Semua Artikel

Infeksi Rahim: Penyebab, Gejala, dan Dampaknya

Hamzah
12 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Infeksi Rahim: Penyebab, Gejala, dan Dampaknya

Infeksi rahim bisa jadi masalah kesehatan serius yang berdampak pada kenyamanan hingga kesuburan. Meski banyak Moms belum menyadari keberadaannya, infeksi ini sering muncul pascamelahirkan, setelah prosedur medis tertentu, atau akibat infeksi menular seksual. Gejalanya kadang tersamar dan bisa dianggap biasa, padahal jika dibiarkan, dapat berisiko pada organ reproduksi jangka panjang. Mari kita bahas lebih dalam […]

Infeksi rahim bisa jadi masalah kesehatan serius yang berdampak pada kenyamanan hingga kesuburan. Meski banyak Moms belum menyadari keberadaannya, infeksi ini sering muncul pascamelahirkan, setelah prosedur medis tertentu, atau akibat infeksi menular seksual. Gejalanya kadang tersamar dan bisa dianggap biasa, padahal jika dibiarkan, dapat berisiko pada organ reproduksi jangka panjang. Mari kita bahas lebih dalam seputar penyebab, gejala, hingga pengobatan infeksi rahim, dan kenapa Moms dan Dads perlu memahami keterkaitannya dengan kesuburan.

Apa Itu Infeksi Rahim?

Infeksi rahim atau dalam istilah medis disebut endometritis, adalah peradangan pada lapisan dalam rahim (endometrium). Kondisi ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang masuk ke dalam rahim melalui serviks. Endometritis bisa bersifat akut (tiba-tiba) atau kronis (berkepanjangan), tergantung pada penyebab dan keparahannya.

Penyebab Infeksi Rahim

Infeksi Rahim

Sumber gambar: iStock

Infeksi rahim sering terjadi karena masuknya bakteri ke rahim. Beberapa kondisi yang bisa memicu hal ini antara lain:

1. Melahirkan atau Keguguran

Setelah proses persalinan, terutama persalinan normal, rahim akan terbuka dan rentan terhadap infeksi. Risiko meningkat jika terdapat retensi plasenta atau sisa jaringan yang tertinggal di dalam rahim, karena kondisi tersebut menjadi tempat ideal bagi bakteri untuk berkembang biak. Bakteri dapat masuk dari vagina menuju rahim melalui serviks yang masih terbuka pascapersalinan.

Begitu juga pada kasus keguguran, terutama yang terjadi secara tidak tuntas, dinding rahim bisa tetap menyimpan jaringan yang mengundang infeksi. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk melakukan pemeriksaan pascapersalinan atau setelah keguguran guna memastikan bahwa rahim benar-benar bersih dan bebas dari sisa jaringan.

Baca juga: Begini Cara Cepat Program Hamil Setelah Keguguran

2. Prosedur Medis

Beberapa prosedur medis seperti pemasangan IUD, kuretase, atau biopsi endometrium bisa meningkatkan risiko infeksi rahim. Meskipun prosedur ini umumnya aman jika dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman, risiko infeksi tetap ada apabila sterilitas tidak dijaga dengan optimal atau sistem imun tubuh sedang menurun.

Saat alat medis dimasukkan ke dalam rahim, ada kemungkinan bakteri dari vagina atau lingkungan luar ikut terbawa masuk. Oleh karena itu, Moms yang baru menjalani prosedur seperti ini perlu memantau tanda-tanda infeksi seperti nyeri panggul, demam, atau keputihan yang berbau menyengat.

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

Beberapa jenis infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia dan gonore diketahui bisa menyebar dari vagina ke rahim jika tidak segera diobati. Bakteri ini dapat menyebabkan infeksi di saluran reproduksi atas, termasuk di endometrium, yang merupakan lapisan dalam rahim. Tanpa pengobatan, infeksi ini tidak hanya menyebabkan nyeri dan demam, tetapi juga meningkatkan risiko infertilitas.

Infeksi ini dapat menyebar secara diam-diam tanpa gejala, terutama pada perempuan. Karena itu, sangat penting bagi Moms untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan reproduksi, khususnya bila aktif secara seksual dan memiliki risiko terpapar IMS.

Baca juga: Jenis Infeksi Yang Bisa Terjadi Pada Ibu Hamil Dan Risikonya

4. Penyakit Radang Panggul (PID)

Penyakit radang panggul (PID) adalah kondisi peradangan yang mencakup rahim, saluran tuba, dan ovarium, biasanya sebagai akibat lanjutan dari IMS yang tidak tertangani. Infeksi bisa naik dari vagina dan serviks menuju organ-organ reproduksi bagian dalam, menyebabkan nyeri panggul, demam, dan keputihan tidak normal.

Infeksi rahim akibat PID tidak boleh dianggap remeh karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan permanen. Bagi Moms yang mengalami gejala seperti nyeri saat berhubungan, perdarahan di luar jadwal haid, atau demam tanpa sebab jelas, sebaiknya segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.

Gejala Infeksi Rahim yang Perlu Diwaspadai

Moms, gejala infeksi rahim bisa muncul dalam berbagai bentuk, tergantung dari tingkat keparahannya. Beberapa yang umum dialami:

  • Demam dan menggigil

  • Nyeri di perut bagian bawah

  • Keputihan abnormal, sering kali berbau tidak sedap

  • Perdarahan di luar siklus menstruasi

  • Rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual

  • Merasa lelah terus-menerus

  • Rahim terasa lunak saat ditekan

Gejala-gejala ini bisa menyerupai kondisi lain, jadi sangat penting untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika mengalami tanda-tanda tersebut.

Risiko Komplikasi Jika Tidak Ditangani

Infeksi Rahim

Sumber gambar: iStock

Jika dibiarkan, infeksi rahim bisa menyebar ke organ-organ lain seperti ovarium dan saluran tuba. Ini yang kemudian memicu penyakit radang panggul, abses panggul, bahkan sepsis (infeksi sistemik) yang berbahaya. Pada beberapa kasus parah, infeksi dapat memengaruhi struktur jaringan rahim hingga menyebabkan gangguan kesuburan.

Infeksi Rahim dan Kesuburan

Kondisi endometritis kronis sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Namun, dampaknya bisa signifikan, terutama dalam konteks program kehamilan. Beberapa studi menunjukkan bahwa peradangan rahim kronis dapat mengganggu proses implantasi embrio dan meningkatkan risiko keguguran.

Bagi Moms yang sedang menjalani program bayi tabung (IVF), infeksi rahim yang tidak diatasi dapat menurunkan tingkat keberhasilan program tersebut. Oleh karena itu, skrining terhadap infeksi ini sangat disarankan sebelum memulai perencanaan kehamilan atau prosedur reproduksi berbantu.

Baca juga: Sulit Hamil Anak Kedua? Yuk Ketahui Apa Saja Penyebabnya

Bagaimana Pengobatan Infeksi Rahim?

Pengobatan infeksi rahim biasanya bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Langkah pertama umumnya adalah pemberian antibiotik spektrum luas secara oral atau intravena.

  • Antibiotik seperti clindamycin dan gentamicin sering digunakan untuk infeksi postpartum.

  • Jika penyebabnya adalah IMS, pasangan seksual juga harus diobati untuk mencegah reinfeksi.

  • Pada kasus kronis atau yang tidak merespons pengobatan awal, biopsi endometrium dapat dilakukan untuk memastikan diagnosis dan menentukan pendekatan selanjutnya.

Selain itu, menjaga kebersihan area kewanitaan, menghindari douching, dan melakukan hubungan seks yang aman dapat mencegah infeksi berulang.

Infeksi rahim bukanlah kondisi yang bisa dianggap sepele. Meski gejalanya bisa samar, dampaknya sangat besar terutama bagi Moms yang sedang merencanakan kehamilan. Mengenali tanda dan penyebab infeksi sejak dini, serta segera mendapatkan pengobatan yang tepat, bisa membantu mencegah komplikasi jangka panjang seperti gangguan kesuburan. Dengan edukasi dan perhatian terhadap kesehatan reproduksi, Moms dan Dads bisa lebih siap menghadapi tantangan kesehatan ini.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya