Semua Artikel

Sepsis Neonatal, Infeksi Berbahaya pada Bayi Baru Lahir

Hamzah
10 Mar 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Sepsis Neonatal, Infeksi Berbahaya pada Bayi Baru Lahir

Sepsis neonatal adalah kondisi serius yang terjadi ketika infeksi menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir, menyebabkan respons imun yang berlebihan. Infeksi ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Sepsis pada bayi umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke dalam aliran darah, baik saat persalinan maupun setelah lahir. Gejalanya bervariasi, […]

Sepsis neonatal adalah kondisi serius yang terjadi ketika infeksi menyebar ke seluruh tubuh bayi baru lahir, menyebabkan respons imun yang berlebihan. Infeksi ini bisa berakibat fatal jika tidak ditangani dengan cepat. Sepsis pada bayi umumnya disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang masuk ke dalam aliran darah, baik saat persalinan maupun setelah lahir. Gejalanya bervariasi, termasuk demam, kesulitan bernapas, perubahan warna kulit, dan gangguan makan. Oleh karena itu, sangat penting bagi Moms untuk mengenali tanda-tanda sepsis neonatal agar dapat segera mencari bantuan medis.

Apa Itu Sepsis Neonatal?

Sepsis neonatal adalah infeksi sistemik yang terjadi pada bayi dalam 28 hari pertama kehidupan. Penyakit ini dikategorikan menjadi dua jenis berdasarkan waktu terjadinya:

1. Sepsis Neonatal Dini (Early-Onset Sepsis, EOS)

  • Terjadi dalam 72 jam pertama setelah lahir.
  • Biasanya disebabkan oleh infeksi dari ibu selama kehamilan atau persalinan, seperti infeksi ketuban atau kelahiran prematur.
  • Bakteri penyebab umum: Group B Streptococcus (GBS) dan Escherichia coli (E. coli).

2. Sepsis Neonatal Lambat (Late-Onset Sepsis, LOS)

  • Terjadi setelah 72 jam kelahiran hingga usia 28 hari.
  • Sumber infeksi bisa berasal dari lingkungan sekitar, seperti peralatan medis di rumah sakit atau interaksi dengan orang yang terinfeksi.
  • Bakteri penyebab umum: Staphylococcus aureus dan Klebsiella pneumoniae.

Penyebab Sepsis Neonatal

Sepsis Neonatal

Sumber gambar: Freepik

Sepsis neonatal umumnya disebabkan oleh bakteri, meskipun virus dan jamur juga dapat berperan. Beberapa faktor yang meningkatkan risiko sepsis neonatal meliputi:

  • Persalinan prematur (bayi dengan sistem imun yang belum matang lebih rentan terhadap infeksi).
  • Ketuban pecah dini (pecahnya ketuban lebih dari 18 jam sebelum persalinan dapat meningkatkan risiko infeksi).
  • Infeksi maternal (ibu dengan infeksi saluran kemih atau infeksi cairan ketuban saat hamil dapat menularkan bakteri ke bayi).
  • Prosedur medis invasif (seperti pemasangan kateter atau ventilator yang dapat menjadi jalur masuk bakteri).
  • Lingkungan rumah sakit (infeksi dapat menyebar melalui peralatan medis atau tenaga kesehatan yang tidak menjaga kebersihan).

Gejala Sepsis Neonatal

Gejala sepsis neonatal bisa bervariasi, tetapi beberapa tanda umum yang perlu Moms waspadai meliputi:

  • Perubahan suhu tubuh (demam atau hipotermia).
  • Kesulitan bernapas (napas cepat, tersengal-sengal, atau berhenti bernapas sesaat).
  • Warna kulit abnormal (pucat, kebiruan, atau bercak merah).
  • Gangguan makan (bayi tidak mau menyusu atau muntah terus-menerus).
  • Lemas dan kurang responsif (bayi tampak lesu dan kurang aktif).
  • Gangguan pencernaan (diare atau perut kembung).
  • Penurunan detak jantung atau tekanan darah rendah.

Jika Moms melihat tanda-tanda ini pada bayi, segera bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.

Baca juga: Berat Badan Bayi Normal: Panduan Lengkap untuk Moms dalam Memantau Perkembangan Si Kecil

Pencegahan Sepsis Neonatal

Bayi baru lahir

Sumber gambar: Freepik

Moms dapat membantu mengurangi risiko sepsis neonatal dengan beberapa langkah pencegahan berikut:

1. Pemeriksaan Kehamilan Rutin

Pemeriksaan kehamilan secara teratur sangat penting untuk memastikan kesehatan ibu dan bayi tetap optimal. Melalui kontrol prenatal yang rutin, dokter dapat mendeteksi infeksi atau kondisi lain yang berpotensi meningkatkan risiko sepsis neonatal.

Beberapa infeksi yang bisa berdampak pada bayi, seperti infeksi saluran kemih, infeksi virus, atau bakteri tertentu, dapat dicegah dan diobati lebih dini jika terdeteksi selama kehamilan. Selain itu, pemeriksaan berkala juga memungkinkan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dan memastikan bahwa persalinan nantinya berlangsung dalam kondisi yang aman.

Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care

2. Tes dan Pengobatan Infeksi Maternal

Jika Moms memiliki infeksi tertentu selama kehamilan, seperti Group B Streptococcus (GBS), sangat penting untuk melakukan tes dan mendapatkan pengobatan yang tepat. GBS adalah bakteri umum yang dapat ditemukan di saluran reproduksi wanita tanpa menimbulkan gejala pada ibu, tetapi dapat membahayakan bayi saat persalinan.

Jika hasil tes menunjukkan keberadaan GBS, dokter biasanya akan memberikan antibiotik intravena selama proses persalinan untuk mencegah penularan ke bayi. Selain GBS, infeksi lain seperti klamidia, gonore, atau infeksi saluran kemih juga perlu didiagnosis dan diobati untuk mengurangi risiko komplikasi setelah kelahiran.

3. Persalinan yang Higienis

Kondisi persalinan yang bersih dan higienis sangat penting dalam mencegah sepsis neonatal. Persalinan yang dilakukan di fasilitas medis yang steril dan dengan pengawasan tenaga kesehatan yang berpengalaman dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Jika Moms memilih untuk melahirkan di rumah, pastikan lingkungan dan alat yang digunakan benar-benar steril. Selain itu, prosedur seperti pecah ketuban dini atau penggunaan alat medis seperti forceps harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak meningkatkan risiko infeksi pada bayi yang baru lahir.

4. Menyusui Eksklusif

Pemberian ASI eksklusif merupakan salah satu cara alami untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi. ASI mengandung antibodi, enzim, dan nutrisi penting yang dapat membantu melindungi bayi dari berbagai infeksi bakteri dan virus, termasuk penyebab sepsis neonatal.

Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif memiliki sistem imun yang lebih kuat dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapatkan ASI. Selain itu, menyusui juga membantu membangun flora usus yang sehat, yang berperan dalam mencegah pertumbuhan bakteri patogen di dalam tubuh bayi.

Baca juga: Moms, Jangan Khawatir! Ini Cara Mengatasi Masalah ASI Sedikit dengan Tepat

5. Menjaga Kebersihan

Kebersihan yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran kuman yang dapat menyebabkan infeksi pada bayi baru lahir. Cuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh bayi, terutama setelah mengganti popok, setelah menggunakan toilet, atau setelah bersentuhan dengan benda kotor.

Pastikan juga lingkungan tempat tinggal bersih, termasuk tempat tidur bayi, botol susu, dan pakaian bayi. Selain itu, orang-orang yang sering berinteraksi dengan bayi juga harus menjaga kebersihan tangan dan menghindari menyentuh bayi jika sedang sakit atau memiliki infeksi.

6. Batasi Kontak dengan Orang Sakit

Sistem kekebalan tubuh bayi yang baru lahir masih sangat rentan terhadap infeksi, sehingga penting untuk membatasi kontak dengan orang yang sedang sakit. Hindari membawa bayi ke tempat ramai seperti pusat perbelanjaan, rumah sakit, atau acara keluarga besar, terutama dalam beberapa minggu pertama setelah kelahiran.

Jika ada anggota keluarga yang sedang mengalami batuk, pilek, atau infeksi lainnya, sebaiknya mereka tidak bersentuhan langsung dengan bayi sampai benar-benar sembuh.

Sepsis neonatal adalah infeksi serius yang dapat mengancam nyawa bayi baru lahir. Infeksi ini dapat terjadi sejak dalam kandungan atau setelah lahir akibat paparan bakteri, virus, atau jamur. Gejalanya beragam, mulai dari demam, kesulitan bernapas, perubahan warna kulit, hingga gangguan makan.

Diagnosis dini dan penanganan yang cepat sangat penting untuk meningkatkan peluang kesembuhan bayi. Pengobatan sepsis neonatal melibatkan pemberian antibiotik, terapi cairan, serta perawatan intensif di NICU. Untuk mencegah infeksi ini, Moms disarankan untuk menjalani pemeriksaan kehamilan rutin, menjaga kebersihan, dan memberikan ASI eksklusif bagi bayi. Jika ada tanda-tanda sepsis pada bayi, segera cari bantuan medis agar infeksi tidak berkembang menjadi kondisi yang lebih parah.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya