Tumor testis bisa berkembang secara diam-diam dan sering tak disadari sampai mencapai tahap yang lebih serius. Padahal, jika dideteksi sejak awal, kondisi ini bisa ditangani dengan tingkat keberhasilan yang sangat tinggi. Dads yang sedang aktif secara fisik atau sedang merencanakan keturunan pun perlu memahami pentingnya menjaga kesehatan testis. Yuk, pahami lebih dalam mengenai jenis tumor testis, penyebabnya, gejala yang perlu diwaspadai, serta cara pencegahannya agar Dads bisa tetap waspada dan menjaga kualitas hidup.
Apa Itu Tumor Testis?
Tumor testis adalah pertumbuhan sel abnormal di dalam testis, yang dapat bersifat jinak maupun ganas (kanker testis). Testis sendiri merupakan organ penting dalam sistem reproduksi pria yang berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron.
Kanker testis tergolong langka, namun paling umum terjadi pada pria usia 15 hingga 35 tahun. Berita baiknya, tingkat keberhasilan pengobatannya sangat tinggi jika terdeteksi sejak dini.
Baca juga: 8 Penyebab Nyeri pada Testis yang Perlu Diwaspadai
Jenis-Jenis Tumor Testis

Tumor testis diklasifikasikan ke dalam dua jenis besar, yaitu:
1. Germ Cell Tumors (GCTs)
Germ Cell Tumors atau GCTs merupakan jenis tumor testis yang paling umum, mencakup sekitar 95% dari seluruh kasus kanker testis. Tumor ini berasal dari sel germinal, yaitu sel-sel yang seharusnya berkembang menjadi sperma. Karena letaknya langsung berkaitan dengan fungsi reproduksi, GCTs dapat berdampak besar pada kesuburan jika tidak ditangani sejak dini.
GCTs terbagi menjadi dua tipe utama: seminoma dan non-seminoma. Seminoma biasanya tumbuh lebih lambat dan cenderung memberikan respons yang baik terhadap pengobatan seperti radiasi atau kemoterapi. Sebaliknya, non-seminoma tumbuh lebih agresif dan sering kali menyebar lebih cepat ke bagian tubuh lain, sehingga memerlukan penanganan lebih intensif. Pemahaman tentang jenis GCT ini sangat penting agar Dads dapat menjalani pengobatan yang tepat sesuai kondisi.
2. Non-Germ Cell Tumors
Berbeda dengan GCTs, non-germ cell tumors jauh lebih jarang ditemukan dan biasanya berkembang dari jaringan testis selain sel germinal. Dua jenis utama dari kelompok ini adalah tumor sel Leydig dan tumor sel Sertoli, yang masing-masing berasal dari sel penyusun struktur testis yang mendukung produksi hormon dan sperma.
Meskipun lebih jarang, tumor jenis ini tetap perlu diwaspadai karena bisa bersifat jinak maupun ganas. Pada beberapa kasus, tumor ini bisa memengaruhi produksi hormon testosteron dan mengganggu keseimbangan hormonal dalam tubuh. Oleh karena itu, Dads yang mengalami perubahan tidak biasa pada testis sebaiknya segera melakukan pemeriksaan medis untuk memastikan diagnosis secara dini.
Baca juga: Inilah 2 Fungsi Testis Pada Pria Secara Lengkap
Penyebab Tumor Testis
Hingga kini, penyebab pasti dari tumor testis belum diketahui secara jelas. Namun, para ahli telah mengidentifikasi sejumlah faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang pria mengalaminya:
-
Testis tidak turun (kriptorkismus): Testis yang tidak berpindah ke dalam skrotum saat lahir meningkatkan risiko kanker testis.
-
Riwayat keluarga: Jika ada anggota keluarga dekat yang pernah mengidap kanker testis, risiko bisa meningkat.
-
Infertilitas pria: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pria dengan masalah kesuburan juga lebih berisiko.
-
Infeksi HIV/AIDS: Kondisi imunitas yang lemah bisa menjadi pemicu kanker, termasuk di area testis.
-
Sindrom Klinefelter: Gangguan genetik ini meningkatkan risiko beberapa jenis kanker testis.
Meskipun beberapa faktor di atas bisa meningkatkan risiko, bukan berarti Dads yang memilikinya pasti akan terkena tumor testis. Sebaliknya, Dads yang tidak memiliki faktor risiko tetap perlu waspada.
Baca juga: Torsio Testis: Penyebab, Gejala, Diagnosis, Penanganan, dan Komplikasi
Gejala Tumor Testis yang Perlu Diwaspadai

Tumor testis sering kali berkembang secara diam-diam tanpa menimbulkan rasa sakit pada tahap awal, sehingga Dads mungkin tidak langsung menyadari adanya perubahan. Namun, salah satu gejala paling umum adalah munculnya benjolan keras atau pembengkakan pada salah satu testis. Benjolan ini biasanya terasa padat dan tidak nyeri saat disentuh, meskipun dalam beberapa kasus bisa menyebabkan rasa tidak nyaman. Selain itu, Dads mungkin merasakan sensasi berat di skrotum yang sebelumnya tidak biasa.
Gejala lainnya bisa berupa nyeri tumpul di bagian bawah perut atau selangkangan, penumpukan cairan secara mendadak di dalam skrotum, hingga perubahan ukuran atau konsistensi testis. Pada kasus tertentu, tumor testis juga dapat memicu pembesaran jaringan payudara (ginekomastia) akibat ketidakseimbangan hormon. Meskipun gejala-gejala ini tidak selalu menandakan adanya kanker, sangat penting bagi Dads untuk segera berkonsultasi ke dokter apabila merasakan salah satu di antaranya. Deteksi dini meningkatkan peluang pengobatan berhasil dan menurunkan risiko komplikasi jangka panjang.
Baca juga: Spermatokel, Kista Jinak di Saluran Reproduksi Pria
Pencegahan Tumor Testis, Apa yang Bisa Dilakukan?
Walaupun tidak ada cara pasti untuk mencegah tumor testis, ada beberapa langkah pencegahan dan deteksi dini yang dapat membantu menurunkan risiko atau menangani kasus lebih cepat:
-
Lakukan pemeriksaan testis sendiri secara rutin
-
Konsultasikan ke dokter jika memiliki testis tidak turun atau ada kelainan lain sejak lahir
-
Hindari paparan bahan kimia berbahaya, seperti pestisida atau zat karsinogenik lainnya
-
Jaga pola hidup sehat, dengan nutrisi yang baik, olahraga teratur, dan tidur yang cukup
-
Jangan abaikan gejala sekecil apa pun, terutama perubahan di area testis
Baca juga: Dampak Merokok terhadap Kesuburan Pria dan Wanita
Tumor testis merupakan kondisi yang serius namun sangat bisa diobati jika ditemukan sejak dini. Memahami jenisnya, mengenali gejalanya, dan mengetahui faktor risikonya adalah langkah pertama untuk melindungi kesehatan jangka panjang Dads maupun anak laki-laki di keluarga. Pemeriksaan rutin dan kesadaran akan perubahan fisik kecil bisa menyelamatkan nyawa. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis jika muncul gejala yang mencurigakan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- NCBI. “Testicular Cancer”. Tanggal Akses 7 Mei 2025.
- Mayo Clinic. “Testicular Cancer Care: Symptoms & Causes”. Tanggal Akses 7 Mei 2025.
- Cleveland Clinic. “Testicular Cancer”. Tanggal Akses 7 Mei 2025.