Berolahraga secara rutin jelas baik untuk kesehatan, termasuk kesuburan. Namun, bagaimana jika olahraga dilakukan secara berlebihan? Apakah justru bisa mengganggu sistem reproduksi? Ini pertanyaan penting yang perlu diketahui jawabannya, terutama bagi Moms dan Dads yang sedang dalam program kehamilan. Faktanya, olahraga ekstrem bisa memberi tekanan pada tubuh dan berdampak pada hormon yang berperan dalam kesuburan.
Aktivitas fisik yang cukup terbukti meningkatkan sirkulasi darah, menyeimbangkan hormon, dan menjaga berat badan ideal, semuanya mendukung kualitas sperma dan ovulasi. Namun, jika olahraga dilakukan terlalu intens atau dalam durasi berlebihan tanpa pemulihan yang cukup, efeknya justru bisa berbalik merugikan.
Dampak Olahraga Berlebihan pada Moms
Olahraga memang bermanfaat, namun jika dilakukan secara berlebihan justru bisa mengganggu keseimbangan hormon reproduksi pada Moms. Penurunan kadar hormon estrogen akibat aktivitas fisik yang terlalu intens bisa mengganggu siklus menstruasi. Kondisi ini dapat menyebabkan ovulasi tertunda, atau dalam beberapa kasus ekstrem, menstruasi berhenti sama sekali (amenore), sehingga peluang kehamilan pun menurun.
Tak hanya itu, olahraga yang membakar kalori melebihi asupan nutrisi harian bisa menurunkan cadangan energi tubuh secara drastis. Bila kondisi ini berlangsung terus-menerus, Moms berisiko mengalami kombinasi gangguan makan, amenore, dan penurunan kepadatan tulang, dikenal sebagai female athlete triad. Ketiga hal ini sangat memengaruhi kesehatan sistem reproduksi dan menurunkan tingkat kesuburan secara signifikan.
Baca juga: 8 Jenis Olahraga Agar Cepat Hamil yang Bisa Dicoba!
Dampak Olahraga Berlebihan pada Dads
Pada Dads, olahraga berat seperti latihan intensif di gym tanpa cukup istirahat, maraton, atau olahraga ketahanan (endurance) yang dilakukan berjam-jam setiap hari, bisa memberikan dampak negatif terhadap kesuburan. Aktivitas fisik ekstrem ini dapat menurunkan kadar testosteron secara alami, yang merupakan hormon kunci dalam produksi sperma sehat dan libido pria.
Selain itu, olahraga berat juga diketahui menurunkan jumlah sperma dan memperlambat pergerakannya (motilitas). Beban latihan tinggi juga memicu stres oksidatif, yakni ketidakseimbangan antara radikal bebas dan antioksidan dalam tubuh, yang bisa merusak DNA sperma. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa atlet pria dengan latihan berat secara konsisten mengalami penurunan kualitas sperma dibandingkan pria dengan intensitas olahraga sedang.
Baca juga: 4 Olahraga Meningkatkan Hormon Testosteron
Jenis Olahraga yang Paling Berisiko

Beberapa jenis olahraga memiliki risiko lebih tinggi terhadap kesuburan jika dilakukan secara ekstrem dan tanpa pengawasan, seperti:
- Endurance training ekstrem seperti triathlon dan maraton
- Latihan kekuatan berlebihan tanpa waktu istirahat
- Olahraga intens setiap hari tanpa hari pemulihan
- Olahraga dengan asupan kalori sangat rendah
Oleh karena itu, kunci menjaga kesehatan dan kesuburan tetap optimal adalah dengan berolahraga secara seimbang baik dari segi durasi, frekuensi, maupun intensitas.
Tanda Olahraga Sudah Berlebihan
Baik pada Moms maupun Dads, penting untuk mengenali sinyal tubuh saat olahraga mulai memberi dampak negatif. Salah satu tanda paling jelas adalah siklus menstruasi yang menjadi tidak teratur, atau bahkan berhenti sama sekali. Hal ini mengindikasikan bahwa tubuh Moms sedang dalam kondisi stres dan mulai menghemat energi dengan menonaktifkan fungsi reproduksi. Pada Dads, penurunan libido juga bisa menjadi sinyal awal bahwa kadar testosteron menurun akibat aktivitas fisik yang terlalu berat.
Selain itu, rasa mudah lelah meskipun tidak banyak beraktivitas bisa menunjukkan bahwa tubuh belum pulih dari latihan sebelumnya. Penurunan berat badan ekstrem, sulit tidur, atau kualitas tidur yang memburuk juga kerap dialami. Tak jarang, suasana hati pun berubah menjadi lebih cemas, mudah tersinggung, atau bahkan depresi. Jika gejala-gejala ini muncul, penting untuk mengevaluasi kembali intensitas dan frekuensi olahraga agar tetap seimbang dan tidak merugikan kesehatan secara keseluruhan.
Baca juga: Stress dan Gangguan Kesuburan: Apa yang Perlu Moms dan Dads Ketahui?
Tips Menjaga Olahraga Tetap Mendukung Kesuburan
- Batasi olahraga intens maksimal 4–5 kali seminggu
- Pastikan waktu istirahat cukup dan berkualitas
- Penuhi kebutuhan nutrisi harian dengan gizi seimbang
- Hindari olahraga saat tubuh sedang kelelahan berat
- Konsultasikan program latihan dengan profesional kesehatan atau pelatih berlisensi
Olahraga memang bermanfaat, tapi jika dilakukan berlebihan tanpa memperhatikan kebutuhan tubuh untuk pulih, bisa berdampak negatif pada kesuburan. Menjaga keseimbangan, mendengarkan sinyal tubuh, serta menyesuaikan pola latihan dengan kebutuhan pribadi adalah langkah bijak bagi Moms dan Dads yang ingin menjaga kesuburan secara optimal.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- PMC. “Physical activity and male fertility”. Diakses 21 April 2025.
- Translational Medicine. “Effects of exercise on reproductive hormones”. Diakses 21 April 2025.
- PubMed. “Exercise and reproductive function”. Diakses 21 April 2025.