Semua Artikel

Perbedaan Air Ketuban dan Air Kencing Saat Hamil

Hamzah
09 Jul 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Perbedaan Air Ketuban dan Air Kencing Saat Hamil

Saat memasuki trimester akhir kehamilan, tidak sedikit Moms yang merasa bingung membedakan antara air ketuban dan air kencing. Kedua cairan ini memang bisa keluar secara tiba-tiba dan sama-sama bersifat basah, namun keduanya memiliki karakteristik dan penanganan yang sangat berbeda. Mengenali perbedaan keduanya sangat penting agar Moms bisa segera mengambil langkah yang tepat, terutama jika air […]

Saat memasuki trimester akhir kehamilan, tidak sedikit Moms yang merasa bingung membedakan antara air ketuban dan air kencing. Kedua cairan ini memang bisa keluar secara tiba-tiba dan sama-sama bersifat basah, namun keduanya memiliki karakteristik dan penanganan yang sangat berbeda. Mengenali perbedaan keduanya sangat penting agar Moms bisa segera mengambil langkah yang tepat, terutama jika air ketuban yang pecah lebih awal dapat mengindikasikan tanda-tanda persalinan atau masalah kehamilan lainnya.

Apa Itu Air Ketuban?

Air ketuban adalah cairan bening kekuningan yang mengelilingi janin dalam kandungan. Cairan ini mulai terbentuk sejak minggu ke-12 kehamilan dan berasal dari cairan tubuh ibu serta urine bayi. Fungsi utamanya adalah melindungi janin dari benturan, menjaga suhu tetap stabil, dan memungkinkan perkembangan paru-paru, otot, serta sistem pencernaan si kecil.

Pada kondisi normal, air ketuban tetap berada dalam kantung ketuban hingga menjelang persalinan. Namun dalam beberapa kasus, kantung ketuban bisa pecah lebih awal dan menyebabkan air ketuban merembes atau keluar secara tiba-tiba.

Apa Itu Air Kencing?

Air kencing (urine) adalah cairan limbah hasil penyaringan ginjal. Selama kehamilan, tekanan pada kandung kemih meningkat karena perkembangan janin dan rahim yang membesar, sehingga Moms jadi lebih sering buang air kecil bahkan bisa mengalami kebocoran urine, terutama saat tertawa, batuk, atau bersin.

Perbedaan Utama Air Ketuban dan Air Kencing

Perbedaan Air Ketuban dan Air Kencing

Sumber gambar: iStock

Agar lebih jelas, berikut beberapa perbedaan yang bisa Moms amati:

1. Warna

Air ketuban biasanya berwarna bening hingga kekuningan sangat pucat dan tampak lebih bersih dibanding urin. Dalam kondisi tertentu, seperti saat bayi sudah buang air besar di dalam rahim (mekonium), warna air ketuban bisa berubah menjadi kehijauan atau kecokelatan.

Sementara itu, air kencing memiliki warna yang bervariasi tergantung tingkat hidrasi tubuh. Umumnya, urin tampak kuning muda, namun bisa lebih gelap jika Moms kekurangan cairan. Warna yang lebih pekat juga lebih mudah dikenali sebagai urin daripada air ketuban.

Baca juga: Waspadai Bahaya Air Ketuban Berwarna Hijau

2. Aroma

Salah satu ciri khas air ketuban adalah tidak memiliki bau menyengat. Beberapa Moms menggambarkannya beraroma netral atau bahkan sedikit manis, yang berbeda jauh dari bau urin biasa.

Sebaliknya, air kencing mengeluarkan aroma amonia yang tajam dan khas. Bau ini biasanya langsung tercium, terutama jika kandungan protein dalam urin tinggi atau Moms sedang dehidrasi.

3. Tekstur

Tekstur air ketuban sangat encer dan cenderung terus keluar tanpa henti jika kantung ketuban telah pecah. Alirannya bisa berupa rembesan perlahan atau semburan yang tiba-tiba dalam jumlah banyak.

Berbeda dengan air ketuban, urin hanya keluar sesekali dan biasanya berhenti setelah kandung kemih kosong. Setelah itu, tidak akan ada aliran tambahan kecuali Moms kembali merasa ingin buang air kecil.

Baca juga: Penyebab Air Ketuban Keruh dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

4. Kondisi Keluarnya Cairan

Air ketuban bisa keluar tanpa adanya sensasi ingin buang air kecil. Rembesan atau semburan dapat terjadi saat Moms sedang duduk, berdiri, atau bahkan saat tidur, dan tidak dapat dikontrol secara sadar.

Sebaliknya, air kencing biasanya keluar karena dorongan dari dalam kandung kemih, dan sering kali Moms menyadari keinginan untuk pipis sebelum cairan keluar. Kadang, karena tekanan janin, urin bisa keluar tiba-tiba saat tertawa, bersin, atau batuk.

5. Konsistensi

Air ketuban tidak terasa lengket di kulit dan cenderung meninggalkan bekas basah pada pakaian dalam yang tidak cepat mengering. Cairan ini juga sering kali merembes terus-menerus tanpa disadari.

Sedangkan urin terasa lebih hangat saat keluar dan lebih cepat mengering. Bekasnya juga bisa meninggalkan sedikit warna atau bau pada pakaian, berbeda dengan air ketuban yang lebih jernih dan netral.

Baca juga: Air Ketuban Sedikit: Penyebab, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Kapan Harus Waspada?

Jika Moms mencurigai cairan yang keluar adalah air ketuban, segera hubungi dokter atau bidan. Pecahnya air ketuban, terutama jika terjadi sebelum waktu persalinan, bisa meningkatkan risiko infeksi, lahir prematur, atau kondisi medis lainnya yang perlu segera ditangani.

Beberapa tanda air ketuban bocor atau pecah yang patut diwaspadai:

  • Cairan keluar tanpa kontrol

  • Cairan terus menetes, bukan hanya sekali

  • Cairan bening atau kehijauan

  • Tidak berbau atau sedikit manis

  • Tidak bisa dihentikan seperti menahan buang air kecil

Untuk memastikan, dokter mungkin akan melakukan tes dengan kertas lakmus, pemeriksaan pH, atau USG.

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care

Tips untuk Moms yang Bingung Membedakan

  • Gunakan pembalut tanpa parfum, lalu periksa warna dan bau cairan yang tertampung.

  • Perhatikan apakah cairan terus keluar saat berpindah posisi atau saat istirahat.

  • Cobalah menahan diri seolah-olah ingin menahan pipis. Jika masih keluar cairan, kemungkinan besar itu air ketuban.

Membedakan antara air ketuban dan air kencing memang tidak selalu mudah, apalagi saat usia kehamilan semakin besar. Namun, mengenali ciri-cirinya bisa membantu Moms membuat keputusan yang tepat, terutama jika ada risiko kebocoran air ketuban. Jika ragu, sebaiknya segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat agar kondisi janin dan Moms tetap aman.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Ketahuilah 5 Jamu yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Ketahuilah 5 Jamu yang Dilarang Untuk Ibu Hamil

Admin
11 Dec 2025

Setiap ibu hamil harus mengetahui jamu yang dilarang untuk ibu hamil. Pasalnya, jamu adalah salah satu minuman tradisional kesehatan yang banyak dikonsumsi untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan. Obat herbal ini…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Apa Itu Pregnancy Nose? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Pregnancy Nose? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Hamzah
10 Dec 2025

Selama masa kehamilan, tubuh Moms mengalami berbagai perubahan yang sering kali mengejutkan. Salah satu perubahan yang mungkin belum banyak diketahui adalah pregnancy nose. Istilah ini merujuk pada perubahan bentuk atau…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Oksitosin: Hormon Cinta dan Perannya dalam Tubuh

Hamzah
09 Dec 2025

Oksitosin sering disebut sebagai “hormon cinta” karena perannya dalam ikatan emosional dan interaksi sosial. Namun, hormon ini memiliki fungsi lebih dari sekadar memengaruhi perasaan. Oksitosin adalah hormon penting yang membantu…

Selengkapnya