Priapismus adalah kondisi medis yang menyebabkan ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi ini bisa menyakitkan dan, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan penis. Oleh karena itu, Dads yang mengalami priapismus harus segera mencari pertolongan medis untuk mencegah komplikasi serius. Priapismus merupakan ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam dan […]
Priapismus adalah kondisi medis yang menyebabkan ereksi berkepanjangan tanpa adanya rangsangan seksual. Kondisi ini bisa menyakitkan dan, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan penis. Oleh karena itu, Dads yang mengalami priapismus harus segera mencari pertolongan medis untuk mencegah komplikasi serius.
Priapismus merupakan ereksi yang berlangsung lebih dari empat jam dan tidak berhubungan dengan gairah seksual. Kondisi ini terjadi ketika darah yang mengalir ke penis tidak dapat mengalir kembali dengan normal, menyebabkan ereksi yang bertahan lebih lama dari seharusnya.
Priapismus dapat terjadi pada semua kelompok usia, tetapi lebih umum pada pria yang memiliki kondisi medis tertentu, seperti anemia sel sabit atau gangguan pembuluh darah.
Jenis-Jenis Priapismus

Sumber gambar: freepik
Priapismus terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Priapismus Iskemik (Low-Flow Priapism)
Jenis ini merupakan yang paling umum dan juga yang paling berbahaya. Priapismus iskemik terjadi ketika darah terjebak di dalam penis dan tidak bisa mengalir kembali ke tubuh. Kondisi ini biasanya menyakitkan dan memerlukan penanganan segera untuk mencegah kerusakan jaringan.
Penyebab utama priapismus iskemik meliputi:
- Gangguan darah, seperti anemia sel sabit atau leukemia.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk obat disfungsi ereksi, antidepresan, dan antipsikotik.
- Konsumsi narkotika seperti kokain atau metamfetamin.
- Cedera pada tulang belakang atau genital yang memengaruhi aliran darah.
2. Priapismus Non-Iskemik (High-Flow Priapism)
Priapismus non-iskemik lebih jarang terjadi dan biasanya tidak menyebabkan rasa sakit. Kondisi ini terjadi akibat cedera atau trauma yang menyebabkan arteri di penis mengalami kebocoran, sehingga darah terus mengalir tanpa kontrol yang tepat.
Penyebab utama priapismus non-iskemik meliputi:
- Cedera pada area genital atau perineum.
- Prosedur medis yang memengaruhi pembuluh darah di penis.
Baca juga: Nyeri Saat Buat Air Kecil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Gejala Priapismus
Setiap jenis priapismus memiliki gejala yang berbeda. Berikut adalah tanda-tanda yang perlu Dads perhatikan:
Priapismus Iskemik
- Ereksi berlangsung lebih dari empat jam.
- Penis terasa nyeri dan tegang.
- Kepala penis tetap lunak meskipun batang penis ereksi.
Priapismus Non-Iskemik
- Ereksi berlangsung lama, tetapi tidak menyakitkan.
- Penis tidak sepenuhnya kaku.
- Ereksi mungkin terjadi tanpa adanya rangsangan seksual.
Baca juga: Apa Itu Disfungsi Ereksi? Simak Penjelasan Berikut!
Dampak Priapismus Jika Tidak Ditangani

Sumber gambar: Freepik
Jika priapismus tidak segera diatasi, terutama jenis iskemik, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:
1. Kerusakan Jaringan Penis yang Berujung pada Disfungsi Ereksi Permanen
Priapismus iskemik menyebabkan darah terperangkap dalam jaringan erektil penis tanpa adanya sirkulasi yang baik. Kondisi ini mengakibatkan penurunan kadar oksigen dalam darah yang tertahan di penis, sehingga sel-sel erektil mulai mengalami kerusakan. Jika ereksi berlangsung lebih dari empat jam tanpa penanganan, risiko kematian jaringan (nekrosis) meningkat, yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi permanen.
Hal ini karena jaringan yang mati tidak dapat lagi mempertahankan fungsi ereksi dengan baik. Semakin lama priapismus berlangsung, semakin tinggi kemungkinan terjadinya kerusakan permanen, sehingga penanganan medis yang cepat sangat penting untuk mencegah dampak ini.
Baca juga: Fimosis: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
2. Pembentukan Jaringan Parut yang Menghambat Fungsi Ereksi
Selain risiko nekrosis, priapismus yang dibiarkan tanpa penanganan juga dapat menyebabkan fibrosis atau pembentukan jaringan parut pada penis. Ketika darah yang terperangkap tidak mengalir dengan normal, tubuh merespons dengan membentuk jaringan fibrotik sebagai bagian dari proses penyembuhan. Sayangnya, jaringan ini tidak memiliki elastisitas yang sama dengan jaringan erektil yang sehat.
Akibatnya, penis bisa mengalami kesulitan untuk mengembang dan menahan ereksi di masa depan. Kondisi ini dapat berujung pada penyakit Peyronie, yaitu kelainan di mana penis menjadi bengkok akibat jaringan parut yang terbentuk, yang tidak hanya memengaruhi kemampuan ereksi, tetapi juga dapat menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri saat berhubungan seksual.
Baca juga: Apakah Sunat Mempengaruhi Kesuburan Pria?
3. Nyeri Kronis yang Berlangsung Lama
Priapismus yang tidak ditangani dengan baik juga dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan, bahkan setelah ereksi berakhir. Kondisi ini terjadi karena tekanan tinggi dalam jaringan erektil akibat darah yang tidak mengalir dengan lancar, yang dapat merangsang saraf nyeri di sekitar penis.
Beberapa pria yang mengalami priapismus berkepanjangan melaporkan sensasi nyeri yang menetap, bahkan setelah aliran darah kembali normal. Nyeri ini bisa menjadi kronis dan mengganggu aktivitas sehari-hari, termasuk kehidupan seksual dan psikologis penderita.
Baca juga: 8 Penyebab Nyeri pada Testis yang Perlu Diwaspadai
Cara Mengatasi Priapismus
Penanganan priapismus tergantung pada jenisnya. Berikut beberapa metode yang umum digunakan oleh tenaga medis untuk menangani priapismus:
Pengobatan Priapismus Iskemik
- Dekompresi dengan Aspirasi Darah: Dokter akan memasukkan jarum ke dalam penis untuk mengeluarkan darah yang terjebak dan mengurangi tekanan.
- Pemberian Obat Vasokonstriktor: Obat ini diberikan melalui suntikan langsung ke penis untuk menyempitkan pembuluh darah dan membantu mengurangi aliran darah yang berlebihan.
- Oksigenasi Hiperbarik: Dalam beberapa kasus, terapi oksigen hiperbarik dapat digunakan untuk membantu mengatasi priapismus pada pasien dengan anemia sel sabit.
- Operasi Shunt: Jika metode lain tidak berhasil, prosedur bedah mungkin diperlukan untuk mengalihkan aliran darah agar bisa kembali normal.
Pengobatan Priapismus Non-Iskemik
- Kompres Dingin: Mengompres area perineum dengan es bisa membantu mengurangi aliran darah dan mempercepat pemulihan.
- Embolisasi Arteri: Jika priapismus disebabkan oleh cedera pembuluh darah, prosedur embolisasi dapat dilakukan untuk menutup pembuluh darah yang bocor.
- Bedah Rekonstruktif: Dalam kasus yang jarang terjadi, operasi mungkin diperlukan untuk memperbaiki pembuluh darah yang rusak akibat cedera.
Pencegahan Priapismus
Untuk mengurangi risiko priapismus, Dads bisa menerapkan langkah-langkah berikut:
1. Hindari Penyalahgunaan Obat dan Alkohol
Beberapa jenis obat dan zat terlarang dapat meningkatkan risiko priapismus. Jika Dads menggunakan obat-obatan tertentu, konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui risikonya.
2. Kelola Kondisi Kesehatan yang Mendasari
Jika Dads memiliki anemia sel sabit atau gangguan darah lainnya, lakukan kontrol rutin dengan dokter untuk mencegah komplikasi yang bisa memicu priapismus.
3. Batasi Penggunaan Obat Disfungsi Ereksi
Penggunaan obat-obatan seperti sildenafil (Viagra) harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Mengonsumsi dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan risiko priapismus.
4. Lindungi Area Genital dari Cedera
Cedera pada perineum atau penis bisa memicu priapismus non-iskemik. Pastikan untuk selalu berhati-hati saat berolahraga atau beraktivitas fisik yang berisiko.
Baca juga: Parafimosis: Penyebab, Gejala dan Pencegahan
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Mayo Clinic. “Priapism: Symptoms & Causes”. Diakses pada 30 Maret 2025.
- NCBI. “Priapism”. Diakses pada 30 Maret 2025.
- Cleveland Clinic. “Priapism”. Diakses pada 30 Maret 2025.
- Medscape. “Priapism Overview”. Diakses pada 30 Maret 2025.
- NHS. “Priapism (Painful Erections)”. Diakses pada 30 Maret 2025.