Fenilalanin adalah asam amino esensial yang berperan penting dalam produksi protein dan berbagai senyawa dalam tubuh, termasuk neurotransmitter yang mempengaruhi fungsi otak. Asam amino ini terbagi menjadi dua bentuk, yaitu L-fenilalanin yang ditemukan secara alami dalam makanan dan D-fenilalanin yang digunakan dalam beberapa pengobatan. Meskipun fenilalanin memiliki berbagai manfaat, konsumsi berlebih atau gangguan metabolisme tertentu dapat menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk memahami fungsi, sumber, manfaat, dan risiko fenilalanin dalam tubuh.
Apa Itu Fenilalanin?
Fenilalanin adalah salah satu dari sembilan asam amino esensial yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh sehingga harus diperoleh dari makanan. Asam amino ini berfungsi sebagai bahan dasar dalam sintesis beberapa senyawa penting, seperti:
- Neurotransmitter seperti dopamin, epinefrin, dan norepinefrin yang berperan dalam regulasi suasana hati dan respons tubuh terhadap stres.
- Tirosin, asam amino yang menjadi prekursor bagi hormon tiroid dan melanin (pigmen kulit dan rambut).
- Hormon dan enzim, yang membantu berbagai fungsi metabolisme tubuh.
Sumber Makanan yang Mengandung Fenilalanin
Fenilalanin dapat ditemukan dalam berbagai makanan yang kaya protein, baik dari sumber hewani maupun nabati, seperti:
- Daging merah (sapi, domba)
- Ikan dan ayam
- Telur
- Produk susu seperti susu, keju, dan yogurt
- Kacang-kacangan seperti kedelai, almond, dan kacang tanah
- Biji-bijian seperti quinoa dan gandum utuh
- Pemanis buatan seperti aspartam, yang sering ditemukan dalam minuman diet dan permen bebas gula
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
Manfaat Fenilalanin bagi Kesehatan

1. Meningkatkan Fungsi Otak
Fenilalanin berperan dalam produksi neurotransmitter yang berfungsi untuk meningkatkan konsentrasi, daya ingat, serta suasana hati. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa asam amino ini dapat membantu dalam mengatasi depresi dan gangguan kecemasan ringan.
2. Mendukung Produksi Hormon Tiroid
Fenilalanin dikonversi menjadi tirosin, yang kemudian digunakan tubuh untuk memproduksi hormon tiroid. Hormon ini berperan penting dalam regulasi metabolisme, pertumbuhan, dan energi tubuh.
Baca juga: Apakah Penyakit Tiroid dapat Mempengaruhi Kesuburan
3. Berpotensi Mengurangi Nyeri Kronis
D-fenilalanin (bentuk sintetis fenilalanin) diketahui memiliki sifat analgesik dan dapat membantu mengurangi nyeri kronis dengan menghambat enzim yang memecah endorfin (hormon alami penghilang rasa sakit).
4. Mendukung Produksi Melanin
Fenilalanin membantu produksi melanin, pigmen yang memberikan warna pada kulit, rambut, dan mata. Defisiensi fenilalanin dapat menyebabkan gangguan pigmentasi.
Risiko dan Efek Samping Fenilalanin
Meskipun fenilalanin memiliki manfaat yang penting, konsumsi berlebihan atau kondisi medis tertentu dapat menyebabkan efek samping. Beberapa risiko yang terkait dengan fenilalanin meliputi:
1. Fenilketonuria (PKU)
Fenilketonuria adalah kelainan genetik langka di mana tubuh tidak dapat memetabolisme fenilalanin dengan baik. Akumulasi fenilalanin dalam darah dapat menyebabkan kerusakan otak, keterlambatan perkembangan, dan gangguan neurologis. Oleh karena itu, individu dengan PKU harus menghindari makanan yang mengandung fenilalanin, termasuk pemanis buatan aspartam.
Baca juga: Kolin: Nutrisi Esensial untuk Kesehatan Ibu dan Anak
2. Efek Samping pada Orang dengan Gangguan Saraf
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa fenilalanin dapat memperburuk kondisi neurologis seperti skizofrenia dan gangguan kecemasan jika dikonsumsi dalam jumlah tinggi.
3. Potensi Interaksi dengan Obat
Fenilalanin dapat berinteraksi dengan beberapa jenis obat, seperti antidepresan monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) dan obat untuk penyakit Parkinson, sehingga perlu diperhatikan bagi mereka yang sedang menjalani pengobatan.
Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil
Fenilalanin adalah asam amino esensial yang memiliki berbagai manfaat penting bagi tubuh, mulai dari produksi neurotransmitter, hormon tiroid, hingga melanin. Asam amino ini dapat ditemukan dalam berbagai makanan berprotein tinggi dan juga dalam bentuk suplemen. Namun, bagi individu dengan kondisi medis tertentu seperti fenilketonuria (PKU), konsumsi fenilalanin harus dibatasi karena dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk memahami kebutuhan dan batas aman konsumsi fenilalanin sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Healthline. “Phenylalanine: Benefits, Risks, and Sources”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- Mayo Clinic. “Phenylalanine: What You Need to Know”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- WebMD. “Phenylalanine: Uses, Side Effects, and More”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- Medical News Today. “Everything You Need to Know About Phenylalanine”. Diakses pada 22 Maret 2025.