Gangguan menstruasi bisa dialami oleh banyak perempuan di berbagai usia, mulai dari remaja hingga usia menopause. Namun, tak semua Moms sadar bahwa pola haid yang tidak teratur, perdarahan berlebihan, atau bahkan tidak haid sama sekali bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Memahami jenis-jenis gangguan menstruasi serta apa saja penyebabnya menjadi langkah awal […]
Gangguan menstruasi bisa dialami oleh banyak perempuan di berbagai usia, mulai dari remaja hingga usia menopause. Namun, tak semua Moms sadar bahwa pola haid yang tidak teratur, perdarahan berlebihan, atau bahkan tidak haid sama sekali bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang lebih serius. Memahami jenis-jenis gangguan menstruasi serta apa saja penyebabnya menjadi langkah awal untuk mengambil tindakan medis yang tepat. Yuk, kenali lebih jauh tentang kondisi ini dan apa yang bisa Moms lakukan jika mengalaminya.
Gangguan menstruasi adalah kondisi ketika siklus haid seorang perempuan berubah dari pola normalnya. Siklus menstruasi biasanya terjadi setiap 21 hingga 35 hari dan berlangsung selama 3–7 hari. Ketika terjadi penyimpangan dari durasi, volume darah, atau nyeri berlebihan yang mengganggu aktivitas sehari-hari, itu bisa jadi indikasi gangguan menstruasi.
Gangguan ini bisa bersifat sementara maupun kronis, dan perlu ditangani tergantung pada penyebab serta dampaknya terhadap kualitas hidup dan kesuburan seorang perempuan.
Jenis-Jenis Gangguan Menstruasi

Sumber gambar: iStock
Gangguan menstruasi tidak hanya sebatas keterlambatan haid. Berikut adalah beberapa jenis gangguan yang umum terjadi:
1. Amenore
Amenore merupakan kondisi di mana perempuan tidak mengalami menstruasi sama sekali. Gangguan ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer terjadi ketika seorang perempuan belum mengalami haid hingga usia 15 atau 16 tahun, sedangkan amenore sekunder terjadi jika siklus menstruasi berhenti selama tiga bulan berturut-turut pada perempuan yang sebelumnya mengalami haid secara normal.
Penyebab amenore cukup beragam, mulai dari kelainan hormonal, stres berat, pola makan tidak sehat, hingga gangguan pada organ reproduksi seperti ovarium atau rahim. Jika Moms mengalami kondisi ini, sebaiknya segera dilakukan pemeriksaan medis untuk mengetahui penyebab pastinya dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Makanan Pelancar Menstruasi: 6 Pilihan Terbaik untuk Siklus yang Lancar dan Sehat
2. Oligomenore
Oligomenore adalah gangguan menstruasi yang ditandai dengan siklus haid yang jarang, biasanya lebih dari 35 hari sekali. Kondisi ini sering kali berkaitan dengan gangguan hormon atau adanya sindrom ovarium polikistik (PCOS), yang menyebabkan gangguan ovulasi.
Selain itu, penurunan berat badan yang ekstrem atau olahraga berlebihan juga dapat memicu terjadinya oligomenore. Apabila Moms menyadari siklus menstruasi menjadi tidak teratur atau terlalu jarang, penting untuk segera memeriksakan kondisi tersebut agar dapat dilakukan evaluasi fungsi hormon dan sistem reproduksi.
3. Menoragia
Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang sangat banyak atau berlangsung lebih dari tujuh hari. Salah satu tanda yang bisa dikenali adalah jika Moms harus mengganti pembalut setiap jam selama beberapa jam berturut-turut karena aliran darah yang sangat deras.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh gangguan hormon, fibroid rahim, atau gangguan pembekuan darah. Menoragia tidak boleh diabaikan karena dapat menyebabkan anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan. Penanganan yang cepat dapat membantu mencegah komplikasi lebih lanjut.
4. Disfungsi Ovulasi
Disfungsi ovulasi terjadi ketika ovarium tidak melepaskan sel telur secara teratur atau bahkan tidak berovulasi sama sekali. Akibatnya, siklus haid menjadi tidak teratur, dan dalam beberapa kasus, bisa berhenti sama sekali.
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti stres, kelelahan, gangguan tiroid, hingga sindrom PCOS. Bila Moms mengalami haid tidak teratur disertai kesulitan hamil, penting untuk mengecek apakah ada masalah dengan proses ovulasi.
Baca juga: Haid Tidak Teratur: Memahami Penyebab dan Solusinya
5. Dismenore
Dismenore adalah nyeri hebat saat menstruasi yang bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Rasa sakit ini bisa dirasakan di perut bagian bawah, punggung, hingga menjalar ke paha, dan terkadang disertai mual atau diare.
Penyebab utama dismenore bisa berasal dari kontraksi rahim yang terlalu kuat atau kondisi medis tertentu seperti endometriosis atau fibroid rahim. Jika Moms merasa nyeri haid tak tertahankan setiap bulan, jangan ragu untuk berkonsultasi agar mendapatkan penanganan yang lebih efektif.
6. Polimenore
Polimenore adalah kondisi ketika siklus menstruasi terjadi terlalu sering, yakni dengan interval kurang dari 21 hari. Ini berarti Moms bisa mengalami menstruasi dua kali dalam sebulan, yang tentu saja bisa mengganggu kenyamanan dan aktivitas harian.
Gangguan ini umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron, terutama pada masa pubertas atau menjelang menopause. Pemeriksaan hormon dan USG panggul dapat membantu menentukan penyebab polimenore dan cara mengatasinya secara tepat.
Penyebab Gangguan Menstruasi

Sumber gambar: iStock
Beberapa faktor dapat memengaruhi siklus menstruasi seorang perempuan. Berikut ini adalah penyebab paling umum yang perlu diketahui:
1. Ketidakseimbangan Hormon
Siklus menstruasi sangat bergantung pada kerja hormon estrogen dan progesteron. Ketika kadar hormon ini terganggu, misalnya saat pubertas, perimenopause, atau akibat sindrom ovarium polikistik (PCOS), maka menstruasi bisa menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti sementara.
Ketidakseimbangan hormon juga bisa disebabkan oleh gangguan fungsi kelenjar tiroid atau hiperprolaktinemia. Jika Moms mengalami siklus haid yang tidak menentu disertai gejala lain seperti jerawat berlebihan atau rambut rontok, ada baiknya melakukan pemeriksaan kadar hormon secara menyeluruh.
2. Stres
Stres berat menjadi salah satu penyebab umum terganggunya siklus menstruasi. Saat Moms mengalami tekanan emosional atau fisik yang tinggi, kerja hipotalamus di otak yang berfungsi mengatur hormon reproduksi dapat terhambat. Akibatnya, ovulasi terganggu dan menstruasi menjadi tidak lancar.
Kondisi ini bisa bersifat sementara, tetapi jika stres berkepanjangan tidak ditangani dengan baik, maka gangguan haid dapat terjadi secara terus-menerus. Menjaga kesehatan mental melalui relaksasi, olahraga ringan, atau berkonsultasi dengan ahli adalah langkah penting dalam menjaga keteraturan siklus menstruasi.
Baca juga: Stress dan Gangguan Kesuburan: Apa yang Perlu Moms dan Dads Ketahui?
3. Masalah Berat Badan
Perubahan berat badan yang ekstrem, baik penurunan maupun peningkatan secara drastis, dapat mengganggu keseimbangan hormon tubuh. Gangguan makan seperti anoreksia atau bulimia menyebabkan kekurangan lemak tubuh, yang dibutuhkan untuk memproduksi hormon estrogen secara normal.
Sebaliknya, obesitas juga berdampak pada peningkatan produksi estrogen berlebih, yang bisa mengacaukan siklus haid. Maka dari itu, menjaga berat badan ideal melalui pola makan sehat dan aktivitas fisik teratur penting bagi Moms yang ingin memiliki siklus menstruasi yang seimbang.
Baca juga: Obesitas dan Infertilitas: Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Kesuburan
4. Kondisi Medis
Beberapa kondisi medis seperti gangguan tiroid, diabetes, endometriosis, hingga fibroid rahim dapat menjadi penyebab gangguan menstruasi. Misalnya, hipotiroidisme dapat memperlambat metabolisme tubuh dan berdampak pada keteraturan siklus haid.
Sementara itu, endometriosis atau pertumbuhan jaringan rahim di luar rahim, dapat menimbulkan nyeri hebat dan perdarahan berlebihan selama menstruasi. Jika Moms merasakan gejala yang tidak biasa saat haid, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter kandungan guna mencari tahu penyebab pastinya.
5. Kontrasepsi Hormonal
Penggunaan alat kontrasepsi hormonal seperti pil KB, suntik, atau IUD hormonal dapat memengaruhi pola menstruasi. Di awal pemakaian, Moms mungkin mengalami bercak ringan atau bahkan tidak haid sama sekali karena tubuh sedang menyesuaikan diri dengan kadar hormon buatan.
Walaupun umumnya aman, efek ini bisa membingungkan bagi sebagian perempuan. Bila pola haid tidak kembali normal setelah beberapa bulan penggunaan, ada baiknya mengevaluasi jenis kontrasepsi yang digunakan bersama tenaga medis profesional.
6. Gaya Hidup
Gaya hidup yang kurang sehat, seperti olahraga berlebihan, pola makan tidak seimbang, atau kurang tidur kronis, juga dapat memicu gangguan pada siklus menstruasi. Tubuh yang kekurangan nutrisi atau kelelahan berat bisa menyebabkan tubuh menghentikan ovulasi sebagai bentuk perlindungan alami.
Untuk menjaga kestabilan haid, Moms perlu memastikan bahwa tubuh mendapatkan cukup asupan gizi, istirahat cukup, dan aktivitas fisik yang teratur namun tidak berlebihan. Keseimbangan antara aktivitas dan pemulihan sangat berperan dalam menjaga fungsi reproduksi tetap optimal.
Baca juga: 8 Jenis Olahraga Agar Cepat Hamil yang Bisa Dicoba!
Dampaknya Terhadap Kesehatan Reproduksi
Gangguan menstruasi tak hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga bisa menjadi indikator adanya masalah pada sistem reproduksi. Jika tidak ditangani, beberapa kondisi seperti amenore atau disfungsi ovulasi bisa berdampak pada kesuburan Moms. Selain itu, gangguan seperti menoragia bisa menyebabkan anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan.
Gangguan menstruasi adalah hal yang cukup umum, tetapi bukan berarti bisa diabaikan. Mengenali jenis dan penyebabnya bisa membantu Moms memahami tubuh sendiri dan tahu kapan harus mencari pertolongan medis. Menstruasi yang sehat adalah tanda keseimbangan hormonal dan sistem reproduksi yang berfungsi optimal, dan gangguan apa pun bisa jadi pertanda penting yang perlu diperhatikan sejak dini.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “Abnormal Menstruation (Periods)”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.
- Medscape. “Menstrual Disorders”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.
- PubMed. “Abnormal uterine bleeding”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.
- Mayo Clinic. “Menstrual cycle: What’s normal, what’s not”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.