Morula IVF

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

March 13, 2025

Penyakit Addison: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Penyakit Addison adalah gangguan langka yang terjadi ketika kelenjar adrenal tidak menghasilkan cukup hormon kortisol dan aldosteron. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gejala seperti kelelahan kronis, tekanan darah rendah, penurunan berat badan, serta perubahan warna kulit menjadi lebih gelap. Penyakit ini sering kali bersifat autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh menyerang kelenjar adrenal. Diagnosis dini sangat penting karena jika tidak ditangani, dapat berkembang menjadi krisis adrenal yang berbahaya. Pengobatan penyakit Addison umumnya melibatkan terapi penggantian hormon untuk mengembalikan kadar hormon yang hilang.

Apa Itu Penyakit Addison?

Penyakit Addison, juga dikenal sebagai insufisiensi adrenal primer, adalah kondisi di mana kelenjar adrenal tidak mampu memproduksi hormon dalam jumlah yang cukup. Kortisol dan aldosteron adalah dua hormon utama yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki peran penting dalam metabolisme, keseimbangan elektrolit, serta respons tubuh terhadap stres.

Ketika produksi hormon ini terganggu, tubuh kehilangan kemampuannya untuk mengatur tekanan darah, kadar gula darah, serta keseimbangan natrium dan kalium, yang dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius jika tidak diobati.

Penyebab Penyakit Addison

Penyakit Addison
Sumber gambar: Freepik

Penyakit Addison bisa disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:

1. Penyakit Autoimun

Sebagian besar kasus penyakit Addison, sekitar 80%, disebabkan oleh gangguan autoimun. Dalam kondisi ini, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang kelenjar adrenal, menyebabkan kerusakan jaringan yang bertanggung jawab dalam produksi hormon.

Akibatnya, produksi kortisol dan aldosteron berkurang secara signifikan, yang dapat mengakibatkan berbagai gejala seperti kelelahan ekstrem, tekanan darah rendah, dan gangguan keseimbangan elektrolit. Penyakit Addison yang disebabkan oleh autoimun sering kali berkembang secara perlahan dan gejalanya baru terlihat setelah sebagian besar jaringan adrenal sudah rusak.

Baca juga: Berikut Cara Mencegah Penyakit Autoimun Sejak Dini

2. Infeksi Kelenjar Adrenal

Selain penyakit autoimun, infeksi kronis juga dapat menjadi penyebab utama penyakit Addison. Infeksi tuberkulosis (TBC) yang menyerang kelenjar adrenal merupakan salah satu penyebab umum di banyak negara berkembang.

Selain itu, infeksi lain seperti HIV/AIDS atau infeksi jamur juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan adrenal dan menghambat produksi hormon. Infeksi ini dapat menyebabkan peradangan kronis yang merusak struktur kelenjar adrenal secara bertahap, sehingga fungsi organ ini semakin menurun seiring waktu.

3. Gangguan Genetik

Pada beberapa kasus, penyakit Addison dapat terjadi akibat kondisi genetik yang menyebabkan kelainan bawaan pada kelenjar adrenal. Kelainan ini biasanya menghambat produksi hormon sejak lahir atau pada masa pertumbuhan.

Penyakit genetik seperti hipoplasia adrenal kongenital dapat menyebabkan insufisiensi adrenal primer, di mana kelenjar adrenal tidak berkembang dengan sempurna dan tidak mampu memproduksi hormon yang cukup. Kondisi ini lebih jarang terjadi dibandingkan penyebab lainnya, tetapi tetap menjadi faktor risiko bagi individu dengan riwayat keluarga yang mengalami gangguan adrenal.

4. Penggunaan Jangka Panjang Obat Kortikosteroid

Penggunaan obat kortikosteroid dalam jangka panjang untuk mengatasi peradangan atau penyakit autoimun dapat menyebabkan ketergantungan pada hormon buatan. Jika konsumsi kortikosteroid dihentikan secara tiba-tiba tanpa pengurangan dosis yang bertahap, tubuh mungkin kesulitan memproduksi hormon sendiri, sehingga menyebabkan insufisiensi adrenal sekunder.

Gejalanya mirip dengan penyakit Addison primer, termasuk kelelahan, pusing, dan gangguan keseimbangan elektrolit. Oleh karena itu, penghentian obat kortikosteroid harus dilakukan secara perlahan dengan pengawasan dokter untuk mencegah efek samping serius.

Baca juga: 5 Jenis Obat yang Dilarang Saat Hamil

5. Kanker atau Operasi Pengangkatan Kelenjar Adrenal

Kanker yang menyebar ke kelenjar adrenal, terutama jenis kanker yang agresif seperti kanker paru-paru atau kanker metastatik lainnya, dapat merusak fungsi adrenal dan menyebabkan insufisiensi hormon.

Selain itu, jika seseorang harus menjalani operasi pengangkatan kedua kelenjar adrenal akibat tumor atau kondisi medis tertentu, maka tubuh tidak lagi dapat memproduksi hormon adrenal secara alami, yang berujung pada penyakit Addison. Dalam kasus ini, pasien perlu menjalani terapi penggantian hormon seumur hidup untuk menjaga keseimbangan hormonal dalam tubuh.

Gejala Penyakit Addison

Gejala penyakit Addison berkembang secara bertahap dan sering kali tidak spesifik, sehingga sering disalahartikan sebagai kelelahan biasa atau kondisi lainnya. Beberapa gejala yang paling umum meliputi:

  • Kelelahan kronis yang tidak membaik meskipun cukup istirahat
  • Penurunan berat badan yang signifikan tanpa sebab yang jelas
  • Tekanan darah rendah yang dapat menyebabkan pusing atau pingsan
  • Hiperpigmentasi atau perubahan warna kulit menjadi lebih gelap, terutama di lipatan kulit dan gusi
  • Mual, muntah, dan diare yang dapat menyebabkan dehidrasi
  • Keinginan mengonsumsi makanan asin akibat ketidakseimbangan elektrolit
  • Nyeri otot dan sendi
  • Gula darah rendah (hipoglikemia) yang dapat menyebabkan lemas dan mudah marah
  • Gangguan suasana hati seperti depresi atau kecemasan

Jika penyakit ini tidak ditangani dengan baik, dapat berkembang menjadi krisis adrenal, yaitu kondisi darurat medis yang ditandai dengan tekanan darah yang sangat rendah, kebingungan, dehidrasi parah, dan bahkan koma.

Pengobatan Penyakit Addison

Penyakit Addison adalah kondisi kronis yang tidak bisa disembuhkan, tetapi dapat dikelola dengan terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormon yang tidak dapat diproduksi oleh tubuh. Pengobatan biasanya meliputi:

1. Terapi Penggantian Hormon

  • Hidrokortison, Prednison, atau Deksametason digunakan untuk menggantikan kortisol.
  • Fludrokortison digunakan untuk menggantikan aldosteron dan membantu mengatur keseimbangan garam serta tekanan darah.

2. Penyesuaian Dosis Selama Stres atau Penyakit

Saat mengalami stres berat, infeksi, atau cedera, tubuh membutuhkan lebih banyak kortisol. Oleh karena itu, dosis obat mungkin perlu ditingkatkan sesuai anjuran dokter untuk mencegah krisis adrenal.

3. Perubahan Gaya Hidup

  • Menjaga pola makan seimbang dengan cukup natrium untuk mencegah ketidakseimbangan elektrolit.
  • Menghindari stres berlebihan dan cukup beristirahat.
  • Membawa kartu atau gelang medis yang menunjukkan bahwa Moms memiliki penyakit Addison agar mendapat perawatan yang tepat dalam situasi darurat.

Dampak Penyakit Addison pada Kehamilan

Jika seorang wanita dengan penyakit Addison berhasil hamil, kehamilannya tetap berisiko mengalami komplikasi jika kadar hormon adrenal tidak terkontrol dengan baik. Kortisol adalah hormon yang sangat penting selama kehamilan karena membantu tubuh mengelola stres dan mengatur metabolisme. Kekurangan kortisol dapat meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, atau gangguan pertumbuhan janin. Oleh karena itu, wanita dengan penyakit Addison yang berencana hamil perlu mendapatkan pemantauan ketat dari dokter untuk memastikan bahwa kadar hormon mereka tetap stabil selama kehamilan.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung