Morula IVF

Waspadai Bahaya Osteoporosis pada Ibu Hamil

March 6, 2025

Waspadai Bahaya Osteoporosis pada Ibu Hamil

Osteoporosis selama kehamilan adalah kondisi yang jarang terjadi, tetapi dapat berdampak serius bagi Moms. Kondisi ini ditandai dengan kerapuhan tulang akibat hilangnya kepadatan mineral, yang dapat menyebabkan nyeri tulang hingga risiko patah tulang. Karena kebutuhan kalsium meningkat selama kehamilan, sangat penting bagi Moms untuk menjaga asupan nutrisi guna mencegah terjadinya osteoporosis.

Osteoporosis pada ibu hamil, dikenal sebagai Pregnancy-Associated Osteoporosis (PAO), merupakan kondisi yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang drastis selama kehamilan atau setelah melahirkan. Biasanya, kondisi ini terjadi pada trimester ketiga atau dalam beberapa bulan pertama setelah persalinan. Penyebab pasti masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor risiko dapat meningkatkan kemungkinan Moms mengalami osteoporosis selama kehamilan.

Penyebab dan Faktor Risiko

Osteoporosis pada Ibu Hamil
Sumber gambar: Freepik

Beberapa penyebab dan faktor yang dapat meningkatkan risiko osteoporosis selama kehamilan meliputi:

1. Kekurangan Kalsium dan Vitamin D

Salah satu penyebab utama osteoporosis selama kehamilan adalah asupan kalsium yang tidak mencukupi. Selama masa kehamilan, tubuh ibu harus memenuhi kebutuhan kalsium tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang janin.

Jika asupan kalsium dari makanan tidak cukup, tubuh akan mengambil cadangan kalsium dari tulang ibu, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kepadatan tulang menurun dan meningkatkan risiko osteoporosis.

Selain itu, kekurangan vitamin D juga memperburuk kondisi ini, karena vitamin D berperan dalam penyerapan kalsium oleh tubuh. Tanpa kadar vitamin D yang cukup, kalsium yang dikonsumsi tidak dapat diserap dengan optimal, sehingga semakin mempercepat proses pengeroposan tulang.

Baca juga: Sumber Kalsium untuk Ibu Hamil: Kunci Kesehatan Ibu dan Janin

2. Perubahan Hormon

Kehamilan menyebabkan berbagai perubahan hormon dalam tubuh, termasuk penurunan kadar estrogen. Estrogen adalah hormon yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang, sehingga ketika jumlahnya menurun, risiko osteoporosis dapat meningkat.

Pada beberapa wanita, perubahan hormon ini dapat menyebabkan tulang menjadi lebih rapuh, terutama jika mereka memiliki faktor risiko lain seperti kekurangan nutrisi atau riwayat keluarga dengan osteoporosis.

Selain itu, peningkatan hormon progesteron selama kehamilan juga dapat berdampak pada metabolisme tulang, yang jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup, dapat mempercepat pengeroposan tulang.

3. Faktor Genetik

Riwayat keluarga dengan osteoporosis juga menjadi salah satu faktor risiko utama bagi ibu hamil. Jika ada anggota keluarga, terutama ibu atau nenek, yang pernah mengalami osteoporosis, kemungkinan besar wanita tersebut juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami penurunan kepadatan tulang selama kehamilan.

Faktor genetik ini mempengaruhi bagaimana tubuh menyerap kalsium dan mempertahankan kekuatan tulang, sehingga penting bagi ibu hamil dengan riwayat keluarga osteoporosis untuk lebih memperhatikan asupan nutrisi dan gaya hidup yang mendukung kesehatan tulang.

4. Indeks Massa Tubuh (IMT) Rendah

Wanita yang memiliki berat badan rendah atau indeks massa tubuh (IMT) di bawah normal lebih rentan mengalami osteoporosis selama kehamilan. Ini karena mereka cenderung memiliki cadangan mineral tulang yang lebih sedikit dibandingkan wanita dengan berat badan normal.

Selain itu, wanita yang memiliki riwayat gangguan pola makan, seperti anoreksia atau bulimia, juga lebih berisiko mengalami pengeroposan tulang karena tubuh mereka mungkin tidak mendapatkan cukup nutrisi penting untuk menjaga kepadatan tulang. Dalam beberapa kasus, kehamilan dapat memperparah kondisi ini jika kebutuhan nutrisi meningkat tetapi tidak diimbangi dengan pola makan yang sehat.

5. Penggunaan Obat-obatan Tertentu

Beberapa jenis obat, seperti kortikosteroid, dapat meningkatkan risiko osteoporosis dengan mempercepat proses pengeroposan tulang. Kortikosteroid sering digunakan untuk mengobati berbagai kondisi medis, seperti penyakit autoimun atau alergi, tetapi penggunaannya dalam jangka panjang dapat berdampak negatif pada kesehatan tulang.

Selain kortikosteroid, obat-obatan lain yang dapat mempengaruhi kepadatan tulang termasuk obat untuk gangguan tiroid dan beberapa jenis obat antikejang. Jika ibu hamil sedang menjalani pengobatan tertentu, penting untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai dampaknya terhadap kesehatan tulang dan mencari alternatif yang lebih aman jika diperlukan.

Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil

Dampak Osteoporosis pada Ibu Hamil

Osteoporosis pada Ibu Hamil
Sumber gambar: Freepik

Osteoporosis dapat menyebabkan beberapa komplikasi serius bagi ibu hamil, di antaranya:

1. Nyeri Tulang dan Sendi

nyeri tulang dan sendi, terutama di area punggung bawah dan pinggul. Seiring dengan bertambahnya berat badan selama kehamilan, tekanan pada tulang belakang dan sendi panggul meningkat, menyebabkan ketidaknyamanan yang lebih besar bagi ibu hamil dengan kepadatan tulang yang rendah.

Rasa nyeri ini bisa semakin memburuk seiring bertambahnya usia kehamilan, terutama jika ibu hamil tidak mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D untuk menjaga kekuatan tulangnya.

2. Risiko Patah Tulang

osteoporosis juga meningkatkan risiko patah tulang, terutama di area tulang belakang, pinggul, dan pergelangan tangan. Patah tulang belakang akibat osteoporosis dapat menyebabkan perubahan postur tubuh yang signifikan, bahkan dalam beberapa kasus dapat menimbulkan kondisi yang disebut fraktur kompresi.

Jika terjadi patah tulang selama kehamilan, proses pemulihan bisa menjadi lebih kompleks karena keterbatasan dalam penggunaan obat-obatan tertentu yang aman bagi ibu hamil. Selain itu, patah tulang pada pinggul atau pergelangan tangan dapat menghambat aktivitas sehari-hari, terutama dalam mengurus bayi setelah melahirkan.

3. Gangguan Mobilitas

Tulang yang melemah dapat membuat ibu hamil kesulitan bergerak, berjalan, atau bahkan melakukan aktivitas sederhana seperti bangun dari tempat tidur atau duduk dalam waktu lama. Jika kondisi ini semakin parah, ibu hamil mungkin membutuhkan bantuan ekstra atau bahkan terapi fisik untuk menjaga mobilitasnya.

Gangguan mobilitas ini juga dapat mempengaruhi proses persalinan, karena tulang panggul yang lebih rapuh bisa mengalami tekanan lebih besar saat melahirkan secara normal. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin merekomendasikan persalinan dengan operasi caesar untuk mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut.

4. Pemulihan Pascamelahirkan Lebih Lama

Setelah melahirkan, dampak osteoporosis masih bisa dirasakan karena tulang yang sudah rapuh membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih. Jika ibu mengalami patah tulang selama kehamilan atau setelah melahirkan, proses pemulihan bisa memakan waktu lebih lama dibandingkan wanita yang memiliki kepadatan tulang normal.

Selain itu, menyusui juga dapat mempercepat hilangnya kalsium dari tubuh, sehingga jika tidak diimbangi dengan asupan nutrisi yang cukup, kondisi osteoporosis bisa semakin memburuk.

Baca juga: Inilah Cara Menghilangkan Stretch Mark Setelah Melahirkan Caesar

Cara Mencegah Osteoporosis saat Hamil

Agar kepadatan tulang tetap terjaga selama kehamilan, Moms bisa melakukan beberapa langkah berikut:

  • Konsumsi Kalsium yang Cukup: Pastikan asupan kalsium harian sebanyak 1.000–1.300 mg, yang bisa diperoleh dari susu, yogurt, keju, dan sayuran hijau.

  • Pastikan Cukup Vitamin D: Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium lebih efektif. Sumber vitamin D bisa didapat dari paparan sinar matahari pagi, ikan berlemak, dan suplemen jika diperlukan.

  • Lakukan Olahraga Ringan: Senam kehamilan atau latihan beban ringan dapat membantu menjaga kekuatan tulang dan mencegah osteoporosis.

  • Hindari Kebiasaan Buruk: Mengurangi konsumsi kafein berlebihan, menghindari merokok, serta membatasi minuman beralkohol dapat membantu menjaga kesehatan tulang.

Osteoporosis pada ibu hamil memang jarang terjadi, tetapi bisa berdampak serius jika tidak diantisipasi sejak dini. Asupan kalsium dan vitamin D yang cukup, olahraga ringan, serta kebiasaan hidup sehat dapat membantu mencegah kerapuhan tulang selama kehamilan. Jika Moms mengalami nyeri tulang yang tidak biasa, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan kesehatan tulang tetap optimal selama masa kehamilan.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung