Kanker uretra memang tergolong langka, namun tetap penting untuk diwaspadai, baik oleh Moms maupun Dads. Gejalanya sering kali muncul secara samar dan bisa menyerupai infeksi saluran kemih biasa. Padahal, jika terdeteksi lebih awal, peluang penanganan yang efektif jauh lebih besar. Yuk, pahami lebih dalam tentang penyebab, gejala, serta pilihan pengobatan dari kanker uretra agar kita […]
Kanker uretra memang tergolong langka, namun tetap penting untuk diwaspadai, baik oleh Moms maupun Dads. Gejalanya sering kali muncul secara samar dan bisa menyerupai infeksi saluran kemih biasa. Padahal, jika terdeteksi lebih awal, peluang penanganan yang efektif jauh lebih besar. Yuk, pahami lebih dalam tentang penyebab, gejala, serta pilihan pengobatan dari kanker uretra agar kita bisa lebih waspada dan tanggap terhadap kondisi ini.
Apa Itu Kanker Uretra?
Kanker uretra adalah jenis kanker langka yang terjadi di saluran uretra yaitu saluran yang membawa urin dari kandung kemih keluar dari tubuh. Meski jarang terjadi, kanker uretra bisa menyerang siapa saja, baik laki-laki maupun perempuan, dan memiliki risiko lebih tinggi pada usia lanjut.
Saluran uretra pada perempuan lebih pendek dibandingkan laki-laki, sehingga manifestasi gejalanya juga bisa berbeda. Oleh karena itu, penting bagi Moms dan Dads untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini.
Penyebab Kanker Uretra

Sumber gambar: iStock
Belum ada penyebab pasti yang sepenuhnya dipahami mengenai mengapa kanker uretra bisa muncul. Namun, sejumlah faktor risiko telah diidentifikasi:
1. Infeksi HPV
Infeksi human papillomavirus (HPV), terutama yang ditularkan melalui hubungan seksual, merupakan salah satu pemicu utama kanker uretra. Jenis HPV yang berisiko tinggi, seperti tipe 16 dan 18, telah lama dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk kanker serviks, penis, anus, dan uretra.
Virus ini bekerja dengan mengganggu DNA sel sehat, yang lama-kelamaan bisa berubah menjadi sel kanker. Oleh karena itu, pencegahan seperti vaksinasi HPV dan menjaga kebersihan organ intim sangat dianjurkan untuk Moms dan Dads guna menurunkan risiko infeksi jangka panjang.
2. Infeksi Saluran Kemih Kronis
Infeksi saluran kemih (ISK) yang terjadi secara berulang atau tidak ditangani dengan baik dapat memicu peradangan kronis di uretra. Kondisi ini menyebabkan jaringan di sekitar saluran kemih terus mengalami stres dan regenerasi sel yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko terbentuknya sel abnormal.
Jika Moms atau Dads sering mengalami ISK, penting untuk segera berkonsultasi dan menjalani pengobatan hingga tuntas. ISK yang dibiarkan dalam jangka panjang bukan hanya mengganggu kenyamanan, tetapi juga membuka jalan bagi kanker uretra berkembang secara perlahan.
3. Riwayat Penyakit Menular Seksual
Penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore dan klamidia juga menjadi faktor risiko yang signifikan. Bila tidak segera ditangani, infeksi ini bisa memicu inflamasi kronis yang merusak jaringan uretra dan memicu pertumbuhan sel yang tidak normal.
Peradangan akibat PMS bukan hanya memengaruhi kesehatan reproduksi, tapi juga meningkatkan kemungkinan terjadinya kanker di area saluran kemih. Itulah mengapa deteksi dini dan pengobatan penyakit menular seksual penting dilakukan, terutama bagi Moms dan Dads yang aktif secara seksual.
Baca juga: Mengupas Tuntas Sistem Reproduksi Pria: Dari Fungsi hingga Penyakit Umum
4. Usia dan Jenis Kelamin
Kanker uretra cenderung lebih sering ditemukan pada individu yang berusia di atas 60 tahun. Risiko ini meningkat seiring bertambahnya usia karena sel-sel tubuh menjadi lebih rentan terhadap mutasi genetik dan penurunan fungsi sistem kekebalan.
Selain itu, kanker uretra juga memiliki prevalensi lebih tinggi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan anatomi uretra dan kemungkinan lebih seringnya infeksi pada saluran kemih wanita, sehingga Moms sebaiknya lebih waspada terhadap gejala yang mencurigakan.
5. Riwayat Kanker Kandung Kemih
Individu yang pernah mengalami kanker kandung kemih memiliki risiko lebih besar terkena kanker uretra. Kedua area ini memiliki jaringan epitel yang mirip dan terpapar oleh faktor karsinogenik yang sama, seperti asap rokok atau bahan kimia beracun.
Jika Moms atau Dads memiliki riwayat kanker kandung kemih, penting untuk melakukan pemantauan berkala terhadap saluran kemih lainnya. Deteksi dan penanganan dini bisa sangat membantu mencegah penyebaran atau munculnya kanker baru di area uretra.
Baca juga: Kanker Rahim: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan
Gejala Kanker Uretra
Gejala kanker uretra cenderung tidak spesifik dan bisa disalahartikan sebagai infeksi biasa. Oleh karena itu, Moms dan Dads perlu mencermati gejala berikut ini, terutama jika tidak kunjung membaik meski sudah mendapat pengobatan:
-
Perdarahan dari uretra (bisa tampak saat buang air kecil)
-
Sering buang air kecil atau rasa tidak tuntas saat berkemih
-
Nyeri atau sensasi terbakar saat buang air kecil
-
Benjolan atau massa yang terasa di dekat uretra atau pada area genital
-
Nyeri di area panggul atau bagian bawah perut
-
Keluar cairan yang tidak biasa dari uretra
Pada laki-laki, kanker uretra bisa menyebabkan pembengkakan pada penis atau nyeri saat ejakulasi. Sementara pada perempuan, bisa menyebabkan nyeri saat berhubungan intim atau rasa tekanan di area perineum.
Baca juga: Nyeri Saat Buang Air Kecil: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Pengobatan Kanker Uretra

Sumber gambar: iStock
Penanganan kanker uretra tergantung pada lokasi kanker, ukuran tumor, sejauh mana penyebarannya, serta kondisi kesehatan secara umum.
1. Operasi
Operasi atau pembedahan sering kali menjadi pilihan utama dalam menangani kanker uretra, khususnya ketika tumor masih berada di stadium awal. Tindakan ini bertujuan untuk mengangkat sel kanker secara langsung dan mencegah penyebarannya ke jaringan lain di sekitarnya.
Pada kasus yang masih lokal, dokter mungkin hanya mengangkat sebagian uretra. Namun jika kanker sudah menyebar atau melibatkan organ lain seperti kandung kemih atau vagina, maka prosedur operasi yang lebih kompleks perlu dilakukan. Meski invasif, metode ini bisa memberikan hasil yang signifikan jika dilakukan pada waktu yang tepat.
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi memanfaatkan sinar energi tinggi untuk menghancurkan sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya. Dalam banyak kasus, terapi ini diberikan sebelum operasi untuk mengecilkan ukuran tumor agar lebih mudah diangkat saat pembedahan.
Radiasi juga bisa dilakukan setelah operasi untuk memastikan tidak ada sisa sel kanker yang tertinggal. Bagi Moms dan Dads yang tidak memungkinkan menjalani operasi, terapi radiasi dapat menjadi pilihan pengobatan utama untuk mengendalikan gejala dan memperpanjang harapan hidup.
3. Kemoterapi
Kemoterapi adalah metode pengobatan sistemik yang menggunakan obat-obatan kuat untuk membunuh sel kanker, terutama jika kanker uretra telah menyebar ke bagian tubuh lainnya. Obat ini biasanya diberikan melalui infus dan menyebar ke seluruh tubuh untuk menghancurkan sel-sel kanker yang tersembunyi.
Dalam beberapa kasus, kemoterapi juga diberikan bersamaan dengan radiasi, yang dikenal sebagai kemoradiasi. Kombinasi ini dipercaya bisa meningkatkan efektivitas terapi, khususnya untuk kanker uretra stadium lanjut. Moms atau Dads yang menjalani metode ini akan diawasi ketat oleh tim medis untuk mengontrol efek samping dan hasil pengobatan.
Baca juga: Apakah Efek Kemoterapi Dapat Mengganggu Kesuburan?
4. Imunoterapi
Imunoterapi mulai dilirik sebagai opsi pengobatan kanker uretra, khususnya dalam kasus yang sudah tidak responsif terhadap terapi konvensional. Terapi ini bekerja dengan cara mengaktifkan sistem kekebalan tubuh agar lebih efektif dalam mengenali dan menghancurkan sel kanker.
Meski masih dalam tahap pengembangan dan uji klinis, hasil awal menunjukkan bahwa imunoterapi dapat memperlambat perkembangan kanker uretra pada beberapa pasien. Bagi Moms dan Dads yang ingin mempertimbangkan pendekatan baru ini, penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis onkologi guna mengetahui apakah imunoterapi cocok dengan kondisi tubuh dan stadium kanker yang dialami.
Kanker uretra memang bukan jenis kanker yang umum, tetapi penting untuk dikenali. Gejalanya yang kerap menyerupai infeksi biasa membuat banyak orang cenderung mengabaikannya. Dengan pemahaman yang tepat mengenai penyebab, tanda-tanda, serta metode pengobatannya, Moms dan Dads dapat lebih siap untuk mencegah maupun mendeteksinya lebih dini. Kesehatan saluran kemih adalah bagian penting dari kualitas hidup, jadi jangan ragu untuk berkonsultasi jika merasakan gejala yang tidak biasa.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “Urethral Cancer”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.
- National Cancer Institute. “Urethral Cancer Treatment (PDQ)”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.
- WebMD. “What Is Urethral Cancer?”. Tanggal Akses 8 Mei 2025.