Semua Artikel

Mengenal Water Birth, Metode Persalinan di dalam Air

Hamzah
30 Mar 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Mengenal Water Birth, Metode Persalinan di dalam Air

Water birth atau persalinan di air semakin populer di kalangan ibu hamil karena dipercaya dapat membantu mengurangi nyeri persalinan dan memberikan pengalaman melahirkan yang lebih nyaman. Metode ini memungkinkan Moms untuk berada di dalam air hangat selama tahap awal persalinan atau hingga bayi lahir. Meskipun menawarkan banyak manfaat, water birth tetap memiliki risiko yang perlu […]

Water birth atau persalinan di air semakin populer di kalangan ibu hamil karena dipercaya dapat membantu mengurangi nyeri persalinan dan memberikan pengalaman melahirkan yang lebih nyaman. Metode ini memungkinkan Moms untuk berada di dalam air hangat selama tahap awal persalinan atau hingga bayi lahir.

Meskipun menawarkan banyak manfaat, water birth tetap memiliki risiko yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk menjalani prosedur ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang water birth, termasuk kelebihan, risiko, dan siapa saja yang bisa atau tidak bisa melakukannya.

Water birth merupakan proses melahirkan yang dilakukan di dalam air, biasanya di bak khusus yang dirancang untuk persalinan. Proses ini bisa dilakukan di rumah, rumah sakit, atau pusat bersalin dengan pengawasan tenaga medis.

Metode ini dibagi menjadi dua tahap:

  • Water immersion (Perendaman dalam air): Ibu berada di dalam air selama tahap awal persalinan untuk mengurangi rasa sakit dan stres.

  • Water birth (Persalinan di dalam air): Bayi lahir langsung ke dalam air sebelum diangkat ke permukaan untuk bernapas.

Manfaat Water Birth bagi Ibu dan Bayi

Water Birth

Sumber gambar: Freepik

1. Mengurangi Nyeri Persalinan Secara Alami

Salah satu manfaat terbesar dari water birth adalah kemampuannya dalam mengurangi nyeri persalinan tanpa perlu obat-obatan. Air hangat membantu melemaskan otot-otot tubuh, termasuk otot rahim yang bekerja keras selama kontraksi. Dengan otot yang lebih rileks, rasa sakit yang biasanya dirasakan saat kontraksi dapat berkurang secara signifikan.

Suhu air yang hangat juga meningkatkan sirkulasi darah, yang membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan produksi hormon endorfin sebagai pereda nyeri alami. Hal ini membuat proses persalinan menjadi lebih nyaman dan minim stres bagi Moms.

Baca juga: Persalinan ERACS: Metode Baru yang Mengutamakan Pemulihan Cepat dan Minim Nyeri

2. Memberikan Efek Relaksasi untuk Mengurangi Ketegangan

Selain mengurangi rasa sakit, berada di dalam air saat melahirkan menciptakan efek relaksasi yang mirip dengan berendam setelah hari yang melelahkan. Air memberikan sensasi menenangkan, yang secara otomatis membuat tubuh lebih rileks dan membantu mengurangi ketegangan otot.

Ketika tubuh dalam keadaan rileks, hormon oksitosin yang berperan dalam mempercepat kontraksi akan dilepaskan lebih optimal, sehingga persalinan dapat berjalan lebih lancar. Relaksasi yang baik juga membantu ibu tetap tenang dan fokus saat menghadapi proses kelahiran.

3. Membantu Pergerakan yang Lebih Fleksibel selama Persalinan

Salah satu tantangan terbesar dalam persalinan adalah menemukan posisi yang nyaman untuk mendorong bayi keluar. Dalam air, tubuh terasa lebih ringan karena adanya efek daya apung, yang memungkinkan ibu bergerak lebih leluasa untuk mencari posisi terbaik saat melahirkan.

Ibu dapat dengan mudah mengubah posisi, dari berjongkok, berlutut, hingga bersandar tanpa merasa terbebani oleh berat tubuhnya sendiri. Fleksibilitas ini membantu ibu menemukan posisi alami yang paling nyaman dan efektif untuk memfasilitasi keluarnya bayi.

4. Mempercepat Pembukaan Serviks dan Memperlancar Persalinan

Tekanan air dalam kolam persalinan membantu mempercepat pelebaran serviks, yang merupakan tahap penting sebelum bayi lahir. Dengan pelebaran serviks yang lebih cepat, proses persalinan dapat berlangsung lebih singkat dibandingkan dengan metode konvensional.

Selain itu, lingkungan air yang hangat membantu meningkatkan aliran darah ke daerah panggul, yang dapat mengurangi risiko kelelahan selama proses persalinan. Hal ini memungkinkan ibu memiliki energi lebih saat fase mendorong bayi keluar.

Baca juga: Persalinan Macet: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

5. Proses Kelahiran yang Lebih Lembut bagi Bayi

Bayi yang lahir dalam air mengalami transisi yang lebih lembut dari rahim ke dunia luar. Air dalam kolam persalinan menyerupai lingkungan cairan ketuban yang telah menjadi tempat bayi berkembang selama sembilan bulan.

Hal ini membuat bayi merasa lebih nyaman dan tidak mengalami perubahan drastis saat keluar dari rahim. Selain itu, metode water birth juga dikaitkan dengan kemungkinan bayi lebih tenang setelah lahir, karena proses transisi yang lebih alami dan minim stres.

Risiko Water Birth yang Perlu Diketahui

Water Birth

Sumber gambar: Freepik

1. Risiko Infeksi akibat Kontaminasi Air

Salah satu risiko utama water birth adalah kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh kontaminasi air. Selama persalinan, ibu mungkin mengeluarkan darah, cairan ketuban, atau tinja yang dapat mencemari air di dalam kolam. Jika tidak dikelola dengan baik, kondisi ini dapat meningkatkan risiko infeksi bagi ibu maupun bayi yang baru lahir.

Oleh karena itu, sangat penting untuk memastikan bahwa air yang digunakan tetap steril dan kolam persalinan dibersihkan secara menyeluruh sebelum digunakan. Beberapa fasilitas kesehatan yang menawarkan water birth biasanya memiliki prosedur sterilisasi yang ketat untuk meminimalkan risiko ini.

2. Risiko Gangguan Pernapasan pada Bayi

Salah satu kekhawatiran terbesar dalam water birth adalah kemungkinan bayi mengalami gangguan pernapasan akibat menghirup air sebelum diangkat ke permukaan. Secara alami, bayi memiliki refleks untuk menahan napas saat berada dalam air, tetapi dalam beberapa kasus, refleks ini bisa terganggu dan menyebabkan kondisi yang disebut “water aspiration”.

Kondisi ini terjadi ketika bayi secara tidak sengaja menghirup air ke dalam paru-parunya, yang berpotensi menyebabkan masalah pernapasan serius. Untuk mengurangi risiko ini, tenaga medis harus memastikan bahwa proses pengangkatan bayi dari air dilakukan dengan cepat dan tepat setelah lahir.

Baca juga: Gawat Janin: Penyebab, Gejala, dan Pencegahannya

3. Kemungkinan Komplikasi yang Tidak Dapat Ditangani Segera

Water birth tidak selalu memungkinkan tenaga medis untuk melakukan intervensi darurat dengan cepat jika terjadi komplikasi mendadak. Misalnya, jika detak jantung bayi tidak stabil atau terjadi perdarahan hebat pada ibu, proses evakuasi ke tempat yang lebih aman untuk tindakan medis bisa memakan waktu lebih lama dibandingkan dengan persalinan di ranjang rumah sakit.

Ini menjadi pertimbangan penting, terutama bagi ibu yang memiliki riwayat kehamilan berisiko tinggi atau yang menjalani persalinan pertama kali. Oleh karena itu, water birth sebaiknya dilakukan di fasilitas kesehatan yang memiliki akses mudah ke peralatan medis darurat guna mengantisipasi kemungkinan komplikasi.

4. Tidak Semua Ibu Bisa Melakukan Water Birth

Meskipun water birth bisa menjadi pengalaman persalinan yang lebih nyaman, metode ini tidak dianjurkan bagi semua ibu hamil. Ada beberapa kondisi medis yang membuat water birth menjadi tidak aman, seperti kehamilan kembar, posisi bayi sungsang, riwayat persalinan dengan komplikasi, atau ibu yang memiliki tekanan darah tinggi dan diabetes gestasional.

Selain itu, ibu yang mengalami infeksi tertentu atau mengalami perdarahan selama kehamilan juga tidak disarankan untuk melakukan water birth karena dapat meningkatkan risiko komplikasi. Sebelum memutuskan untuk menjalani persalinan dalam air, pastikan untuk melakukan konsultasi menyeluruh dengan dokter atau bidan guna mengetahui apakah kondisi Moms memungkinkan untuk melahirkan dengan metode ini.

Siapa yang Bisa dan Tidak Bisa Melakukan Water Birth?

Ibu yang Cocok untuk Water Birth:

  • Kehamilan sehat dan tanpa komplikasi
  • Usia kehamilan cukup (di atas 37 minggu)
  • Tidak memiliki riwayat operasi caesar sebelumnya
  • Tidak mengalami infeksi atau penyakit yang dapat ditularkan melalui air

Ibu yang Tidak Disarankan untuk Water Birth:

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Hamzah
12 Nov 2025

Hasil USG kehamilan adalah salah satu cara utama bagi Moms dan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Namun, bagi sebagian besar orang, memahami hasil USG bisa membingungkan karena…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Admin
07 Nov 2025

Payudara yang membesar saat hamil merupakan hal yang normal. Umumnya, ibu hamil akan merasakan perubahan payudara pada trimester ketiga kehamilan, atau menjelang masa menyusui. Namun bagaimana jika payudara tidak membesar…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Admin
06 Nov 2025

Apakah Anda sedang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat? Tahukah Anda memeriksakan kesehatan sebelum memulai promil sangat penting dan berpengaruh pada calon bayi nantinya.  Salah satunya dengan melakukan tes genetik saat…

Selengkapnya