Selama kehamilan, banyak Moms mengalami peningkatan sensitivitas penciuman atau yang dikenal sebagai hiperosmia. Kondisi ini umum terjadi, terutama di trimester pertama, dan dapat memicu mual, muntah, atau ketidaknyamanan terhadap bau tertentu. Perubahan hormon, terutama peningkatan kadar estrogen, menjadi penyebab utama dari kondisi ini. Meskipun tidak berbahaya, penciuman yang lebih tajam bisa mengganggu keseharian Moms. Untungnya, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengelola dan mengurangi dampak sensitivitas penciuman selama kehamilan.
Mengapa Penciuman Menjadi Lebih Sensitif Saat Hamil?

Peningkatan sensitivitas penciuman saat hamil bukanlah mitos. Beberapa faktor yang berkontribusi terhadap kondisi ini meliputi:
1. Perubahan Hormon
Selama kehamilan, kadar estrogen dan progesteron meningkat, yang dapat memperkuat indera penciuman Moms. Hal ini membuat bau yang sebelumnya biasa saja menjadi lebih kuat dan menyengat.
2. Mual dan Morning Sickness
Banyak Moms mengalami morning sickness di trimester pertama, dan bau tertentu bisa menjadi pemicu mual dan muntah. Bahkan aroma makanan favorit pun bisa terasa mengganggu selama periode ini.
3. Mekanisme Perlindungan Alami
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan penciuman selama kehamilan mungkin merupakan mekanisme alami tubuh untuk membantu ibu hamil menghindari makanan atau zat berbahaya bagi janin.
Baca juga: 5 Perubahan Fisiologis Kehamilan Pada Wanita Mengandung
4. Perubahan Aliran Darah
Saat hamil, aliran darah meningkat ke seluruh tubuh, termasuk ke otak dan organ sensorik. Ini bisa memperkuat indera penciuman dan membuat Moms lebih peka terhadap bau di sekitar.
Cara Mengatasi Penciuman Sensitif Saat Hamil

Meskipun tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak sensitivitas penciuman selama kehamilan:
1. Menghindari Bau yang Memicu Mual
Kenali bau-bau yang membuat Moms merasa tidak nyaman dan hindari sebisa mungkin,jika bau masakan tertentu memicu mual, mintalah bantuan pasangan atau keluarga untuk memasak atau gunakan alat penghisap asap di dapur. Hindari tempat-tempat yang memiliki bau menyengat seperti restoran dengan makanan berbumbu kuat atau tempat dengan aroma parfum yang kuat.
Baca juga: Posisi Tidur untuk Mengurangi Mual Saat Hamil
2. Menjaga Sirkulasi Udara yang Baik
Pastikan ruangan memiliki ventilasi yang baik agar udara tetap segar, gunakan kipas angin atau buka jendela untuk membuang bau yang tidak diinginkan. Diffuser dengan minyak esensial ringan seperti lemon atau peppermint bisa membantu menyegarkan udara.
3. Menggunakan Wewangian yang Menenangkan
Bawalah sapu tangan atau tisu yang telah disemprot dengan wewangian favorit Moms untuk membantu menetralisir bau tak sedap, aroma segar seperti jeruk, lavender, atau peppermint bisa membantu mengurangi ketidaknyamanan akibat penciuman yang terlalu sensitif.
4. Mengubah Pola Makan
Konsumsi makanan dengan aroma netral seperti roti, biskuit tawar, atau buah segar untuk mengurangi efek bau yang mengganggu, hindari makanan yang berbau tajam seperti bawang putih, ikan, atau makanan berbumbu kuat jika baunya membuat Moms mual. Makan dalam porsi kecil namun sering agar perut tidak kosong, karena rasa lapar bisa memperburuk hiperosmia dan mual.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
5. Menggunakan Masker atau Menutup Hidung
Jika Moms harus berada di tempat dengan bau menyengat, menggunakan masker bisa membantu mengurangi paparan bau tersebut, menutup hidung dengan tangan atau kain saat berada di tempat dengan aroma yang tidak nyaman juga bisa menjadi solusi sementara.
6. Rajin Mengganti Seprai dan Pakaian
Bau yang menempel di kain bisa bertahan lama dan memicu ketidaknyamanan, cucilah pakaian, seprai, dan handuk secara rutin agar selalu segar dan tidak menyimpan aroma yang mengganggu.
7. Menghindari Produk Beraroma Kuat
Pilih sabun, sampo, deterjen, dan produk perawatan tubuh tanpa pewangi atau dengan aroma lembut agar tidak memperparah hiperosmia, jika parfum atau deodoran terasa mengganggu, cobalah beralih ke produk dengan aroma alami atau tanpa pewangi sama sekali.
8. Menggunakan Air Lemon atau Jahe
Minum air lemon atau mengunyah permen jahe dapat membantu mengurangi efek bau yang mengganggu, aroma jahe dan lemon dikenal dapat membantu menenangkan perut dan mengurangi mual akibat sensitivitas penciuman.
Baca juga: Minum Teh Herbal Saat Hamil, Apakah Aman?
9. Mengelola Stres dan Relaksasi
Stres bisa memperburuk sensitivitas penciuman. Melakukan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau pernapasan dalam dapat membantu Moms merasa lebih nyaman. Beristirahat yang cukup juga penting agar tubuh tidak semakin sensitif terhadap rangsangan dari luar.
Kapan Penciuman Sensitif Akan Berkurang?
Penciuman yang lebih tajam biasanya terjadi selama trimester pertama dan cenderung membaik setelah memasuki trimester kedua. Namun, setiap kehamilan berbeda, sehingga ada Moms yang tetap merasakan sensitivitas penciuman hingga akhir kehamilan. Jika kondisi ini sangat mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan solusi yang lebih sesuai.
Sensitivitas penciuman selama kehamilan adalah hal yang umum terjadi akibat perubahan hormon, peningkatan aliran darah, dan mekanisme perlindungan alami tubuh. Meskipun bisa mengganggu kenyamanan Moms, ada berbagai cara untuk mengatasinya, seperti menghindari bau yang memicu mual, menjaga sirkulasi udara, memilih makanan dengan aroma netral, dan menggunakan wewangian yang menenangkan. Biasanya, sensitivitas penciuman akan berkurang seiring berjalannya waktu. Jika Moms merasa kondisi ini sangat mengganggu, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan rekomendasi yang lebih spesifik.
Referensi
- What to Expect. “Heightened Sense of Smell During Pregnancy”. Diakses pada 7 Maret 2025.
- BabyCenter. “Heightened Sense of Smell During Pregnancy”. Diakses pada 7 Maret 2025.
- The Bump. “Sense of Smell”. Diakses pada 7 Maret 2025.
- WebMD. “What is Hyperosmia?”. Diakses pada 7 Maret 2025.