Stres pada janin dalam kandungan, atau yang dikenal sebagai fetal distress, adalah kondisi yang terjadi ketika bayi mengalami gangguan, biasanya karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi. Kondisi ini bisa berisiko bagi perkembangan janin dan bahkan meningkatkan kemungkinan komplikasi saat persalinan. Janin stres mengacu pada kondisi di mana bayi dalam kandungan mengalami kesulitan akibat kurangnya oksigen […]
Stres pada janin dalam kandungan, atau yang dikenal sebagai fetal distress, adalah kondisi yang terjadi ketika bayi mengalami gangguan, biasanya karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi. Kondisi ini bisa berisiko bagi perkembangan janin dan bahkan meningkatkan kemungkinan komplikasi saat persalinan.
Janin stres mengacu pada kondisi di mana bayi dalam kandungan mengalami kesulitan akibat kurangnya oksigen atau gangguan lainnya. Hal ini biasanya terdeteksi melalui perubahan pola gerakan janin, detak jantung yang tidak normal, atau adanya mekonium (tinja janin) dalam cairan ketuban.
Jika tidak ditangani dengan cepat, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, termasuk risiko persalinan prematur atau gangguan perkembangan janin. Oleh karena itu, Moms perlu memahami penyebab utama stres pada janin serta langkah-langkah untuk mengatasinya.
Penyebab Janin Stres dalam Kandungan

Sumber gambar: Freepik
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan janin mengalami stres di dalam kandungan, antara lain:
1. Gangguan pada Plasenta
Plasenta berperan penting dalam menyalurkan oksigen dan nutrisi dari ibu ke janin. Jika terjadi gangguan seperti insufisiensi plasenta, solusio plasenta (plasenta lepas sebelum waktunya), atau plasenta previa, aliran oksigen dan nutrisi ke janin bisa terganggu, sehingga menyebabkan stres.
2. Kekurangan Oksigen (Hipoksia Janin)
Hipoksia terjadi ketika janin tidak mendapatkan cukup oksigen. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari anemia pada ibu hamil, hipertensi, hingga gangguan tali pusat seperti lilitan tali pusat di leher janin.
Baca juga: Gawat Janin: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya
3. Tekanan Darah Tinggi atau Preeklampsia
Preeklampsia adalah kondisi serius yang ditandai dengan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Kondisi ini dapat menghambat aliran darah ke plasenta, yang pada akhirnya membatasi pasokan oksigen dan nutrisi ke janin.
4. Diabetes Gestasional
Ibu hamil yang mengalami diabetes gestasional berisiko mengalami ketidakseimbangan gula darah, yang dapat memengaruhi kesehatan janin dan meningkatkan risiko stres dalam kandungan.
Baca juga: Mengenal Penyakit Keturunan Type 1 Diabetes: Gejala, Penyebab hingga Pencegahannya
5. Infeksi dalam Kehamilan
Beberapa infeksi, seperti infeksi saluran kemih yang tidak diobati atau infeksi cairan ketuban (chorioamnionitis), dapat menyebabkan stres pada janin dan meningkatkan risiko persalinan prematur.
6. Induksi Persalinan yang Terlalu Lama
Proses persalinan yang berlangsung terlalu lama atau kontraksi yang terlalu kuat akibat obat induksi dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke janin, sehingga berisiko menimbulkan stres janin.
7. Volume Cairan Ketuban yang Tidak Normal
Baik kelebihan (polihidramnion) maupun kekurangan (oligohidramnion) cairan ketuban dapat mengganggu kenyamanan janin dalam kandungan dan berpotensi menyebabkan stres.
Baca juga: Penyebab Air Ketuban Keruh dan Bagaimana Cara Mencegahnya?
Tanda-Tanda Janin Mengalami Stres
Moms perlu memperhatikan beberapa tanda yang bisa menjadi indikasi janin mengalami stres, antara lain:
- Gerakan janin yang berkurang atau terlalu aktif dibandingkan biasanya.
- Detak jantung janin yang tidak stabil (terlalu cepat atau terlalu lambat) saat diperiksa dengan alat medis.
- Adanya mekonium dalam cairan ketuban, yang menunjukkan bahwa janin mungkin mengalami stres sebelum lahir.
- Nyeri perut yang tidak biasa atau kontraksi yang tidak teratur yang dirasakan oleh ibu hamil.
Jika Moms merasakan tanda-tanda tersebut, segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut.
Cara Mencegah dan Mengatasi Stres pada Janin
Agar janin tetap sehat dan terhindar dari stres, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh ibu hamil:
- Menjaga Pola Makan Sehat: Konsumsi makanan bergizi seimbang yang kaya akan zat besi, asam folat, dan protein untuk mendukung perkembangan janin dan mencegah anemia atau gangguan plasenta.
- Rutin Melakukan Kontrol Kehamilan: Pemeriksaan rutin dengan dokter kandungan sangat penting untuk memantau detak jantung janin, kesehatan plasenta, serta kondisi cairan ketuban.
- Menghindari Stres dan Kelelahan Berlebihan: Stres pada ibu dapat berdampak langsung pada janin. Oleh karena itu, Moms disarankan untuk melakukan teknik relaksasi seperti yoga, meditasi, atau sekadar beristirahat cukup.
- Mengontrol Tekanan Darah dan Gula Darah: Jika memiliki riwayat hipertensi atau diabetes gestasional, pastikan untuk mengontrol kondisi tersebut dengan pola makan sehat dan rekomendasi dokter.
- Memperhatikan Pola Gerakan Janin: Jika Moms merasa janin lebih jarang bergerak dari biasanya, segera lakukan pemeriksaan ke dokter untuk memastikan kondisinya.
Baca juga: Makanan Untuk Bumil: Pilihan Terbaik untuk Kesehatan Ibu dan Janin
Stres pada janin (fetal distress) dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti gangguan plasenta, kekurangan oksigen, tekanan darah tinggi, diabetes gestasional, hingga infeksi. Mengenali tanda-tanda janin stres, seperti gerakan janin yang berkurang atau detak jantung tidak normal, sangat penting untuk mencegah komplikasi yang lebih serius. Dengan menjaga pola makan sehat, rutin kontrol kehamilan, serta menghindari stres, Moms dapat membantu menjaga kesehatan janin hingga persalinan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- Cleveland Clinic. “Fetal Distress”. Diakses pada 25 Maret 2025.
- Pregnancy Birth and Baby. “Fetal Distress”. Diakses pada 25 Maret 2025.
- National Library of Medicine. “Fetal Distress: Causes and Management”. Diakses pada 25 Maret 2025.
- What to Expect. “Fetal Distress During Pregnancy”. Diakses pada 25 Maret 2025.