TORCH bukan sekadar serangkaian tes darah biasa. Pemeriksaan ini menjadi salah satu langkah pencegahan penting untuk menjaga kehamilan tetap aman dari infeksi yang bisa membahayakan janin. Untuk Moms yang sedang merencanakan kehamilan atau sudah mengandung, memahami pentingnya TORCH bisa jadi bekal penting agar si Kecil tumbuh sehat sejak dalam kandungan. Apa Itu Pemeriksaan TORCH? Pemeriksaan […]
TORCH bukan sekadar serangkaian tes darah biasa. Pemeriksaan ini menjadi salah satu langkah pencegahan penting untuk menjaga kehamilan tetap aman dari infeksi yang bisa membahayakan janin. Untuk Moms yang sedang merencanakan kehamilan atau sudah mengandung, memahami pentingnya TORCH bisa jadi bekal penting agar si Kecil tumbuh sehat sejak dalam kandungan.
Apa Itu Pemeriksaan TORCH?
Pemeriksaan TORCH adalah serangkaian tes darah yang dilakukan untuk mendeteksi adanya infeksi yang bisa menular dari ibu ke janin selama kehamilan. Nama TORCH sendiri merupakan singkatan dari:
-
T: Toxoplasmosis
-
O: Other infections (infeksi lainnya seperti sifilis, varicella, parvovirus B19)
-
R: Rubella
-
C: Cytomegalovirus (CMV)
-
H: Herpes simplex virus (HSV)
Tes ini sangat penting dilakukan terutama bagi Moms yang baru merencanakan kehamilan, mengalami keguguran berulang, atau memiliki keluhan tertentu selama hamil. Karena infeksi TORCH kerap tidak menimbulkan gejala, pemeriksaan dini menjadi kunci utama untuk mencegah dampak serius pada perkembangan janin.
Baca juga: Pentingnya Mengetahui Pemeriksaan Kehamilan atau Antenatal Care
Mengapa TORCH Berisiko untuk Kehamilan?

Sumber gambar: iStock
Infeksi dalam kelompok TORCH bisa menimbulkan komplikasi serius pada kehamilan. Sebagian besar infeksi ini bersifat teratogenik, artinya dapat menyebabkan kelainan bawaan pada janin. TORCH dapat menimbulkan:
1. Cacat lahir
TORCH dapat mengganggu pembentukan organ janin, terutama jika infeksi terjadi pada trimester pertama. Hal ini bisa menyebabkan bayi lahir dengan kondisi seperti bibir sumbing, kelainan pada jantung, atau gangguan sistem saraf pusat. Gangguan ini seringkali bersifat permanen dan memengaruhi kualitas hidup anak di masa depan.
Baca juga: Makanan yang Dapat Meningkatkan Risiko Bayi Lahir Cacat
2. Gangguan penglihatan dan pendengaran
Infeksi seperti rubella dan CMV dalam kelompok TORCH sering dikaitkan dengan gangguan sensorik, khususnya pendengaran dan penglihatan. Bayi yang terinfeksi saat masih dalam kandungan dapat mengalami kebutaan, katarak, atau tuli sensorineural. Masalah ini seringkali baru disadari setelah bayi lahir dan tumbuh, ketika tanda-tanda keterlambatan perkembangan muncul.
3. Mikrosefali atau gangguan otak
Salah satu dampak paling serius dari infeksi TORCH adalah mikrosefali, yaitu kondisi ketika ukuran kepala bayi lebih kecil dari normal akibat perkembangan otak yang tidak sempurna. Mikrosefali kerap terjadi akibat infeksi virus Zika atau CMV dalam kehamilan. Kondisi ini bisa menyebabkan kecacatan intelektual dan gangguan fungsi kognitif jangka panjang.
4. Pertumbuhan janin terhambat
TORCH juga dapat menghambat pertumbuhan janin dalam kandungan. Infeksi pada plasenta atau janin menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen menjadi tidak optimal, yang berdampak pada berat badan bayi lahir rendah (BBLR) atau keterlambatan tumbuh kembang sejak dalam kandungan.
Baca juga: Intrauterine Growth Restriction (IUGR), Kondisi Pertumbuhan Janin yang Terhambat
5. Kejang atau gangguan neurologis
Beberapa infeksi TORCH dapat menyebabkan inflamasi pada otak atau jaringan saraf, memicu kejang pada bayi baru lahir atau anak-anak di usia dini. Kondisi ini bisa bersifat ringan atau berat, tergantung pada seberapa parah infeksi yang terjadi selama kehamilan.
Penjelasan Setiap Infeksi dalam TORCH

Sumber gambar: iStock
1. Toxoplasmosis
Toxoplasmosis adalah infeksi yang disebabkan oleh parasit Toxoplasma gondii, yang umum ditemukan pada daging setengah matang dan kotoran kucing. Saat Moms terinfeksi selama kehamilan, terutama pada trimester pertama, parasit ini dapat menembus plasenta dan menyerang janin. Akibatnya, bayi berisiko mengalami kebutaan, gangguan pendengaran, serta keterlambatan perkembangan otak yang bersifat permanen.
2. Other Infections (Infeksi Lainnya)
Huruf “O” dalam TORCH mewakili sejumlah infeksi lain yang juga berbahaya dalam kehamilan, seperti sifilis, varicella (cacar air), dan parvovirus B19. Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang dapat menyebabkan keguguran, kematian janin dalam kandungan, hingga cacat lahir berat. Pemeriksaan sifilis secara rutin sangat dianjurkan selama kehamilan, terutama bagi Moms dengan riwayat infeksi menular seksual.
Baca juga: Segudang Manfaat Tes Darah Selama Kehamilan
3. Rubella (Campak Jerman)
Rubella merupakan virus yang sangat berbahaya jika menyerang tubuh Moms pada awal kehamilan. Infeksi ini dapat menyebabkan sindrom rubella kongenital (Congenital Rubella Syndrome) yang berdampak luas pada bayi, termasuk kelainan jantung, katarak, gangguan pendengaran, dan kerusakan otak. Risiko komplikasi tertinggi terjadi jika infeksi rubella dialami sebelum usia kehamilan 12 minggu.
4. Cytomegalovirus (CMV)
CMV adalah virus umum yang sering menyerang tanpa gejala, namun infeksinya saat hamil bisa berdampak besar pada janin. Ketika janin terinfeksi, CMV dapat menyebabkan gangguan pendengaran permanen, kejang, hingga gangguan perkembangan kognitif dan motorik. Ini menjadi penyebab bawaan (konjenital) infeksi virus paling umum yang berdampak pada bayi baru lahir.
5. Herpes Simplex Virus (HSV)
HSV, terutama herpes genital, menjadi ancaman serius jika infeksi aktif terjadi pada akhir masa kehamilan. Virus ini bisa ditularkan ke bayi saat proses persalinan normal dan menimbulkan infeksi berat seperti ensefalitis (radang otak), kerusakan organ dalam, atau bahkan kematian neonatal. Risiko penularan meningkat jika Moms mengalami infeksi primer atau pertama kali saat menjelang persalinan..
Baca juga: Infeksi Menular Seksual: Panduan Lengkap untuk Kesehatan dan Pencegahan
Cara Mencegah Infeksi TORCH
Beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan antara lain:
-
Hindari konsumsi daging mentah atau setengah matang
-
Cuci tangan setelah memegang hewan atau produk mentah
-
Hindari kontak langsung dengan kotoran hewan peliharaan (terutama kucing)
-
Pastikan imunisasi rubella telah lengkap
-
Gunakan alat pelindung saat berhubungan intim bila pasangan sedang sakit
-
Jaga kebersihan tangan dan peralatan makan
Pencegahan tidak hanya menjadi tugas Moms, tapi juga tanggung jawab bersama. Peran Dads sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan aman sebelum dan selama kehamilan.
Pemeriksaan TORCH mungkin terlihat sederhana, tapi dampaknya luar biasa untuk masa depan si Kecil. Infeksi yang tidak terdeteksi sejak dini bisa meninggalkan konsekuensi seumur hidup. Maka dari itu, investasi dalam tes ini adalah bentuk cinta dan perlindungan nyata untuk kehidupan yang akan datang.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi:
- Cleveland Clinic. “TORCH Syndrome”. Akses 3 Mei 2025.
- National Center for Biotechnology Information. “TORCH Infections”. Akses 3 Mei 2025.
- Healthline. “TORCH Screen”. Akses 3 Mei 2025.