Sunat atau sirkumsisi adalah prosedur medis yang umum dilakukan pada pria di berbagai belahan dunia, baik untuk alasan kesehatan, agama, maupun budaya. Banyak yang bertanya apakah sunat dapat mempengaruhi kesuburan pria. Berdasarkan berbagai penelitian medis, sunat tidak memiliki dampak negatif terhadap kesuburan pria. Justru, dalam beberapa kasus, sunat dapat membantu menjaga kesehatan organ reproduksi dan mengurangi risiko infeksi yang berpotensi mempengaruhi kesuburan.
Pengaruh Sunat Terhadap Kesuburan Pria
Secara medis, sunat tidak berhubungan langsung dengan produksi sperma atau fungsi organ reproduksi pria. Kesuburan pria terutama ditentukan oleh:
- Kesehatan testis, yang bertanggung jawab dalam produksi sperma dan hormon testosteron.
- Saluran reproduksi yang sehat, termasuk epididimis, vas deferens, dan kelenjar prostat.
- Gaya hidup dan faktor eksternal, seperti pola makan, olahraga, kebiasaan merokok, dan paparan zat berbahaya.
Sunat hanya mempengaruhi bagian kulit luar penis (kulup) tanpa mengubah sistem reproduksi internal. Oleh karena itu, prosedur ini tidak berdampak pada produksi sperma atau kesuburan pria.
Manfaat Sunat Bagi Kesehatan Reproduksi
Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terhadap beberapa masalah kesehatan yang berkaitan dengan sistem reproduksi. Selain alasan agama dan budaya, banyak orang memilih sunat karena manfaat kesehatannya, terutama dalam mencegah infeksi dan meningkatkan kebersihan.
1. Mengurangi Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi organ reproduksi pria jika terjadi secara berulang atau tidak diobati dengan baik. Pria yang tidak disunat memiliki risiko lebih tinggi terkena ISK karena adanya lipatan kulit kulup yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri.
Ketika bakteri ini masuk ke dalam saluran kemih, dapat terjadi infeksi yang menimbulkan gejala seperti nyeri saat buang air kecil, demam, serta ketidaknyamanan di area genital. Jika tidak ditangani dengan baik, infeksi ini dapat menyebar ke organ reproduksi lainnya dan berpotensi mengganggu kesuburan. Dengan melakukan sunat, risiko ISK bisa berkurang secara signifikan karena kebersihan penis lebih mudah dijaga, sehingga bakteri tidak mudah berkembang biak.
2. Menurunkan Risiko Penyakit Menular Seksual (PMS)
Sunat juga dikaitkan dengan penurunan risiko tertular berbagai jenis penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV, herpes, dan human papillomavirus (HPV). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria yang disunat memiliki risiko lebih rendah terhadap infeksi menular seksual dibandingkan pria yang tidak disunat.
Salah satu alasan utamanya adalah karena kulit kulup dapat menjadi tempat penumpukan bakteri dan virus yang menyebabkan PMS. Selain itu, luka kecil yang sering terjadi pada kulup selama aktivitas seksual juga bisa menjadi pintu masuk bagi infeksi. Dengan melakukan sunat, risiko ini dapat diminimalkan karena area genital menjadi lebih bersih dan tidak mudah terinfeksi. Meskipun demikian, tetap penting bagi pria yang telah disunat untuk menggunakan perlindungan seperti kondom dan menjaga kebersihan agar tetap terhindar dari PMS.
Baca juga: 8 Penyakit Kelamin Pria: Jenis, Gejala, dan Pencegahan
3. Mencegah Balanitis dan Fimosis
Balanitis adalah peradangan pada kepala penis yang sering terjadi akibat infeksi atau iritasi karena kebersihan yang kurang terjaga. Kondisi ini lebih umum terjadi pada pria yang tidak disunat karena bakteri dan jamur lebih mudah berkembang di bawah kulit kulup. Selain itu, pria yang tidak disunat juga lebih rentan mengalami fimosis, yaitu kondisi di mana kulup terlalu ketat sehingga tidak dapat ditarik ke belakang untuk membersihkan kepala penis dengan baik.
Fimosis dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri saat berhubungan seksual, hingga meningkatkan risiko infeksi yang lebih serius. Sunat dapat mencegah kedua kondisi ini dengan menghilangkan kulit kulup, sehingga kebersihan area genital lebih mudah dijaga dan risiko peradangan berkurang.
4. Meningkatkan Kebersihan dan Kesehatan Penis
Kebersihan penis adalah faktor penting dalam menjaga kesehatan reproduksi pria. Pada pria yang tidak disunat, kotoran dan sel kulit mati dapat terperangkap di bawah kulit kulup, membentuk smegma yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri dan menyebabkan bau tidak sedap. Jika tidak dibersihkan dengan baik, kondisi ini dapat menyebabkan infeksi dan iritasi pada area genital.
Sunat membuat proses membersihkan penis menjadi lebih mudah dan efektif, sehingga mengurangi risiko infeksi bakteri dan masalah kesehatan lainnya. Dengan menjaga kebersihan yang lebih baik, pria yang disunat cenderung memiliki risiko lebih rendah terhadap berbagai gangguan reproduksi yang dapat berdampak pada kesehatan jangka panjang.
Baca juga: Tak Cuma Wanita, Ini Tips Promil untuk Pria Tingkatkan Peluang Kehamilan!
Mitos Seputar Sunat dan Kesuburan
Beberapa mitos yang beredar di masyarakat mengenai sunat dan kesuburan antara lain:
-
Mitos: Sunat menyebabkan disfungsi ereksi.
Fakta: Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sunat memengaruhi kemampuan pria untuk mendapatkan atau mempertahankan ereksi. -
Mitos: Sunat mengurangi sensitivitas penis secara drastis.
Fakta: Beberapa pria melaporkan sedikit perubahan sensitivitas, tetapi ini tidak berpengaruh pada performa seksual atau kepuasan. -
Mitos: Sunat membuat pria lebih sulit membuahi pasangan.
Fakta: Sunat tidak memengaruhi jumlah, kualitas, atau pergerakan sperma yang berperan dalam pembuahan.
Baca juga: Masa Subur Pria: Memahami Kesuburan dan Faktor yang Mempengaruhinya
Sunat tidak berpengaruh pada kesuburan pria. Prosedur ini hanya melibatkan pengangkatan kulit kulup dan tidak memengaruhi fungsi organ reproduksi pria. Justru, sunat dapat memberikan manfaat kesehatan seperti mengurangi risiko infeksi, penyakit menular seksual, dan gangguan pada penis. Dengan menjaga pola hidup sehat, menghindari faktor risiko, dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, pria dapat menjaga kesuburan mereka dengan optimal.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Chennai Circumcision Clinic. “Does Circumcision Affect Fertility or Sexual Pleasure?”. Diakses pada 28 Februari 2025.
- Cleveland Clinic. “Circumcision”. Diakses pada 28 Februari 2025.
- Mayo Clinic. “Circumcision”. Diakses pada 28 Februari 2025.
- WebMD. “Circumcision”. Diakses pada 28 Februari 2025.