Asam urat tinggi selama kehamilan dapat menjadi tanda adanya gangguan kesehatan yang perlu Moms waspadai. Meskipun asam urat sering dikaitkan dengan penyakit gout, kadar asam urat yang meningkat selama kehamilan juga bisa berhubungan dengan risiko preeklamsia dan gangguan fungsi ginjal.
Dalam kondisi normal, asam urat akan dikeluarkan melalui urine. Namun, jika produksi asam urat berlebihan atau ginjal tidak mampu membuangnya dengan baik, maka kadar asam urat dalam darah bisa meningkat dan menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Pada ibu hamil, kadar asam urat yang tinggi dapat meningkatkan risiko komplikasi seperti hipertensi gestasional, preeklamsia, dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, kadar asam urat selama kehamilan perlu dipantau dengan baik.
Penyebab Asam Urat Tinggi pada Ibu Hamil
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat selama kehamilan meliputi:
1. Perubahan Fungsi Ginjal
Selama kehamilan, ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring zat-zat sisa dan menjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh ibu serta janin. Namun, jika fungsi ginjal terganggu, misalnya akibat tekanan darah yang tidak stabil atau adanya masalah kesehatan tertentu, pembuangan asam urat menjadi tidak optimal. Akibatnya, kadar asam urat dalam darah bisa meningkat dan berisiko menyebabkan komplikasi kesehatan bagi ibu hamil.
2. Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi Gestasional)
Hipertensi gestasional adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi setelah usia kehamilan 20 minggu. Kondisi ini dapat berdampak pada aliran darah ke ginjal, sehingga mengurangi kemampuan ginjal dalam menyaring limbah termasuk asam urat. Ketika ginjal tidak bekerja dengan baik, asam urat akan menumpuk di dalam darah, yang dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan.
Baca juga: Hipertensi pada Ibu Hamil: Jenis, Penyebab, dan Cara Mengatasinya
3. Preeklamsia
Kadar asam urat yang tinggi sering dikaitkan dengan preeklamsia, yaitu kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan gangguan pada organ seperti ginjal dan hati. Penelitian menunjukkan bahwa peningkatan kadar asam urat bisa menjadi salah satu tanda awal preeklamsia. Preeklamsia tidak hanya membahayakan kesehatan ibu, tetapi juga dapat memengaruhi perkembangan janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, jika ibu hamil mengalami tekanan darah tinggi disertai peningkatan kadar asam urat, penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan yang tepat.
4. Pola Makan Tinggi Purin
Makanan yang kaya akan purin, seperti daging merah, makanan laut, jeroan, serta beberapa jenis kacang-kacangan, dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Jika dikonsumsi secara berlebihan tanpa diimbangi dengan asupan cairan yang cukup, risiko penumpukan asam urat menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, ibu hamil disarankan untuk mengatur pola makan dengan baik, menghindari makanan tinggi purin, dan memperbanyak konsumsi makanan yang membantu mengontrol kadar asam urat, seperti sayuran hijau, buah-buahan, dan makanan tinggi serat.
5. Dehidrasi
Kurangnya asupan cairan selama kehamilan dapat memperburuk fungsi ginjal, sehingga menghambat proses pembuangan asam urat melalui urine. Ketika tubuh kekurangan cairan, konsentrasi asam urat dalam darah akan meningkat, yang dapat menyebabkan nyeri sendi serta komplikasi lainnya. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memastikan kecukupan cairan setiap hari dengan minum air putih yang cukup agar proses detoksifikasi dalam tubuh tetap berjalan dengan baik.
Gejala Asam Urat Tinggi pada Ibu Hamil
Meskipun tidak selalu menunjukkan gejala yang spesifik, kadar asam urat yang tinggi pada ibu hamil dapat menyebabkan beberapa tanda berikut:
- Nyeri sendi, terutama di bagian kaki dan jari-jari
- Pembengkakan di area persendian
- Rasa tidak nyaman atau kaku pada sendi di pagi hari
- Sakit kepala dan peningkatan tekanan darah
- Kelelahan yang berlebihan
Bahaya Asam Urat Tinggi Selama Kehamilan
Kadar asam urat yang tinggi selama kehamilan dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
1. Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kerusakan organ, seperti ginjal dan hati. Asam urat tinggi sering menjadi tanda awal dari kondisi ini. Jika tidak ditangani, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi serius seperti kelahiran prematur atau gangguan pertumbuhan janin.
2. Gangguan Pertumbuhan Janin
Asam urat yang berlebihan dapat mempengaruhi suplai darah ke plasenta, sehingga janin tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi untuk berkembang dengan baik.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
3. Risiko Persalinan Prematur
Ibu hamil dengan kadar asam urat tinggi berisiko lebih besar mengalami persalinan prematur, yang dapat berdampak pada kesehatan dan perkembangan bayi setelah lahir.
4. Gangguan Fungsi Ginjal
Asam urat tinggi dapat membebani ginjal dan menyebabkan penurunan fungsi ginjal selama kehamilan. Jika tidak dikendalikan, kondisi ini dapat memperburuk hipertensi dan memperbesar risiko komplikasi kehamilan.
Cara Mengatasi dan Mencegah Asam Urat Tinggi Saat Hamil
Ada beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menjaga keseimbangan kadar asam urat dalam tubuh agar tetap stabil, yaitu:
1. Menjaga Pola Makan Sehat
Salah satu faktor utama yang memengaruhi kadar asam urat adalah pola makan. Ibu hamil disarankan untuk menghindari makanan tinggi purin yang dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Beberapa makanan yang sebaiknya dikurangi atau dihindari meliputi daging merah seperti sapi dan kambing, makanan laut seperti kerang, udang, dan tuna, serta jeroan seperti hati dan ginjal. Selain itu, minuman manis dan bersoda juga dapat memengaruhi metabolisme tubuh dan memperparah kondisi asam urat tinggi.
Sebagai gantinya, pilih makanan yang lebih sehat dan rendah purin, seperti sayuran hijau yang kaya serat dan antioksidan, buah-buahan seperti jeruk, stroberi, dan apel yang membantu mengurangi peradangan, serta sumber protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan. Konsumsi susu rendah lemak juga dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi tanpa meningkatkan risiko peningkatan asam urat.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
2. Perbanyak Konsumsi Air Putih
Asupan cairan yang cukup sangat penting untuk membantu tubuh mengeluarkan kelebihan asam urat melalui urine. Dengan minum air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari, ginjal dapat bekerja lebih optimal dalam membuang zat sisa metabolisme, termasuk asam urat. Pastikan ibu hamil mengonsumsi minimal 2-3 liter air per hari, terutama jika tidak memiliki masalah kesehatan yang membatasi asupan cairan.
3. Mengontrol Berat Badan
Kelebihan berat badan dapat meningkatkan risiko hiperurisemia, yaitu kondisi di mana kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi. Selain itu, berat badan berlebih juga dapat memperburuk kondisi kesehatan selama kehamilan dan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi serta diabetes gestasional. Oleh karena itu, menjaga berat badan tetap dalam kisaran yang sehat sesuai dengan anjuran dokter sangat penting untuk menghindari komplikasi akibat asam urat tinggi.
4. Rutin Berolahraga
Aktivitas fisik yang ringan dan rutin dapat membantu meningkatkan metabolisme tubuh dan mengurangi risiko peningkatan kadar asam urat. Olahraga seperti berjalan kaki, yoga kehamilan, atau senam ringan dapat membantu meningkatkan sirkulasi darah dan menjaga keseimbangan metabolisme tubuh. Namun, pastikan untuk memilih jenis olahraga yang aman bagi ibu hamil dan selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai program olahraga tertentu.
Baca juga: 5 Rekomendasi Olahraga yang Tepat untuk Ibu Hamil
5. Menghindari Minuman Beralkohol dan Berkafein Tinggi
Alkohol dan minuman berkafein tinggi seperti kopi dan teh hitam dapat meningkatkan kadar asam urat dalam darah serta memperburuk kondisi hipertensi selama kehamilan. Sebagai alternatif, ibu hamil dapat mengganti minuman tersebut dengan air kelapa yang kaya elektrolit alami atau jus buah segar tanpa tambahan gula untuk membantu menjaga keseimbangan cairan tubuh dan mendukung metabolisme yang sehat.
Jika kadar asam urat terus meningkat atau menimbulkan gejala yang mengganggu, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih lanjut.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Wiley Online Library. “Uric Acid and Pregnancy”. Diakses pada 15 Februari 2025.
- PubMed Central (PMC). “Uric Acid and its Role in Hypertensive Disorders of Pregnancy”. Diakses pada 15 Februari 2025.