Banyak Moms dan Dads bertanya-tanya, apakah kemungkinan sulit hamil bisa diturunkan dalam keluarga? Jika ibu atau saudara perempuan mengalami gangguan kesuburan, apakah itu artinya peluang hamil juga lebih kecil? Jawabannya bisa jadi. Dalam beberapa kasus, masalah kesuburan memang memiliki komponen genetik. Tapi ada banyak faktor lain yang turut berperan, dan semuanya bisa dikelola dengan penanganan […]
Banyak Moms dan Dads bertanya-tanya, apakah kemungkinan sulit hamil bisa diturunkan dalam keluarga? Jika ibu atau saudara perempuan mengalami gangguan kesuburan, apakah itu artinya peluang hamil juga lebih kecil? Jawabannya bisa jadi. Dalam beberapa kasus, masalah kesuburan memang memiliki komponen genetik. Tapi ada banyak faktor lain yang turut berperan, dan semuanya bisa dikelola dengan penanganan yang tepat. Simak penjelasan lengkapnya di bawah ini.
Hubungan Antara Genetik dan Kesuburan
Kesuburan manusia dipengaruhi oleh interaksi kompleks antara faktor lingkungan, hormonal, gaya hidup, dan genetik. Meski tidak semua masalah kesuburan disebabkan oleh faktor keturunan, para ahli telah mengidentifikasi sejumlah kondisi genetik yang dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk hamil.
Sekitar 10-15% pasangan mengalami infertilitas, dan sebagian kecil dari kasus tersebut dipicu oleh kelainan genetik.
Penyebab Genetik yang Bisa Memengaruhi Kesuburan

Sumber gambar: iStock
1. Gangguan Kromosom
Beberapa kondisi bawaan terkait kromosom bisa berdampak pada kesuburan:
-
Sindrom Turner: hanya menyerang perempuan, terjadi ketika salah satu kromosom X hilang atau rusak. Ini bisa menyebabkan gangguan menstruasi hingga tidak berkembangnya ovarium.
-
Sindrom Klinefelter: dialami pria dengan kromosom tambahan (XXY), yang dapat mengakibatkan testis kecil dan produksi sperma rendah atau tidak ada sama sekali.
-
Translokasi kromosom: terjadi saat bagian dari satu kromosom pindah ke kromosom lain. Kondisi ini dapat menyebabkan keguguran berulang atau embrio tidak berkembang.
2. Mutasi Genetik Spesifik
Beberapa mutasi gen tertentu dapat memicu gangguan kesuburan, contohnya:
-
Mutasi gen CFTR pada pria dapat menyebabkan Congenital Bilateral Absence of the Vas Deferens (CBAVD)—kondisi di mana saluran sperma tidak terbentuk.
-
Mutasi gen FMR1 pada perempuan dapat meningkatkan risiko mengalami Premature Ovarian Failure (menopause dini).
3. Endometriosis dan PCOS
Meski bukan sepenuhnya genetik, keduanya sering kali ditemukan dalam riwayat keluarga. Jika ibu atau saudara perempuan memiliki kondisi ini, peluang Moms mengalaminya juga bisa lebih tinggi. Keduanya berdampak signifikan terhadap kesuburan.
Baca juga: Memahami Endometriosis: Gejala, Penyebab, dan Pengelolaan
Bagaimana Mengenali Faktor Genetik?
Jika mengalami gejala seperti siklus haid tidak teratur, keguguran berulang, atau tidak berhasil hamil setelah mencoba lebih dari setahun (Dads juga perlu diperiksa), ada baiknya mempertimbangkan pemeriksaan genetik.
Pemeriksaan genetik bisa membantu:
-
Mengidentifikasi kelainan kromosom atau gen yang memengaruhi kesuburan.
-
Menentukan risiko masalah kesuburan yang diturunkan pada anak.
-
Memberi arahan pengobatan atau pendekatan promil yang lebih personal.
Baca juga: Mitos dan Fakta Cara Cepat Hamil, Kesalahpahaman yang Perlu Ibu Ketahui
Bisakah Kesuburan Diperbaiki Meski Ada Faktor Genetik?
Kabar baiknya, ya. Meski faktor genetik tidak bisa diubah, ada beberapa intervensi yang bisa membantu:
-
Inseminasi intrauterin (IUI) atau fertilisasi in vitro (IVF).
-
Preimplantation Genetic Testing (PGT) untuk menyaring embrio yang sehat jika ada risiko kelainan genetik.
-
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan struktural seperti saluran telur atau varikokel.
-
Terapi hormonal pada kasus gangguan ovulasi atau sperma.
Selain itu, gaya hidup sehat, asupan nutrisi yang cukup, dan manajemen stres juga penting sebagai faktor pendukung kesuburan.
Baca juga: 8 Syarat yang Harus Dipenuhi Sebelum Ikut Program Bayi Tabung
Kapan Harus Periksa Genetik?
Konsultasi genetik sebaiknya dipertimbangkan jika:
-
Moms berusia di atas 35 tahun dan belum hamil setelah 6–12 bulan mencoba.
-
Ada riwayat keguguran berulang.
-
Diketahui ada kelainan genetik di keluarga.
-
Terdiagnosis kondisi medis seperti endometriosis, PCOS, atau azoospermia pada Dads.
Sulit hamil bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk faktor genetik. Jika Moms atau Dads memiliki riwayat keluarga dengan gangguan kesuburan atau kondisi medis tertentu, kemungkinan ada kaitannya. Meski begitu, bukan berarti tidak ada harapan. Dengan dukungan medis yang tepat dan pemeriksaan genetik bila perlu, peluang untuk memiliki buah hati tetap terbuka.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms & Dads dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Medicover Genetics. “Genetic Causes of Infertility”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- National Center for Biotechnology Information. “The Genetic Basis of Infertility”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.
- Healthline. “Is Infertility Genetic?”. Tanggal Akses 19 Juni 2025.