Bicornuate uterus adalah kelainan bawaan pada rahim yang ditandai dengan bentuk rahim menyerupai hati akibat tidak sempurnanya proses fusi selama perkembangan janin. Kondisi ini dapat memengaruhi kesuburan dan meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti keguguran, persalinan prematur, atau posisi janin yang tidak normal. Meskipun sebagian besar wanita dengan bicornuate uterus masih dapat hamil secara alami, pemantauan ketat selama kehamilan sangat diperlukan untuk mengurangi risiko komplikasi.
Bicornuate uterus merupakan salah satu jenis kelainan bentuk rahim yang terjadi akibat fusi yang tidak sempurna dari saluran Müllerian selama perkembangan janin. Kelainan ini menyebabkan rahim terbagi menjadi dua rongga yang dipisahkan oleh septum parsial atau hampir penuh, sehingga menyerupai bentuk hati.
Penyebab Bicornuate Uterus
Bicornuate uterus merupakan kelainan bawaan yang terjadi selama perkembangan janin di dalam kandungan ibu. Rahim terbentuk dari dua saluran Müllerian yang seharusnya menyatu sempurna menjadi satu organ tunggal. Namun, pada beberapa kasus, proses ini terganggu sehingga menghasilkan dua rongga rahim yang tidak sepenuhnya terpisah atau sebagian terpisah.
Hingga saat ini, penyebab pasti dari gangguan fusi ini belum sepenuhnya dipahami. Namun, faktor genetik diduga memiliki peran dalam meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi ini.
Gejala Bicornuate Uterus

Banyak wanita dengan bicornuate uterus tidak menyadari kondisi ini karena sering kali tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, beberapa gejala berikut dapat muncul, terutama yang berkaitan dengan menstruasi dan kehamilan:
1. Nyeri Menstruasi (Dismenore)
Wanita dengan bicornuate uterus sering kali mengalami nyeri menstruasi yang lebih hebat dibandingkan mereka yang memiliki bentuk rahim normal. Kondisi ini disebabkan oleh kontraksi yang lebih kuat dalam upaya rahim untuk mengeluarkan darah menstruasi, terutama karena bentuk rahim yang terbagi dapat mengganggu aliran darah. Nyeri ini bisa berkisar dari ringan hingga parah dan mungkin membutuhkan pereda nyeri untuk mengatasinya.
2. Perdarahan Menstruasi Tidak Teratur
Bentuk rahim yang tidak normal juga dapat menyebabkan perdarahan menstruasi yang lebih berat atau tidak teratur. Beberapa wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih panjang, sementara yang lain mengalami perdarahan di antara siklus. Hal ini terjadi karena rahim tidak memiliki struktur yang sempurna untuk mengeluarkan darah secara merata, sehingga menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran menstruasi.
Baca juga: Ini 5 Faktor Penyebab Haid Sebulan Dua Kali
3. Kesulitan Hamil
Meskipun banyak wanita dengan bicornuate uterus tetap dapat hamil secara alami, beberapa di antaranya mengalami kesulitan karena kondisi rahim yang tidak ideal untuk implantasi embrio. Bentuk rahim yang bercabang dapat membatasi ruang bagi embrio untuk berkembang dengan optimal, sehingga kemungkinan terjadinya pembuahan yang sukses bisa berkurang. Bagi wanita yang mengalami kesulitan hamil, diagnosis melalui pemeriksaan medis seperti USG atau histerosalpingografi (HSG) sering kali diperlukan untuk mengetahui kondisi rahim lebih lanjut.
4. Keguguran Berulang
Risiko keguguran lebih tinggi pada wanita dengan bicornuate uterus. Hal ini disebabkan oleh struktur rahim yang kurang mendukung pertumbuhan janin. Karena ruang yang tersedia lebih kecil atau terbagi, janin mungkin tidak mendapatkan cukup ruang untuk berkembang dengan baik. Selain itu, suplai darah ke area tertentu dalam rahim mungkin tidak cukup, sehingga menghambat perkembangan kehamilan. Wanita dengan riwayat keguguran berulang tanpa penyebab yang jelas disarankan untuk menjalani pemeriksaan guna mendeteksi kemungkinan adanya kelainan bentuk rahim.
Baca juga: Begini Cara Cepat Program Hamil Setelah Keguguran
5. Persalinan Prematur
Wanita dengan bicornuate uterus juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami persalinan prematur. Karena ruang dalam rahim yang terbatas, janin mungkin tidak dapat bertahan dalam kandungan hingga usia kehamilan cukup bulan. Kontraksi dini sering terjadi karena rahim mengalami tekanan lebih besar seiring pertumbuhan janin. Oleh karena itu, pemantauan lebih ketat selama kehamilan sangat dianjurkan bagi wanita yang memiliki kondisi ini untuk mencegah komplikasi persalinan dini.
Baca juga: Waspada, Inilah Penyebab Bayi Lahir Prematur dan Pencegahannya
6. Posisi Janin yang Tidak Normal
Bentuk rahim yang tidak biasa dapat menyebabkan janin berada dalam posisi yang tidak normal saat mendekati persalinan. Bicornuate uterus meningkatkan kemungkinan bayi berada dalam posisi sungsang (kepala di atas) atau melintang, yang dapat menyulitkan proses persalinan secara alami. Dalam banyak kasus, dokter mungkin menyarankan persalinan dengan operasi caesar untuk mengurangi risiko komplikasi bagi ibu dan bayi.
Dampak Bicornuate Uterus pada Kehamilan

Bicornuate uterus dapat meningkatkan risiko komplikasi selama kehamilan dan persalinan, antara lain:
- Kesulitan Implantasi Embrio – Rongga rahim yang terbagi dua dapat mengurangi area yang ideal untuk implantasi embrio.
- Keguguran Trimester Pertama – Struktur rahim yang tidak optimal dapat menyebabkan suplai darah ke janin terganggu, sehingga meningkatkan kemungkinan keguguran.
- Persalinan Prematur – Wanita dengan bicornuate uterus lebih rentan mengalami persalinan prematur akibat ruang rahim yang terbatas bagi pertumbuhan janin.
- Pertumbuhan Janin Terhambat – Karena ruang yang lebih kecil, janin mungkin mengalami pertumbuhan yang lebih lambat dibandingkan kehamilan normal.
- Posisi Janin Abnormal – Janin lebih mungkin berada dalam posisi sungsang atau melintang, yang meningkatkan kemungkinan persalinan melalui operasi caesar.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
Bisakah Wanita dengan Bicornuate Uterus Hamil?
Ya, wanita dengan bicornuate uterus masih dapat hamil secara alami, tetapi mereka memiliki risiko komplikasi kehamilan yang lebih tinggi dibandingkan wanita dengan rahim normal. Oleh karena itu, perencanaan kehamilan yang cermat dan pemantauan ketat oleh dokter kandungan sangat disarankan. Jika mengalami keguguran berulang atau sulit hamil, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi terbaik.
Bicornuate uterus adalah kelainan bawaan pada rahim yang terjadi akibat fusi yang tidak sempurna dari saluran Müllerian. Meskipun banyak wanita dengan kondisi ini tidak mengalami masalah kesuburan, ada risiko komplikasi seperti keguguran, persalinan prematur, dan posisi janin abnormal. Diagnosis biasanya dilakukan melalui USG, HSG, atau MRI, dan dalam beberapa kasus, operasi dapat menjadi pilihan untuk memperbaiki bentuk rahim. Dengan pemantauan ketat dan perawatan yang tepat, Moms dengan bicornuate uterus tetap memiliki peluang besar untuk menjalani kehamilan yang sehat.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- National Library of Medicine. “Bicornuate Uterus”. Diakses pada 18 Maret 2025.
- Cleveland Clinic. “Bicornuate Uterus”. Diakses pada 18 Maret 2025.
- Medical News Today. “Bicornuate Uterus: What to Know”. Diakses pada 18 Maret 2025.