Morula IVF

Frenulum Breve: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

February 13, 2025

Frenulum Breve: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

Frenulum breve adalah kondisi di mana frenulum penis lipatan kulit kecil yang menghubungkan bagian bawah kepala penis (glans) ke kulup terlalu pendek. Meskipun bukan masalah yang membahayakan kesehatan, kondisi ini bisa berdampak pada kualitas hidup dan kepercayaan diri pria.

Kondisi ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan, nyeri saat ereksi atau hubungan seksual, serta dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan robekan pada frenulum yang menimbulkan perdarahan, yang bisa menimbulkan ketakutan atau trauma psikologis bagi penderita. Meskipun bukan masalah kesehatan yang mengancam jiwa, Dads yang mengalami frenulum breve sebaiknya memahami gejala, penyebab, dan pilihan pengobatannya agar tetap nyaman dan percaya diri dalam kehidupan seksual mereka.

Kondisi ini dapat terjadi pada pria yang tidak disunat maupun yang telah disunat. Jika Dads merasa ada ketegangan atau rasa sakit saat ereksi, ada kemungkinan bahwa frenulum breve menjadi penyebabnya.

Penyebab Frenulum Breve

Frenulum Breve
Sumber gambar: Freepik

1. Faktor Genetik

Beberapa pria terlahir dengan frenulum yang lebih pendek dari normal. Ini merupakan kondisi bawaan yang dapat menjadi lebih terasa saat memasuki masa pubertas atau mulai aktif secara seksual.

2. Jaringan Parut Akibat Cedera

Cedera pada penis, seperti robekan saat berhubungan seksual, masturbasi yang agresif, atau pascaoperasi, dapat menyebabkan jaringan parut yang membuat frenulum lebih kaku dan pendek.

3. Infeksi atau Peradangan

Infeksi menular seksual atau kondisi seperti balanitis (peradangan pada kepala penis) dapat menyebabkan jaringan frenulum menjadi lebih kaku atau menyusut, sehingga menyebabkan frenulum breve.

Gejala Frenulum Breve

Frenulum breve merupakan kondisi di mana jaringan frenulum pada penis terlalu pendek, yang dapat menyebabkan berbagai gejala yang mengganggu kenyamanan pria, terutama saat ereksi atau berhubungan seksual. Salah satu gejala yang paling umum adalah nyeri atau ketegangan saat ereksi, karena jaringan frenulum yang pendek menarik kepala penis secara berlebihan.

Hal ini dapat menyebabkan sensasi tidak nyaman, terutama saat penis dalam keadaan ereksi penuh. Selain itu, pria yang mengalami kondisi ini mungkin merasakan ketidaknyamanan atau rasa sakit saat berhubungan seksual, terutama saat terjadi gesekan yang meningkatkan tekanan pada frenulum.

Bagi pria yang tidak disunat, kesulitan menarik kulup ke belakang juga dapat menjadi indikasi frenulum breve. Kondisi ini menyebabkan keterbatasan dalam pergerakan kulup, sehingga mengganggu aktivitas seksual atau bahkan saat membersihkan area genital. Saat penis dalam keadaan ereksi, frenulum mungkin tampak meregang atau tertarik, yang bisa menimbulkan sensasi nyeri.

Dalam beberapa kasus, gesekan yang berlebihan selama hubungan seksual dapat menyebabkan perdarahan akibat robekan frenulum, yang sering kali terasa sangat menyakitkan dan dapat menimbulkan kecemasan. Jika robekan ini terjadi berulang kali, dapat meninggalkan jaringan parut yang semakin memperburuk kondisi.

Dampak Frenulum Breve pada Kehidupan Seksual

Frenulum Breve
Sumber gambar: Freepik

1. Rasa Nyeri Saat Hubungan Seksual

Salah satu dampak yang paling jelas adalah rasa nyeri saat berhubungan seksual, yang bisa mengurangi kenikmatan dan bahkan menyebabkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu. Ketika frenulum menarik kepala penis secara berlebihan, pria mungkin merasa sulit untuk menikmati hubungan seksual dengan bebas, yang akhirnya memengaruhi kepuasan seksual mereka.

Baca juga: 8 Penyebab Nyeri pada Testis yang Perlu Diwaspadai

2. Ketakutan Akan Cedera atau Perdarahan

Selain itu, kondisi ini sering kali menyebabkan ketakutan akan cedera atau perdarahan, terutama bagi pria yang pernah mengalami robekan pada frenulum sebelumnya. Kekhawatiran ini bisa membuat mereka lebih tegang atau bahkan menghindari aktivitas seksual, yang pada akhirnya dapat memengaruhi hubungan dengan pasangan.

3. Menurunnya Kepercayaan Diri

Rasa tidak nyaman yang terus-menerus juga bisa menyebabkan menurunnya kepercayaan diri, karena pria mungkin merasa tidak mampu menjalani hubungan seksual dengan lancar.

4. Gangguan Ereksi atau Ejakulasi Dini

Dalam beberapa kasus, frenulum breve juga dapat memengaruhi fungsi seksual dengan menyebabkan gangguan ereksi atau ejakulasi dini. Rasa nyeri yang muncul selama ereksi dapat mengganggu konsentrasi dan mengurangi gairah seksual, sehingga menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan ereksi.

Baca juga: Ejakulasi Retrograde: Penyebab, Gejala, dan Solusi untuk Dads

Cara Mengatasi Frenulum Breve

Frenulum Breve
Sumber gambar: Freepik

1. Latihan Peregangan dan Pelumasan

Cara paling sederhana adalah latihan peregangan dan pelumasan. Dalam beberapa kasus ringan, frenulum dapat menjadi lebih fleksibel dengan latihan peregangan yang dilakukan secara perlahan dan teratur. Teknik ini bertujuan untuk meningkatkan elastisitas jaringan tanpa menyebabkan nyeri atau cedera.

Selain itu, menggunakan pelumas saat berhubungan intim juga dapat membantu mengurangi gesekan dan ketegangan pada frenulum, sehingga aktivitas seksual terasa lebih nyaman.

2. Penggunaan Krim Kortikosteroid

Jika latihan peregangan tidak cukup efektif, dokter mungkin menyarankan penggunaan krim kortikosteroid. Krim ini dapat membantu meregangkan jaringan frenulum secara bertahap dengan mengurangi peradangan dan meningkatkan elastisitas kulit. Penggunaan krim ini harus dilakukan di bawah pengawasan dokter, karena pemakaian yang tidak tepat bisa menyebabkan efek samping seperti penipisan kulit atau iritasi.

3. Frenuloplasti (Operasi Koreksi Frenulum Breve)

Untuk kasus frenulum breve yang lebih parah, frenuloplasti sering kali menjadi solusi yang direkomendasikan. Frenuloplasti adalah prosedur bedah kecil yang bertujuan untuk memperpanjang frenulum dengan memotong dan menjahit kembali jaringan agar lebih fleksibel.

Prosedur ini memiliki beberapa keunggulan, seperti waktu operasi yang singkat, hanya sekitar 15–30 menit, dilakukan dengan anestesi lokal sehingga tidak menimbulkan rasa sakit yang signifikan, serta proses pemulihan yang relatif cepat, biasanya dalam 1–2 minggu. Setelah prosedur ini, pasien disarankan untuk menghindari aktivitas seksual selama masa pemulihan guna mencegah risiko infeksi atau perdarahan.

4. Sunat (Circumcision)

Dalam beberapa kasus tertentu, terutama jika frenulum breve disertai dengan fimosis (kondisi di mana kulit kulup terlalu ketat dan sulit ditarik ke belakang), dokter mungkin menyarankan sunat (circumcision) sebagai solusi permanen. Sunat tidak hanya mengatasi frenulum breve tetapi juga dapat membantu meningkatkan kebersihan dan mengurangi risiko infeksi di kemudian hari.

Jika frenulum breve mulai mengganggu aktivitas seksual, ada beberapa solusi yang bisa dilakukan, mulai dari latihan peregangan, penggunaan krim kortikosteroid, hingga prosedur medis seperti frenuloplasti. Segera konsultasikan dengan dokter jika mengalami gejala yang mengganggu agar mendapatkan perawatan yang tepat dan tetap bisa menjalani kehidupan seksual yang nyaman dan sehat.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung