Pernahkah Moms merasakan nyeri di bagian bawah perut, biasanya di tengah siklus menstruasi? Jika ya, mungkin Moms sedang mengalami nyeri ovulasi atau yang juga dikenal sebagai Mittelschmerz. Yuk, kita bahas lebih dalam tentang kondisi ini agar Moms lebih memahami sistem reproduksi wanita dan tubuh Moms.
Apa Itu Nyeri Ovulasi?
Nyeri ovulasi adalah rasa sakit atau ketidaknyamanan yang dialami oleh sebagian wanita saat ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur dari ovarium. Menurut UF Health, istilah “Mittelschmerz” berasal dari bahasa Jerman yang berarti “nyeri tengah,” merujuk pada waktu terjadinya di pertengahan siklus menstruasi.
Nyeri ini bisa terjadi pada wanita dari berbagai usia, terutama mereka yang masih berada dalam masa reproduksi. Meski tidak semua wanita mengalami nyeri ovulasi, sekitar 20% wanita melaporkan merasakannya setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Gejala Nyeri Ovulasi
Moms, gejala nyeri ovulasi bisa berbeda-beda pada setiap wanita, tetapi biasanya meliputi:
- Nyeri tajam atau tumpul di satu sisi perut bawah.
- Durasi nyeri yang berlangsung beberapa menit hingga beberapa jam, bahkan hingga satu hari penuh pada beberapa kasus.
- Bercak darah ringan pada sebagian wanita, yang disebabkan oleh pelepasan folikel.
- Disertai kembung atau mual, meskipun ini jarang terjadi.
Menurut Healthline, nyeri ini biasanya muncul di sisi kanan atau kiri perut, tergantung ovarium mana yang melepaskan sel telur. Beberapa wanita mungkin juga mengalami peningkatan lendir serviks yang menjadi lebih elastis dan bening selama ovulasi.
Baca juga: Perlengketan Rahim (Asherman Syndrome): Penyebab, Gejala, dan Penanganan
Penyebab Nyeri Ovulasi
Nyeri ovulasi terjadi karena beberapa alasan berikut:
1. Pelepasan Sel Telur
Saat folikel di ovarium pecah untuk melepaskan sel telur, cairan atau darah yang keluar dapat mengiritasi lapisan perut (peritoneum). Iritasi ini memicu rasa nyeri yang bisa dirasakan di satu sisi perut bawah, tergantung ovarium mana yang aktif. Cairan tersebut juga dapat menyebabkan sedikit pembengkakan di area sekitar, menambah sensasi ketidaknyamanan.
2. Kontraksi Ovarium
Selama ovulasi, ovarium mengalami kontraksi ringan untuk mendorong sel telur keluar menuju tuba falopi. Proses ini melibatkan peregangan jaringan ovarium, yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau kram ringan. Biasanya, nyeri ini dirasakan secara singkat namun cukup tajam.
3. Peningkatan Hormon
Lonjakan hormon luteinizing (LH) yang memicu ovulasi juga dapat menyebabkan sensasi kram di perut bawah. LH memicu perubahan tekanan dalam folikel ovarium, yang berkontribusi pada pelepasan sel telur dan rasa nyeri sementara.
Medical News Today menjelaskan bahwa kondisi ini normal dan bukan tanda masalah kesehatan serius. Namun, pada beberapa kasus, nyeri ovulasi dapat menjadi indikasi adanya gangguan kesehatan seperti:
- Endometriosis: Jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di luar rahim, menyebabkan nyeri kronis.
- Kista Ovarium: Kantung berisi cairan yang terbentuk di ovarium dapat memperparah nyeri saat ovulasi.
- Infeksi Panggul: Infeksi pada organ reproduksi dapat menyebabkan nyeri yang mirip dengan nyeri ovulasi.

Cara Mengatasi Nyeri Ovulasi
Moms tidak perlu khawatir jika mengalami nyeri ovulasi. Berikut beberapa cara untuk meredakannya:
- Kompres Hangat: Tempelkan botol air hangat atau bantalan panas di perut bawah untuk membantu merelaksasi otot dan mengurangi nyeri.
- Minum Obat Pereda Nyeri: Obat seperti ibuprofen atau parasetamol dapat membantu mengurangi rasa sakit. Pastikan untuk mengikuti dosis yang dianjurkan.
- Istirahat yang Cukup: Beristirahatlah di tempat yang nyaman agar tubuh dapat pulih.
- Olahraga Ringan: Aktivitas seperti yoga atau berjalan santai dapat meningkatkan sirkulasi darah dan membantu meredakan nyeri.
- Hindari Makanan yang Memicu Perut Kembung: Beberapa makanan, seperti yang tinggi garam atau gula, dapat memperparah kembung dan nyeri.
Jika Moms merasa nyerinya sangat parah, berlangsung lebih dari 24 jam, atau disertai gejala lain seperti demam atau pendarahan berat, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Baca juga: Terapi Jeruk Nipis untuk Program Hamil: Apakah Efektif?
Kapan Harus ke Dokter?
Meskipun nyeri ovulasi umumnya tidak berbahaya, WebMD menyarankan Moms untuk berkonsultasi dengan dokter jika:
- Nyeri disertai demam tinggi atau muntah.
- Perdarahan berat terjadi di luar siklus menstruasi.
- Nyeri berlangsung lebih dari 2 hari atau sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Ada riwayat gangguan reproduksi seperti endometriosis atau penyakit radang panggul (PID).

Apakah Nyeri Ovulasi Terkait Kesuburan?
Nyeri ovulasi sebenarnya bisa menjadi tanda bahwa Moms sedang dalam masa subur. Jadi, jika Moms sedang merencanakan kehamilan, kondisi ini bisa menjadi petunjuk waktu yang tepat untuk mencoba hamil. Namun, Moms juga perlu memperhatikan tanda-tanda masa subur lainnya, seperti perubahan lendir serviks atau peningkatan suhu basal tubuh.
Sebaliknya, jika Moms tidak sedang merencanakan kehamilan, memahami kapan ovulasi terjadi dapat membantu dalam perencanaan keluarga dengan menggunakan metode kontrasepsi yang lebih tepat waktu.
Tips Menghadapi Nyeri Ovulasi
Untuk membantu Moms lebih nyaman selama masa ovulasi, berikut beberapa tips tambahan:
- Catat Siklus Menstruasi: Gunakan aplikasi pelacak menstruasi untuk memprediksi kapan ovulasi terjadi.
- Konsultasi Rutin dengan Dokter: Jika nyeri ovulasi sering terjadi atau semakin parah, jangan ragu untuk memeriksakan diri.
- Konsumsi Makanan Sehat: Diet seimbang dengan cukup serat, vitamin, dan mineral dapat membantu menjaga keseimbangan hormon tubuh.
Baca juga: Memahami Vulvovaginitis: Gejala, Penyebab, dan Penanganannya
Nyeri ovulasi adalah kondisi yang umum dialami wanita dan biasanya tidak berbahaya. Dengan memahami penyebab, gejala, dan cara mengatasinya, Moms dapat lebih tenang dan nyaman saat menghadapinya. Namun, selalu dengarkan tubuh Moms sendiri. Jika nyeri terasa berlebihan atau ada tanda-tanda yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan dokter.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan ataupun masalah infertilitas, Moms bisa konsultasikan dengan dokter-dokter kandungan profesional di Morula IVF Indonesia. Klinik fertilitas ini menawarkan konsultasi kandungan profesional dan komprehensif. Dengan pengalaman lebih dari 26 tahun, Morula IVF memiliki tim dokter spesialis kandungan yang berdedikasi untuk membantu pasangan untuk memiliki buah hati yang sehat. Untuk informasi lebih lanjut, Moms dapat menghubungi atau telusuri website resmi Morula IVF untuk menyampaikan pertanyaan maupun konsultasi.
Referensi:
- UF Health. “Mittelschmerz.” Diakses pada 20 Desember 2024.
- Healthline. “Ovulation Pain: Causes, Symptoms, and Treatment.” Diakses pada 20 Desember 2024.
- Medical News Today. “Ovulation Pain: Causes and How to Relieve It.” Diakses pada 20 Desember 2024.
- WebMD. “Mittelschmerz Pain: Causes and Relief.” Diakses pada 20 Desember 2024.