Tuberkulosis atau TBC sudah lama dikenal sebagai penyakit menular yang menyerang paru-paru. Namun, tahukah Moms bahwa TBC juga bisa menyerang organ reproduksi perempuan? Kondisi ini disebut dengan tuberkulosis genital. Meski tidak sepopuler TBC paru, dampaknya bisa sangat besar, terutama pada kesuburan dan kualitas hidup perempuan.
Secara ringkas, tuberkulosis genital adalah infeksi TBC yang mengenai organ reproduksi seperti rahim, saluran tuba, dan ovarium. Banyak perempuan yang mengalaminya tanpa disadari, karena gejalanya seringkali samar atau mirip dengan penyakit lain. Kita akan membahas secara komprehensif mengenai tuberkulosis genital dari gejala, penyebab, hingga cara penanganannya, agar Moms bisa lebih waspada dan mengambil langkah yang tepat.
Apa Itu Tuberkulosis Genital?
Tuberkulosis genital adalah bentuk TBC ekstra paru yang mengenai sistem reproduksi. Kondisi ini sering kali berkembang secara perlahan dan tidak menunjukkan gejala yang khas, sehingga kerap kali terlambat terdiagnosis. Sekitar 9% dari kasus TBC ekstra paru terjadi pada organ reproduksi wanita, terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Tuberkulosis genital paling sering menyerang wanita usia subur, terutama di rentang usia 20–40 tahun. Organ yang paling sering terkena adalah saluran tuba (fallopian tubes), diikuti oleh endometrium (lapisan dalam rahim), ovarium, dan leher rahim. Pada beberapa kasus yang lebih jarang, infeksi juga bisa mencapai vulva dan vagina.
Bagaimana TBC Bisa Menyerang Organ Reproduksi?

Sebagian besar kasus tuberkulosis genital berasal dari penyebaran infeksi dari organ lain terutama paru-paru melalui aliran darah atau sistem limfatik. Artinya, jika seseorang pernah terinfeksi TBC paru, ada kemungkinan bakteri TBC (Mycobacterium tuberculosis) menyebar dan berdiam di organ reproduksi dalam waktu yang lama tanpa gejala.
Penyebaran bakteri TBC ke organ reproduksi bisa terjadi bahkan tanpa riwayat infeksi paru yang jelas. Ini yang menyebabkan banyak perempuan tidak menyadari bahwa mereka terkena TBC genital sampai mengalami gangguan kesuburan atau nyeri panggul kronis.
Baca juga: 7 Vaksin Sebelum Hamil yang Perlu Dilakukan, Penting!
Apa Saja Gejala Tuberkulosis Genital?
Karena gejalanya seringkali samar, penting bagi Moms untuk mengenali tanda-tanda yang bisa mengarah ke tuberkulosis genital. Beberapa gejala umum yang dilaporkan antara lain:
-
Gangguan menstruasi (haid tidak teratur, amenore atau tidak haid sama sekali)
-
Pendarahan di luar siklus haid
-
Infertilitas (kesulitan untuk hamil)
Gejala-gejala ini bisa mirip dengan penyakit ginekologis lainnya seperti endometriosis atau infeksi panggul. Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan medis lebih lanjut jika Moms mengalami gejala-gejala tersebut secara berulang.
Diagnosis: Bagaimana Mengetahui Seseorang Terkena TBC Genital?
Diagnosis tuberkulosis genital tidaklah mudah dan sering membutuhkan berbagai metode untuk memastikan keberadaan infeksi. Dokter biasanya akan memulai dengan pemeriksaan anamnesis, pemeriksaan panggul, serta tes laboratorium. Beberapa metode diagnosis yang umum digunakan antara lain:
-
USG transvaginal atau MRI untuk melihat kelainan pada organ reproduksi
-
Tes darah seperti peningkatan kadar ESR (laju endap darah)
-
Pemeriksaan endometrium melalui biopsi
-
PCR (Polymerase Chain Reaction) untuk mendeteksi DNA bakteri TBC
-
Laparoskopi, jika diperlukan untuk visualisasi langsung
Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care
Dampak Tuberkulosis Genital pada Kesuburan

Salah satu dampak paling serius dari tuberkulosis genital adalah infertilitas. Infeksi pada saluran tuba atau endometrium bisa menyebabkan peradangan kronis dan terbentuknya jaringan parut yang mengganggu proses pembuahan. Bahkan jika berhasil hamil, risiko keguguran dan kehamilan ektopik bisa meningkat.
Dalam banyak kasus, tuberkulosis genital ditemukan pada perempuan yang datang ke klinik fertilitas karena tidak kunjung hamil. Sayangnya, karena diagnosis yang terlambat, pengobatan yang diberikan pun menjadi lebih sulit.
Pencegahan dan Kewaspadaan
Karena tuberkulosis genital seringkali berkembang dari infeksi TBC paru, maka pencegahan TBC secara umum juga bisa membantu mencegah bentuk genitalnya. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan:
-
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama jika memiliki riwayat TBC
-
Menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh
-
Menghindari kontak erat dengan penderita TBC aktif
-
Segera periksa jika mengalami gangguan menstruasi atau infertilitas yang tidak jelas penyebabnya
Kewaspadaan terhadap gejala-gejala yang tidak biasa pada sistem reproduksi sangat penting, terlebih bagi Moms yang sedang merencanakan kehamilan.
Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter jika Moms mengalami gangguan menstruasi, nyeri panggul berkepanjangan, atau kesulitan hamil. Ingat, deteksi dini bisa menjadi kunci kesembuhan dan menjaga harapan untuk menjadi seorang ibu tetap terbuka.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- PubMed Central. “Genital tuberculosis: an underrecognized cause of female infertility”. Diakses pada 20 April 2025.
- Open Forum Infectious Diseases. “A Rare Case of Disseminated Genital Tuberculosis With Pulmonary Involvement in an Immunocompetent Patient”. Diakses pada 20 April 2025.
- BMC Research Notes. “Diagnosis of female genital tuberculosis by laparoscopy and endometrial biopsy”. Diakses pada 20 April 2025.