Semua Artikel

Waspadai Bahaya Air Ketuban Berwarna Hijau

Hamzah
12 Jun 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Waspadai Bahaya Air Ketuban Berwarna Hijau

Air ketuban hijau sering membuat Moms panik saat persalinan. Warna hijau pada cairan ketuban biasanya menandakan adanya mekonium, yaitu tinja pertama bayi, yang dikeluarkan sebelum atau selama proses persalinan. Meski tidak selalu berbahaya, air ketuban yang mengandung mekonium bisa menimbulkan risiko kesehatan serius bagi bayi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Dalam ulasan ini, […]

Air ketuban hijau sering membuat Moms panik saat persalinan. Warna hijau pada cairan ketuban biasanya menandakan adanya mekonium, yaitu tinja pertama bayi, yang dikeluarkan sebelum atau selama proses persalinan. Meski tidak selalu berbahaya, air ketuban yang mengandung mekonium bisa menimbulkan risiko kesehatan serius bagi bayi jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat. Dalam ulasan ini, Moms dan Dads akan memahami penyebab munculnya mekonium dalam ketuban, serta bahaya yang mungkin ditimbulkan.

Apa Itu Air Ketuban Hijau?

Secara normal, air ketuban bening atau kekuningan dan berperan penting dalam melindungi bayi selama kehamilan. Namun, saat warnanya berubah menjadi hijau atau kecokelatan, kemungkinan besar tercampur dengan mekonium, kotoran pertama bayi yang seharusnya keluar setelah lahir. Mekonium terbentuk dari cairan ketuban yang tertelan, sel kulit mati, dan sekresi saluran pencernaan bayi. Jika bayi mengeluarkannya di dalam rahim, cairan ketuban akan berubah warna menjadi hijau tua atau cokelat kehijauan.

Baca juga: Ternyata Ini Fungsi Air Ketuban untuk Janin, Penting!

Penyebab Air Ketuban Mengandung Mekonium

Bahaya Air Ketuban Berwarna Hijau

Sumber gambar: iStock

1. Kehamilan Lewat Waktu (Post-term)

Kondisi ini lebih sering terjadi pada kehamilan yang melewati usia 40 minggu. Plasenta yang menua bisa menurunkan suplai oksigen ke bayi, sehingga bayi mengalami stres dan melepaskan mekonium sebelum waktunya.

2. Stres Janin dalam Kandungan

Ketika bayi kekurangan oksigen, baik karena kontraksi terlalu sering, gangguan tali pusat, atau tekanan saat persalinan, maka bisa terjadi hipoksia janin. Ini memicu refleks buang air besar dan menyebabkan mekonium keluar.

3. Infeksi atau Gangguan Medis

Beberapa kasus infeksi intrauterin, hipertensi dalam kehamilan, atau masalah dengan plasenta juga dapat meningkatkan risiko bayi mengeluarkan mekonium sebelum lahir.

Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat

4. Bayi dengan Ukuran Lebih Besar dari Normal

Makrosomia (berat bayi di atas 4.000 gram) kadang diikuti dengan keluarnya mekonium, terutama jika persalinan berlangsung lebih lama atau mengalami hambatan.

Risiko dan Komplikasi Air Ketuban Hijau

Bahaya Air Ketuban Berwarna Hijau

Sumber gambar: Freepik

Air ketuban yang mengandung mekonium tidak selalu berbahaya, terutama jika jumlahnya sedikit. Tapi jika terhirup oleh bayi saat proses lahir, bisa memicu sindrom aspirasi mekonium, kondisi yang berpotensi mengancam nyawa.

1. Mekonium Aspiration Syndrome (MAS)

MAS terjadi ketika bayi menghirup cairan ketuban bercampur mekonium ke dalam paru-paru. Hal ini bisa menghambat pernapasan, menimbulkan infeksi paru, dan bahkan menyebabkan kegagalan pernapasan.

Gejala MAS pada bayi baru lahir:

  • Pernapasan cepat atau tersengal

  • Kulit kebiruan (sianosis)

  • Nada tangisan lemah

  • Penurunan tonus otot

  • Gangguan oksigenasi

2. Pneumonia dan Infeksi Paru-paru

Mekonium yang masuk ke saluran napas bisa menjadi media tumbuhnya bakteri. Ini bisa menyebabkan peradangan paru-paru dan infeksi serius pada bayi.

3. Kelahiran Terhambat dan Komplikasi Persalinan

Jika mekonium dalam ketuban terlalu tebal, bisa meningkatkan risiko persalinan lama, fetal distress, atau kebutuhan intervensi medis seperti vakum, forsep, hingga operasi caesar darurat.

Baca juga: Penyebab Pertumbuhan Janin Terhambat: Memahami Fetal Growth Restriction (FGR)

4. Masalah Jangka Panjang

Bayi dengan MAS berat bisa mengalami gangguan pernapasan jangka panjang dan risiko kerusakan paru-paru permanen bila tidak segera mendapat penanganan intensif.

Pencegahan dan Peran Pemeriksaan Rutin

Moms dapat menurunkan risiko komplikasi air ketuban hijau dengan:

  • Rutin melakukan pemeriksaan kehamilan

  • Menjaga pola makan sehat dan kadar tekanan darah stabil

  • Menghindari kehamilan lewat waktu tanpa pengawasan

  • Mewaspadai penurunan gerak janin

  • Segera ke fasilitas kesehatan jika ketuban pecah lebih dulu, apalagi jika warnanya kehijauan

Baca juga: Penyebab Air Ketuban Keruh dan Bagaimana Cara Mencegahnya?

Air ketuban hijau adalah kondisi yang perlu diwaspadai karena bisa menjadi pertanda bayi mengalami stres dalam kandungan. Jika tidak ditangani dengan cepat, risiko komplikasi seperti aspirasi mekonium dan gangguan pernapasan bisa terjadi. Namun dengan pemantauan rutin, komunikasi yang terbuka dengan tenaga kesehatan, serta respons cepat saat tanda muncul, kondisi ini bisa ditangani dengan baik demi keselamatan Moms dan si kecil.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Cara Membaca Hasil USG Kehamilan dengan Mudah dan Akurat

Hamzah
12 Nov 2025

Hasil USG kehamilan adalah salah satu cara utama bagi Moms dan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Namun, bagi sebagian besar orang, memahami hasil USG bisa membingungkan karena…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Payudara Tidak Membesar Saat Hamil, Benarkah Tidak Normal?

Admin
07 Nov 2025

Payudara yang membesar saat hamil merupakan hal yang normal. Umumnya, ibu hamil akan merasakan perubahan payudara pada trimester ketiga kehamilan, atau menjelang masa menyusui. Namun bagaimana jika payudara tidak membesar…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Tes Genetik Bantu Deteksi Risiko Penyakit di Awal Kehamilan, Penting!

Admin
06 Nov 2025

Apakah Anda sedang merencanakan kehamilan dalam waktu dekat? Tahukah Anda memeriksakan kesehatan sebelum memulai promil sangat penting dan berpengaruh pada calon bayi nantinya.  Salah satunya dengan melakukan tes genetik saat…

Selengkapnya