Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat berdampak buruk bagi kesehatan Moms dan janin. Vitamin D memiliki peran penting dalam penyerapan kalsium, perkembangan tulang, serta sistem kekebalan tubuh. Jika kadarnya rendah, Moms berisiko mengalami preeklamsia, diabetes gestasional, dan gangguan sistem imun, sementara janin berisiko mengalami gangguan pertumbuhan serta masalah tulang. Oleh karena itu, memastikan asupan vitamin D yang cukup sangat penting untuk kesehatan ibu dan bayi.
Mengapa Vitamin D Penting untuk Ibu Hamil?
Vitamin D adalah nutrisi yang larut dalam lemak dan berperan dalam berbagai fungsi penting tubuh, termasuk:
- Membantu penyerapan kalsium dan fosfor yang diperlukan untuk perkembangan tulang janin.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga dapat melindungi ibu dan bayi dari infeksi.
- Mengatur kadar gula darah untuk mengurangi risiko diabetes gestasional.
- Menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, yang berperan penting dalam mencegah hipertensi pada kehamilan.
Dampak Kekurangan Vitamin D pada Ibu Hamil

Jika Moms mengalami defisiensi vitamin D selama kehamilan, ada beberapa risiko kesehatan yang dapat terjadi:
1. Risiko Preeklamsia
Preeklamsia adalah kondisi tekanan darah tinggi yang dapat membahayakan ibu dan janin. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil dengan kadar vitamin D rendah memiliki risiko lebih tinggi mengalami preeklamsia. Kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti persalinan prematur dan gangguan pada perkembangan janin.
2. Diabetes Gestasional
Vitamin D berperan dalam regulasi kadar gula darah. Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat meningkatkan risiko diabetes gestasional, yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi setelah lahir.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?
3. Gangguan Pertumbuhan Janin
Kadar vitamin D yang rendah dapat menghambat penyerapan kalsium dan fosfor, yang berdampak pada perkembangan tulang janin. Bayi yang lahir dari ibu dengan defisiensi vitamin D lebih rentan mengalami berat badan lahir rendah dan risiko gangguan pertumbuhan tulang seperti rakhitis.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
4. Gangguan Sistem Kekebalan Tubuh
Vitamin D berperan dalam mendukung sistem imun. Kekurangan vitamin D pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko infeksi, baik pada ibu maupun bayi setelah lahir.
Baca juga: Cara Meningkatkan Imunitas Tubuh Saat Hamil
5. Risiko Depresi Pasca Melahirkan
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kadar vitamin D yang rendah dapat berhubungan dengan risiko lebih tinggi mengalami depresi pasca melahirkan. Vitamin D berperan dalam produksi serotonin, hormon yang mengatur suasana hati.
Dampak Kekurangan Vitamin D pada Bayi
Tidak hanya ibu, bayi yang lahir dari ibu dengan defisiensi vitamin D juga berisiko mengalami berbagai gangguan kesehatan, seperti:
- Risiko Rakhitis: Penyakit yang menyebabkan tulang menjadi lunak dan mudah patah akibat kekurangan kalsium dan vitamin D.
- Sistem Imun yang Lemah: Bayi dapat lebih rentan terhadap infeksi dan gangguan pernapasan.
- Risiko Autoimun: Beberapa studi menunjukkan bahwa kekurangan vitamin D pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko bayi mengalami penyakit autoimun di kemudian hari.
Cara Memastikan Asupan Vitamin D yang Cukup

1. Konsumsi Makanan Kaya Vitamin D
Beberapa makanan yang mengandung vitamin D secara alami antara lain:
- Ikan berlemak seperti salmon, sarden, dan tuna
- Kuning telur
- Hati sapi
- Susu dan produk susu yang diperkaya vitamin D
- Jamur tertentu yang terpapar sinar matahari
Baca juga: Sumber Vitamin D untuk Ibu Hamil: Mengapa Penting dan Bagaimana Memenuhinya
2. Berjemur di Bawah Sinar Matahari
Sinar matahari adalah sumber utama vitamin D. Moms disarankan untuk berjemur selama 10–30 menit di pagi hari (antara pukul 07.00–09.00) guna membantu tubuh memproduksi vitamin D secara alami.
3. Mengonsumsi Suplemen Vitamin D
Jika asupan dari makanan dan sinar matahari masih kurang, suplemen vitamin D bisa menjadi solusi. Berdasarkan rekomendasi WHO, ibu hamil sebaiknya mengonsumsi vitamin D sesuai dengan anjuran dokter untuk mencegah defisiensi.
4. Pemeriksaan Kadar Vitamin D Secara Rutin
Jika Moms memiliki risiko defisiensi vitamin D, seperti tinggal di daerah dengan sinar matahari terbatas atau memiliki riwayat kesehatan tertentu, sebaiknya lakukan pemeriksaan kadar vitamin D secara berkala.
Vitamin D sangat penting bagi ibu hamil untuk mendukung kesehatan ibu dan pertumbuhan janin. Kekurangan vitamin D dapat meningkatkan risiko preeklamsia, diabetes gestasional, serta gangguan pertumbuhan bayi. Oleh karena itu, Moms perlu memastikan asupan vitamin D yang cukup melalui makanan, paparan sinar matahari, atau suplemen jika diperlukan. Konsultasikan dengan dokter untuk mengetahui kebutuhan vitamin D yang tepat selama kehamilan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- PubMed. “Adverse health outcomes associated with vitamin D deficiency”. Diakses pada 18 Maret 2025.
- Nature. “Vitamin D and Pregnancy”. Diakses pada 18 Maret 2025.
- World Health Organization. “Vitamin D Supplementation in Pregnancy”. Diakses pada 18 Maret 2025.
- American Journal of Obstetrics & Gynecology. “The Role of Vitamin D in Pregnancy”. Diakses pada 18 Maret 2025.