Kanker kandung kemih sering kali terdeteksi pada tahap awal, namun tetap berpotensi kembali setelah pengobatan. Memahami penyebab, gejala, dan pilihan penanganannya sangat penting agar Moms dan Dads dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila menghadapi kondisi ini. Yuk, kenali lebih dalam apa saja pemicu kanker kandung kemih, bagaimana gejalanya, dan apa saja opsi pengobatannya. […]
Kanker kandung kemih sering kali terdeteksi pada tahap awal, namun tetap berpotensi kembali setelah pengobatan. Memahami penyebab, gejala, dan pilihan penanganannya sangat penting agar Moms dan Dads dapat mengambil keputusan yang cepat dan tepat bila menghadapi kondisi ini. Yuk, kenali lebih dalam apa saja pemicu kanker kandung kemih, bagaimana gejalanya, dan apa saja opsi pengobatannya.
Apa Itu Kanker Kandung Kemih?
Kanker kandung kemih terjadi ketika sel-sel di lapisan dalam kandung kemih tumbuh secara abnormal dan tidak terkendali. Kandung kemih sendiri adalah organ berongga di bagian bawah perut yang berfungsi menyimpan urin sebelum dikeluarkan dari tubuh.
Sebagian besar kanker kandung kemih berjenis urotelial atau transitional cell carcinoma, yang dimulai dari sel-sel di lapisan dalam kandung kemih. Meski bisa menyerang siapa saja, kondisi ini lebih sering terjadi pada pria usia lanjut, terutama yang memiliki riwayat merokok atau terpapar bahan kimia tertentu dalam jangka panjang.
Penyebab Kanker Kandung Kemih

Sumber gambar: iStock
Penyebab pasti kanker kandung kemih belum sepenuhnya diketahui, namun beberapa faktor risiko diketahui dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker ini.
1. Merokok
Merokok adalah faktor risiko utama dalam kasus kanker kandung kemih. Zat kimia berbahaya dalam asap rokok masuk ke dalam aliran darah, disaring oleh ginjal, dan dikeluarkan melalui urin. Ketika zat ini bertahan di kandung kemih, lapisan dalamnya bisa mengalami iritasi kronis, yang memicu mutasi sel dan berujung pada pembentukan sel kanker.
Baca juga: Dampak Merokok terhadap Kesuburan Pria dan Wanita
2. Paparan Bahan Kimia Industri
Individu yang bekerja di lingkungan industri seperti tekstil, logam, kulit, atau cat memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker kandung kemih akibat paparan zat kimia seperti anilin, arsenik, dan amina aromatik. Zat-zat ini bisa masuk ke tubuh melalui pernapasan atau kontak kulit, kemudian dibuang melalui urin dan berpotensi mengiritasi lapisan kandung kemih.
3. Radiasi dan Obat Kemoterapi Tertentu
Terapi radiasi pada area panggul untuk mengobati kanker lain bisa meningkatkan risiko kanker kandung kemih di kemudian hari. Selain itu, obat kemoterapi tertentu seperti cyclophosphamide juga diketahui memiliki efek samping berupa iritasi kandung kemih yang dapat memicu kanker.
Baca juga: Apakah Efek Kemoterapi Dapat Mengganggu Kesuburan?
4. Infeksi Kandung Kemih Kronis
Infeksi saluran kemih yang berulang, penggunaan kateter urin dalam jangka panjang, atau infeksi parasit seperti schistosomiasis dapat menyebabkan iritasi berkepanjangan pada kandung kemih. Kondisi ini bisa menyebabkan perubahan sel normal menjadi abnormal, yang meningkatkan risiko kanker.
5. Faktor Usia dan Jenis Kelamin
Risiko kanker kandung kemih meningkat secara signifikan seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun. Pria tercatat memiliki risiko tiga hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan wanita dalam mengembangkan jenis kanker ini.
Gejala Kanker Kandung Kemih

Sumber gambar: iStock
Moms dan Dads, mengenali gejala sejak awal bisa membantu meningkatkan peluang kesembuhan. Gejala kanker kandung kemih bisa mirip dengan infeksi saluran kemih, sehingga penting untuk melakukan pemeriksaan jika mengalami tanda-tanda berikut:
1. Darah dalam Urin (Hematuria)
Gejala paling umum dari kanker kandung kemih adalah hematuria atau darah dalam urin. Warna urin bisa tampak kemerahan, oranye, atau gelap seperti teh, tergantung jumlah darah yang keluar. Dalam beberapa kasus, darah tidak tampak secara kasat mata dan hanya bisa dideteksi lewat pemeriksaan laboratorium.
2. Nyeri atau Sensasi Terbakar Saat Buang Air Kecil
Rasa nyeri atau terbakar saat berkemih sering disalahartikan sebagai infeksi saluran kemih biasa. Namun bila gejala ini terus berulang atau tidak membaik dengan pengobatan, bisa jadi merupakan tanda adanya iritasi atau pertumbuhan sel abnormal pada kandung kemih.
Baca juga: Nyeri Saat Buat Air Kecil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
3. Sering Buang Air Kecil
Kebutuhan untuk sering buang air kecil, terutama di malam hari, bisa menjadi gejala awal kanker kandung kemih. Biasanya disertai dengan sensasi ingin buang air meskipun kandung kemih belum penuh atau tidak mengeluarkan banyak urin.
4. Nyeri di Punggung Bawah atau Pinggang
Nyeri di punggung bagian bawah, panggul, atau pinggang bisa menjadi tanda bahwa kanker kandung kemih telah menyebar ke jaringan sekitarnya. Meski tidak selalu terjadi pada tahap awal, rasa nyeri ini perlu mendapat perhatian serius, terutama jika disertai gejala lain seperti hematuria atau gangguan berkemih.
Pengobatan Kanker Kandung Kemih

Sumber gambar: iStock
Jenis pengobatan sangat tergantung pada stadium kanker, ukuran tumor, dan kesehatan secara keseluruhan. Berikut beberapa metode penanganannya:
1. Transurethral Resection of Bladder Tumor (TURBT)
Untuk kanker kandung kemih yang masih berada pada lapisan dalam (non-muscle invasive), dokter biasanya merekomendasikan prosedur TURBT. Prosedur ini dilakukan tanpa sayatan, dengan memasukkan alat melalui uretra untuk mengangkat jaringan tumor dari dalam kandung kemih.
2. Sistsektomi Parsial atau Total
Jika kanker telah menyebar ke lapisan otot kandung kemih, tindakan pembedahan yang lebih besar seperti sistsektomi mungkin diperlukan. Pada sistsektomi parsial, hanya sebagian kandung kemih yang diangkat. Sedangkan pada sistsektomi total, seluruh kandung kemih harus diangkat dan dibuatkan saluran baru untuk pembuangan urin.
3. Kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai terapi neoadjuvan (sebelum operasi) untuk mengecilkan tumor atau adjuvan (setelah operasi) guna membunuh sisa sel kanker. Untuk kanker stadium awal, kemoterapi intravesikal—yang disuntikkan langsung ke dalam kandung kemih, juga bisa menjadi pilihan.
4. Imunoterapi
Pada kanker kandung kemih non-invasif, imunoterapi menggunakan BCG (Bacillus Calmette-Guérin) adalah salah satu metode yang sering digunakan. BCG dimasukkan langsung ke kandung kemih melalui kateter untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar menyerang sel kanker.
Baca juga: Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Hamil
5. Radioterapi
Radioterapi bisa digunakan sebagai alternatif tindakan bedah, terutama untuk pasien yang tidak memungkinkan menjalani operasi. Kadang radioterapi juga dikombinasikan dengan kemoterapi sebagai bagian dari pendekatan terapi gabungan (chemoradiation).
Pencegahan dan Gaya Hidup
Moms dan Dads bisa menurunkan risiko kanker kandung kemih dengan:
-
Berhenti merokok
-
Hindari paparan bahan kimia berbahaya
-
Perbanyak konsumsi air putih
-
Jalani pola makan sehat dan rutin olahraga
-
Lakukan pemeriksaan rutin jika memiliki riwayat medis berisiko tinggi
Baca juga: 8 Jenis Olahraga Agar Cepat Hamil yang Bisa Dicoba!
Kanker kandung kemih memang bisa membayangi siapa saja, namun deteksi dini dan penanganan tepat dapat meningkatkan harapan hidup secara signifikan. Jangan abaikan gejala seperti darah dalam urin atau nyeri saat buang air kecil. Dengan informasi yang cukup dan langkah pencegahan yang tepat, Moms dan Dads bisa melindungi diri serta orang tercinta dari risiko penyakit ini.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Mayo Clinic. “Bladder cancer – Symptoms and Causes”. Tanggal Akses 22 Mei 2025.
- National Cancer Institute. “Bladder Cancer”. Tanggal Akses 22 Mei 2025.
- Cleveland Clinic. “Bladder Cancer”. Tanggal Akses 22 Mei 2025.