala yang Muncul Saat Terjadi Oligomenorea

Oligomenorea

Sumber gambar: iStock

Oligomenorea bukan hanya soal jarangnya menstruasi. Ada beberapa gejala penyerta yang bisa dirasakan oleh Moms, tergantung dari penyebab yang mendasarinya:

1. Siklus Menstruasi Tidak Teratur

Salah satu gejala utama oligomenorea adalah siklus haid yang sangat jarang terjadi, biasanya lebih dari 35 hari, bahkan hanya beberapa kali dalam setahun. Ini membuat Moms sulit memprediksi kapan haid berikutnya datang, yang bisa memengaruhi perencanaan aktivitas atau kehamilan. Siklus yang tidak menentu ini sering kali menjadi tanda bahwa ovulasi tidak terjadi secara rutin. Ketika ovulasi jarang atau tidak terjadi, maka kesuburan juga dapat terganggu, terutama jika Moms sedang merencanakan kehamilan.

Baca juga: Jangan Takut, Begini Program Hamil Untuk Haid Tidak Teratur

2. Volume Darah Haid yang Sedikit

Ketika menstruasi akhirnya terjadi, darah yang keluar mungkin sangat sedikit dan hanya berlangsung selama satu atau dua hari saja. Ini bisa menjadi tanda bahwa lapisan rahim tidak cukup menebal akibat ketidakseimbangan hormon. Pendarahan yang sangat ringan ini tidak selalu disadari sebagai haid, sehingga beberapa Moms bahkan mengira tidak mengalami menstruasi sama sekali. Penting untuk mencatat durasi dan volume haid setiap bulan agar gejala seperti ini tidak terlewat.

3. Masalah Kesuburan

Karena ovulasi yang jarang atau tidak terjadi, Moms dengan oligomenorea bisa mengalami kesulitan untuk hamil secara alami. Proses pelepasan sel telur yang tidak teratur menyebabkan peluang pembuahan menjadi lebih kecil. Jika Moms sudah mencoba hamil selama beberapa bulan namun tidak berhasil dan memiliki siklus haid yang tidak teratur, ada kemungkinan besar oligomenorea menjadi penyebabnya. Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan solusi yang tepat.

Baca juga: Infertilitas: Gangguan Kesuburan yang Perlu Anda Pahami!

4. Perubahan pada Kulit dan Rambut

Ketidakseimbangan hormon yang menjadi penyebab utama oligomenorea juga dapat menimbulkan perubahan fisik lainnya, seperti munculnya jerawat berlebih dan kulit yang lebih berminyak. Hal ini sering kali terjadi karena lonjakan hormon androgen. Selain itu, rambut rontok juga bisa menjadi gejala tambahan yang cukup mengganggu. Jika Moms mengalami rambut yang semakin menipis atau terlihat mudah patah, sebaiknya waspadai sebagai tanda gangguan hormonal.

5. Tumbuhnya Rambut Berlebih

Pada kasus tertentu, terutama jika oligomenorea disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS), bisa terjadi pertumbuhan rambut berlebih di bagian tubuh yang tidak biasa. Ini termasuk wajah, dada, dan punggung, yang biasanya dipicu oleh kelebihan hormon androgen. Pertumbuhan rambut yang tidak diinginkan ini bisa menjadi tanda klinis yang penting untuk dikenali. Jika Moms merasakan perubahan seperti ini bersamaan dengan menstruasi yang tidak teratur, penting untuk segera mencari bantuan medis guna mendapatkan diagnosis yang tepat.

Penyebab Terjadinya Oligomenorea

Oligomenorea

Sumber gambar: iStock

Ada banyak faktor yang bisa menyebabkan oligomenorea. Berikut ini beberapa penyebab yang paling umum:

1. Ketidakseimbangan Hormon

Fluktuasi hormon estrogen dan progesteron dapat memengaruhi frekuensi menstruasi. Ketidakseimbangan ini bisa dipicu oleh pubertas, perimenopause, atau gangguan hormon lainnya.

2. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS adalah salah satu penyebab paling umum oligomenorea. Kondisi ini terjadi ketika indung telur menghasilkan hormon androgen (hormon laki-laki) dalam jumlah berlebih, mengganggu proses ovulasi.

3. Berat Badan Tidak Stabil

Kekurangan atau kelebihan berat badan dapat mengganggu produksi hormon, sehingga memengaruhi siklus menstruasi. Penurunan berat badan yang ekstrem atau gangguan makan seperti anoreksia juga bisa memicu oligomenorea.

4. Stres Kronis

Stres berat dapat mengganggu fungsi hipotalamus, bagian otak yang mengatur siklus hormon reproduksi. Hal ini bisa memperpanjang jarak antar menstruasi.

Baca juga: Stress dan Gangguan Kesuburan: Apa yang Perlu Moms dan Dads Ketahui?

5. Latihan Fisik Berlebihan

Atlet atau Moms yang melakukan olahraga berat secara terus-menerus mungkin mengalami oligomenorea karena tubuh mengalami stres fisik yang signifikan dan kehilangan lemak tubuh penting untuk produksi hormon estrogen.

6. Gangguan Tiroid

Hipotiroidisme (kekurangan hormon tiroid) atau hipertiroidisme (kelebihan hormon tiroid) dapat mempengaruhi siklus menstruasi dan menyebabkan oligomenorea.

7. Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal

Beberapa jenis kontrasepsi, terutama pil KB atau IUD hormonal, bisa menyebabkan menstruasi menjadi sangat jarang atau bahkan berhenti sama sekali selama penggunaannya.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Penanganan oligomenorea tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Berikut beberapa langkah yang umum disarankan:

  • Pemeriksaan Medis: Konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mengetahui penyebab pasti melalui pemeriksaan hormon, USG, atau tes darah lainnya.

  • Perubahan Gaya Hidup: Menjaga berat badan ideal, mengelola stres, dan mengatur pola makan bisa membantu menyeimbangkan hormon secara alami.

  • Terapi Hormon: Dokter mungkin akan meresepkan pil KB atau terapi hormon lainnya untuk menstabilkan siklus menstruasi.

  • Pengobatan Penyakit Terkait: Jika oligomenorea disebabkan oleh kondisi medis seperti PCOS atau hipotiroidisme, pengobatan penyakit tersebut menjadi langkah utama.

Oligomenorea adalah kondisi medis yang menyebabkan menstruasi menjadi jarang atau tidak teratur. Meskipun tidak selalu berbahaya, kondisi ini dapat menjadi tanda adanya gangguan hormonal atau masalah kesehatan lain yang lebih serius. Dengan mengenali gejalanya sejak dini dan berkonsultasi dengan tenaga medis, Moms bisa mendapatkan penanganan yang tepat dan menjaga kesehatan reproduksi dengan lebih optimal.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya