Paparan pestisida selama kehamilan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi berisiko nyata bagi kesehatan ibu dan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan zat kimia pertanian ini dapat memengaruhi perkembangan janin, meningkatkan risiko cacat lahir, hingga gangguan neurokognitif. Meskipun ancamannya mungkin tidak langsung terlihat, memahami dan membatasi paparan pestisida adalah langkah penting dalam menjaga kehamilan tetap sehat. […]
Paparan pestisida selama kehamilan bukan sekadar isu lingkungan, tetapi berisiko nyata bagi kesehatan ibu dan janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa paparan zat kimia pertanian ini dapat memengaruhi perkembangan janin, meningkatkan risiko cacat lahir, hingga gangguan neurokognitif. Meskipun ancamannya mungkin tidak langsung terlihat, memahami dan membatasi paparan pestisida adalah langkah penting dalam menjaga kehamilan tetap sehat.
Apa Itu Pestisida dan Bagaimana Moms Bisa Terpapar?
Pestisida adalah zat kimia yang digunakan untuk membasmi hama di pertanian, kebun, dan rumah. Tanpa disadari, Moms bisa terpapar melalui:
- Konsumsi buah dan sayuran yang tidak dicuci bersih
- Menyentuh tanaman atau tanah yang terkontaminasi
- Menghirup udara saat menyemprotkan pestisida
- Menggunakan produk rumah tangga berbahan pestisida
Ibu hamil yang tinggal atau bekerja di area dengan penggunaan pestisida tinggi memiliki potensi risiko yang lebih besar terhadap paparan ini.
Risiko Paparan Pestisida bagi Kehamilan

Sumber gambar: iStock
1. Gangguan Perkembangan Janin
Paparan pestisida selama kehamilan, terutama dalam kadar tinggi, telah lama dikaitkan dengan gangguan perkembangan janin di dalam kandungan. Zat kimia berbahaya dalam pestisida dapat melewati plasenta dan memengaruhi pembentukan organ penting janin, meningkatkan risiko cacat tabung saraf, kelainan jantung bawaan, hingga kondisi mikrosefali.
Risiko ini paling tinggi jika terpapar pada trimester pertama, saat sistem saraf janin sedang terbentuk. Oleh karena itu, penting bagi Moms untuk menghindari area pertanian yang baru disemprot atau menggunakan makanan organik sebagai langkah pencegahan tambahan.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
2. Keguguran dan Kelahiran Prematur
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita hamil yang sering terpapar pestisida baik secara langsung maupun tidak langsung, memiliki risiko lebih tinggi mengalami keguguran spontan atau melahirkan bayi prematur. Zat kimia dalam pestisida dapat memengaruhi stabilitas kehamilan dan memicu respon inflamasi dalam tubuh.
Kondisi ini menjadi semakin berisiko bila paparan terjadi secara terus-menerus, seperti pada lingkungan kerja pertanian atau rumah yang rutin menggunakan insektisida. Oleh karena itu, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan produk kimia selama masa kehamilan.
3. Masalah Hormon dan Kesuburan
Banyak pestisida modern dikategorikan sebagai endocrine disruptors karena dapat mengganggu sistem hormon alami tubuh. Ketidakseimbangan hormon ini bisa berdampak negatif pada ovulasi, mengganggu implantasi embrio, atau menghambat perkembangan plasenta yang penting untuk pertumbuhan janin.
Selain itu, efek jangka panjang dari paparan pestisida juga bisa menurunkan tingkat kesuburan bahkan sebelum kehamilan terjadi. Oleh sebab itu, menjaga kualitas lingkungan dan menghindari paparan pestisida sejak merencanakan kehamilan adalah langkah pencegahan yang bijak.
Baca juga: Ini 6 Jenis Hormon Kehamilan yang Wajib Diketahui
4. Risiko Autisme dan ADHD
Salah satu kekhawatiran besar dari paparan pestisida selama kehamilan adalah meningkatnya risiko gangguan perkembangan saraf pada anak. Paparan pestisida pada trimester pertama dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami autisme atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di kemudian hari.
Mekanismenya berkaitan dengan gangguan pembentukan dan konektivitas otak akibat toksin yang mengganggu proses neurologis janin. Untuk itu, penting bagi Moms untuk memperhatikan asupan makanan dan lingkungan tempat tinggal agar terhindar dari senyawa kimia berbahaya selama masa kehamilan.
Cara Aman Menghindari Paparan Pestisida Selama Kehamilan

Sumber gambar: iStock
Berikut langkah-langkah praktis yang bisa dilakukan:
1. Cuci Buah dan Sayuran Secara Menyeluruh
Mencuci buah dan sayuran dengan air mengalir sangat penting untuk mengurangi risiko paparan pestisida selama kehamilan. Untuk hasil lebih optimal, Moms bisa merendam bahan makanan dalam larutan baking soda selama beberapa menit guna membantu mengangkat sisa pestisida yang menempel di permukaan kulit buah atau sayur.
Langkah ini sederhana namun efektif, terutama untuk produk yang dikonsumsi dengan kulitnya seperti apel, tomat, dan anggur. Dengan kebiasaan mencuci yang baik, risiko masuknya zat kimia berbahaya ke dalam tubuh bisa ditekan secara signifikan.
2. Pilih Produk Organik
Produk organik merupakan pilihan yang lebih aman bagi ibu hamil karena ditanam tanpa pestisida sintetis. Meskipun harganya sedikit lebih mahal, memilih sayur dan buah organik, terutama yang termasuk dalam daftar “Dirty Dozen” seperti stroberi, bayam, dan apel, dapat mengurangi paparan zat kimia berbahaya bagi janin.
Jika tidak memungkinkan untuk membeli semua produk organik, Moms bisa fokus pada bahan makanan yang paling sering dikonsumsi atau yang kulitnya ikut dimakan. Prioritaskan kualitas dan keamanan demi mendukung kehamilan yang sehat.
Baca juga: Bolehkah Ibu Hamil Konsumsi Makanan Kaleng? Ini Faktanya!
3. Hindari Area Pertanian Saat Disemprot
Paparan udara dari penyemprotan pestisida di area pertanian bisa berbahaya jika terhirup, terutama saat kehamilan. Oleh karena itu, jika Moms tinggal di sekitar lahan pertanian, sebaiknya hindari keluar rumah saat proses penyemprotan berlangsung dan pastikan semua jendela serta ventilasi tertutup rapat.
Menjaga sirkulasi udara di dalam rumah tetap bersih dan bebas dari zat kimia adalah salah satu upaya perlindungan yang penting. Jika perlu, gunakan penyaring udara untuk memastikan kualitas udara tetap aman.
4. Gunakan Sarung Tangan dan Masker
Jika Moms harus berkebun atau membersihkan pekarangan rumah selama masa kehamilan, selalu gunakan sarung tangan dan masker sebagai perlindungan dasar. Ini penting untuk mencegah kontak langsung antara kulit atau saluran pernapasan dengan pestisida yang mungkin menempel di tanah atau tanaman.
Peralatan pelindung sederhana ini bisa menjadi tameng utama dari paparan yang tidak disadari. Dengan kebiasaan ini, Moms tetap bisa beraktivitas di luar rumah dengan lebih aman dan tenang.
Baca juga: Bahaya Kemasan BPA bagi Ibu Hamil, Ini Alasannya!
5. Bersihkan Rumah Secara Rutin
Debu rumah bisa menjadi media pembawa sisa pestisida yang menempel dari luar, terutama jika ada anggota keluarga yang beraktivitas di area terbuka. Membersihkan rumah secara rutin, terutama dengan lap basah untuk menghindari debu beterbangan, dapat membantu menjaga lingkungan tetap higienis.
Fokuslah pada area seperti lantai, meja, dan perabot yang sering disentuh. Kebersihan rumah bukan hanya soal kenyamanan, tapi juga bagian dari perlindungan kesehatan ibu hamil dan janin yang sedang berkembang.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- CDC. “Pesticide Exposure and Pregnancy.” Tanggal Akses: 12 April 2025.
- NCBI. “Reproductive and Developmental Toxicity of Pesticides.” Tanggal Akses: 12 April 2025.
- Environmental Health. “Prenatal pesticide exposure and child neurodevelopment.” Tanggal Akses: 12 April 2025.