Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah meningkat selama kehamilan dan umumnya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormon yang mengganggu kerja insulin dalam tubuh. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi. Namun, dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan […]
Diabetes gestasional adalah kondisi di mana kadar gula darah meningkat selama kehamilan dan umumnya terjadi pada trimester kedua atau ketiga. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormon yang mengganggu kerja insulin dalam tubuh. Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes gestasional dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi. Namun, dengan pola makan sehat, olahraga teratur, dan pemantauan medis yang tepat, Moms dapat mengontrol kondisi ini dan menjalani kehamilan yang sehat.
Apa Itu Diabetes Gestasional?
Diabetes gestasional adalah kondisi di mana ibu hamil mengalami peningkatan kadar gula darah yang lebih tinggi dari normal. Berbeda dengan diabetes tipe 1 dan tipe 2, diabetes gestasional biasanya hanya terjadi selama kehamilan dan sering kali hilang setelah melahirkan.
Namun, kondisi ini tetap perlu mendapat perhatian karena dapat meningkatkan risiko Moms mengalami diabetes tipe 2 di kemudian hari serta meningkatkan risiko komplikasi saat persalinan.
Penyebab Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional terjadi ketika plasenta menghasilkan hormon yang mengganggu kerja insulin, sehingga tubuh kesulitan mengontrol kadar gula darah. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko Moms mengalami diabetes gestasional antara lain:
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Obesitas atau kelebihan berat badan sebelum hamil
- Usia di atas 25 tahun saat hamil
- Memiliki riwayat diabetes gestasional pada kehamilan sebelumnya
- Melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4 kg pada kehamilan sebelumnya
- Menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS)
Gejala Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, beberapa Moms mungkin mengalami:
- Sering merasa haus
- Sering buang air kecil
- Mudah lelah
- Pandangan kabur
- Infeksi jamur atau infeksi saluran kemih yang sering kambuh
Karena gejalanya bisa ringan atau tidak terasa, dokter biasanya akan melakukan tes gula darah pada usia kehamilan 24–28 minggu untuk mendeteksi kondisi ini.
Dampak Diabetes Gestasional pada Ibu dan Bayi

Sumber gambar: Freepik
Jika tidak dikelola dengan baik, diabetes gestasional dapat menyebabkan berbagai komplikasi bagi Moms dan bayi, antara lain:
Dampak pada Ibu
- Preeklamsia, yaitu tekanan darah tinggi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin
- Persalinan prematur akibat peningkatan kadar gula darah yang tidak terkontrol
- Risiko terkena diabetes tipe 2 setelah melahirkan
Dampak pada Bayi
- Makrosomia, yaitu kondisi di mana bayi lahir dengan berat badan lebih dari normal (lebih dari 4 kg), yang dapat meningkatkan risiko persalinan sulit atau operasi caesar
- Hipoglikemia neonatus, yaitu kadar gula darah rendah pada bayi setelah lahir
- Risiko lebih tinggi terkena obesitas dan diabetes tipe 2 di masa depan
Cara Agar Terhindar Diabetes Gestasional
Jika Moms didiagnosis dengan diabetes gestasional, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengelola kadar gula darah dan memastikan kesehatan ibu serta bayi tetap optimal.
1. Mengatur Pola Makan Sehat
Pola makan yang sehat berperan besar dalam mencegah dan mengelola diabetes gestasional. Konsumsilah makanan yang rendah gula dan tinggi serat seperti sayuran hijau, buah-buahan dengan indeks glikemik rendah, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh. Pilihan karbohidrat yang lebih sehat, seperti nasi merah, quinoa, atau oatmeal, dapat membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil dibandingkan dengan nasi putih atau roti berbahan tepung terigu.
Selain itu, Moms juga perlu membatasi konsumsi makanan olahan dan tinggi gula, seperti permen, minuman bersoda, serta kue dan pastry, yang dapat memicu lonjakan gula darah secara tiba-tiba. Pastikan pula untuk mengonsumsi protein sehat seperti ikan, ayam tanpa kulit, telur, dan tahu, yang membantu menjaga energi tanpa meningkatkan kadar gula darah secara berlebihan.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
2. Olahraga Secara Teratur
Aktivitas fisik yang cukup dapat membantu tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif dan mengontrol kadar gula darah. Olahraga ringan seperti berjalan kaki selama 30 menit sehari, yoga kehamilan, atau senam khusus ibu hamil dapat menjadi pilihan yang baik untuk menjaga kebugaran tanpa memberikan tekanan berlebihan pada tubuh.
Selain membantu mengontrol kadar gula darah, olahraga juga bermanfaat dalam menjaga berat badan yang ideal selama kehamilan dan mengurangi risiko komplikasi seperti tekanan darah tinggi serta preeklampsia. Jika Moms tidak terbiasa berolahraga, mulailah dengan aktivitas ringan dan konsultasikan dengan dokter mengenai jenis olahraga yang paling aman dan sesuai dengan kondisi kehamilan.
Baca juga: Mengenal Jenis Olahraga yang Dilarang untuk Ibu Hamil
3. Rutin Memeriksa Kadar Gula Darah
Memonitor kadar gula darah secara rutin merupakan langkah penting dalam mencegah dan mengontrol diabetes gestasional. Dokter mungkin akan menyarankan Moms untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara berkala, terutama setelah makan, guna memastikan kadar gula darah tetap berada dalam batas normal.
Dengan pemantauan yang rutin, Moms dapat mengetahui pola naik-turun kadar gula darah dan segera mengambil langkah yang diperlukan jika terjadi kenaikan yang tidak terkendali.
4. Mengonsumsi Obat atau Insulin Jika Diperlukan
Dalam beberapa kasus, perubahan pola makan dan olahraga mungkin belum cukup untuk mengontrol kadar gula darah, sehingga dokter bisa meresepkan obat penurun gula darah atau terapi insulin.
Moms tidak perlu khawatir jika harus menggunakan insulin selama kehamilan, karena ini adalah langkah yang aman untuk menjaga keseimbangan gula darah demi kesehatan ibu dan bayi. Pemberian obat atau insulin akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien, sehingga penting untuk selalu mengikuti arahan dokter dalam penggunaannya.
Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil
5. Menjaga Berat Badan Ideal

Sumber gambar: Freepik
Kenaikan berat badan selama kehamilan memang hal yang normal, namun tetap perlu dikontrol agar tidak berlebihan. Berat badan yang meningkat secara signifikan dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional serta komplikasi kehamilan lainnya.
Idealnya, kenaikan berat badan selama kehamilan disesuaikan dengan indeks massa tubuh (IMT) sebelum hamil. Moms dapat berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi untuk mengetahui berat badan yang ideal dan bagaimana cara mengelolanya melalui pola makan yang seimbang serta aktivitas fisik yang cukup.
Baca juga: Obesitas dan Infertilitas: Pengaruh Berat Badan Berlebih Terhadap Kesuburan
6. Kontrol Kehamilan Secara Rutin
Melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin ke dokter kandungan adalah cara terbaik untuk memantau kesehatan Moms dan perkembangan janin. Dengan pemeriksaan yang teratur, dokter dapat mendeteksi sejak dini apabila ada tanda-tanda diabetes gestasional dan memberikan rekomendasi penanganan yang sesuai.
Selain itu, kontrol kehamilan juga membantu mengurangi risiko komplikasi lain yang mungkin muncul selama kehamilan, seperti tekanan darah tinggi, preeklampsia, atau gangguan pertumbuhan janin akibat kadar gula darah yang tidak stabil.
Apakah Diabetes Gestasional Akan Hilang Setelah Melahirkan?
Dalam banyak kasus, diabetes gestasional akan hilang setelah persalinan. Namun, Moms yang pernah mengalami kondisi ini berisiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari. Oleh karena itu, penting untuk tetap menjaga pola makan sehat, rutin berolahraga, dan menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Diabetes gestasional adalah kondisi yang umum terjadi selama kehamilan akibat perubahan hormon yang mengganggu kerja insulin. Meskipun bisa meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi, kondisi ini dapat dikelola dengan pola makan sehat, olahraga, serta pemantauan kadar gula darah secara rutin. Dengan perawatan yang tepat, Moms dapat menjalani kehamilan dengan sehat dan mengurangi risiko jangka panjang bagi diri sendiri serta bayi.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- NHS. “Gestational Diabetes”. Diakses pada 8 Maret 2025.
- Mayo Clinic. “Gestational Diabetes”. Diakses pada 8 Maret 2025.
- National Center for Biotechnology Information. “Gestational Diabetes”. Diakses pada 8 Maret 2025.
- Cleveland Clinic. “Gestational Diabetes”. Diakses pada 8 Maret 2025.