Semua Artikel

Penyebab Vagina Bau dan Risikonya Bagi Kesehatan

Hamzah
06 May 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Penyebab Vagina Bau dan Risikonya Bagi Kesehatan

Bau tak sedap pada area kewanitaan bisa menjadi hal yang mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi banyak Moms. Meski sebagian besar aroma vagina adalah hal yang normal, perubahan tertentu bisa menandakan adanya kondisi yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa kasus, aroma yang mencolok bisa jadi pertanda infeksi atau ketidakseimbangan bakteri alami. Kenapa Vagina Bisa Berbau? […]

Bau tak sedap pada area kewanitaan bisa menjadi hal yang mengganggu dan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi banyak Moms. Meski sebagian besar aroma vagina adalah hal yang normal, perubahan tertentu bisa menandakan adanya kondisi yang perlu diperhatikan. Dalam beberapa kasus, aroma yang mencolok bisa jadi pertanda infeksi atau ketidakseimbangan bakteri alami.

Kenapa Vagina Bisa Berbau?

vagina bau

Sumber gambar: iStock

Secara alami, vagina memang memiliki bau khas yang berasal dari bakteri baik dan kelembapan alami. Namun, perubahan aroma yang menyengat, amis, atau seperti busuk bisa terjadi karena beberapa alasan:

1. Infeksi Bakteri (Bacterial Vaginosis)

Infeksi bacterial vaginosis adalah penyebab paling umum vagina bau amis. Terjadi karena ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di vagina. Biasanya disertai dengan keputihan abu-abu dan gatal ringan.

Baca juga: Infeksi Vagina: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya

2. Infeksi Jamur (Candidiasis)

Walaupun biasanya tidak menyebabkan bau menyengat, infeksi candidiasis bisa menimbulkan bau asam dan disertai dengan keputihan kental serta rasa gatal hebat.

3. Trikomoniasis

Penyakit menular seksual ini disebabkan oleh parasit dan menimbulkan bau busuk yang kuat, keputihan berbusa, serta nyeri saat buang air kecil atau berhubungan seksual.

Baca juga: Trikomoniasis, Infeksi Menular Seksual yang Sering Tak Disadari

4. Kurang Menjaga Kebersihan

Jarang mengganti pakaian dalam, menggunakan celana yang terlalu ketat, atau salah memilih produk kebersihan bisa membuat bakteri jahat berkembang lebih cepat.

5. Makanan dan Hormon

Beberapa makanan seperti bawang putih, asparagus, atau kopi bisa memengaruhi bau vagina. Selain itu, perubahan hormon saat menstruasi, kehamilan, atau menopause juga bisa mengubah aroma alami.

6. Kondom atau Tampon Tertinggal

Benda asing yang tertinggal di dalam vagina, seperti tampon atau kondom, dapat menyebabkan bau sangat tidak sedap, bahkan infeksi serius jika tidak segera dikeluarkan.

Baca juga: Pelumas Seks Bikin Susah Hamil? Ini Faktanya!

Risiko Bila Dibiarkan

Mengabaikan bau vagina yang tidak biasa bisa menimbulkan beberapa risiko kesehatan, antara lain:

  • Infeksi menyebar ke organ reproduksi atas
  • Gangguan kesuburan
  • Nyeri panggul kronis
  • Rasa tidak nyaman saat beraktivitas
  • Penurunan rasa percaya diri

Cara Mengatasi Vagina Bau

vagina bau

Sumber gambar: Freepik

Sebagian besar kasus bisa ditangani dengan langkah sederhana yang dilakukan secara rutin di rumah. Namun, bila disebabkan oleh infeksi, pengobatan medis akan dibutuhkan.

1. Menjaga Kebersihan Vagina

Kebersihan vagina adalah kunci utama dalam mencegah bau tak sedap. Bilas area kewanitaan hanya dengan air hangat tanpa sabun yang mengandung pewangi atau alkohol, karena bahan kimia keras bisa mengganggu pH alami vagina dan membunuh bakteri baik. Selain itu, hindari penggunaan semprotan atau parfum khusus vagina karena justru dapat menyebabkan iritasi atau infeksi.

Tak kalah penting, Moms juga sebaiknya mengganti pakaian dalam setiap hari dan memilih yang kering serta bersih. Setelah buang air, biasakan membilas dari arah depan ke belakang agar kuman dari anus tidak masuk ke vagina. Perawatan harian sederhana seperti ini efektif untuk mencegah pertumbuhan bakteri penyebab bau tidak sedap.

Baca juga: Ketahui 4 Bahaya Menggunakan Sabun Kewanitaan

2. Perhatikan Pola Makan dan Hidrasi

Asupan makanan juga berpengaruh besar terhadap aroma tubuh, termasuk bau vagina. Mengonsumsi air putih dalam jumlah cukup setiap hari membantu proses detoksifikasi alami tubuh dan menjaga kelembapan vagina secara optimal. Selain itu, hindari konsumsi makanan beraroma tajam seperti bawang putih atau durian secara berlebihan karena dapat memengaruhi bau alami area intim.

Dads juga bisa berperan dalam hal ini, terutama jika sedang merencanakan kehamilan bersama Moms, dengan menjaga pola makan yang sehat dan bersih. Sementara itu, probiotik seperti yogurt atau suplemen tertentu dapat membantu menjaga keseimbangan flora vagina, memperkuat pertahanan tubuh terhadap infeksi, dan mengurangi risiko bau menyengat.

3. Gunakan Pakaian yang Nyaman

Pakaian dalam juga turut berperan dalam menjaga area kewanitaan tetap sehat. Celana dalam berbahan katun yang menyerap keringat dengan baik dan tidak ketat akan membantu sirkulasi udara serta mengurangi kelembapan berlebih. Kondisi lembap sangat disukai oleh jamur dan bakteri, yang bisa menyebabkan bau tidak sedap.

Oleh karena itu, Moms disarankan untuk memilih celana yang longgar, terutama saat tidur atau berada di rumah. Hindari terlalu sering memakai pakaian ketat seperti legging tanpa lapisan pelindung karena bisa memicu iritasi dan mengganggu sirkulasi udara di area intim.

4. Hindari Douching (Cebok Dalam)

Douching atau membersihkan vagina dengan menyemprotkan cairan ke dalam lubang vagina justru bukan cara yang dianjurkan secara medis. Kebiasaan ini bisa merusak keseimbangan alami bakteri baik dan malah memperbesar risiko infeksi jamur atau bakteri vaginosis, yang merupakan penyebab umum bau tak sedap.

Sebagai gantinya, cukup bersihkan bagian luar vagina secara lembut dengan air hangat. Vagina sebenarnya memiliki mekanisme alami untuk membersihkan dirinya sendiri. Dengan menjaga pola hidup sehat dan kebersihan dasar, Moms tidak perlu melakukan prosedur pembersihan yang berisiko ini.

Baca juga: Perlukah Membersihkan Vagina Setelah Berhubungan?

Bau vagina tidak selalu menjadi masalah, namun jika mulai tercium tidak biasa atau menyengat, penting bagi Moms untuk memahami kemungkinan penyebab dan cara menanganinya. Dengan perawatan yang tepat, serta perhatian terhadap kebersihan dan kesehatan reproduksi, aroma alami vagina bisa tetap terjaga dan nyaman. Jangan ragu mencari bantuan medis bila ada tanda-tanda yang tidak biasa agar tidak berkembang menjadi masalah kesehatan yang lebih serius.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi:

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Kesehatan 5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

5 Jenis Keputihan dan Artinya bagi Kesehatan

Admin
14 Nov 2025

Keputihan adalah cairan yang diproduksi secara alami oleh kelenjar di vagina dan serviks. Fungsi utamanya adalah menjaga kesehatan dengan membersihkan sel-sel mati dan bakteri dari area vagina. Namun, perubahan pada…

Selengkapnya
Kesehatan Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Benarkah Konsumsi Gula Berlebih Mempengaruhi Kesuburan?

Hamzah
13 Nov 2025

Konsumsi gula berlebih dapat berdampak negatif pada kesuburan, baik pada pria maupun wanita. Gula dalam jumlah tinggi dapat mengganggu keseimbangan hormon, meningkatkan risiko resistensi insulin, serta berkontribusi terhadap peradangan dalam…

Selengkapnya
Kesehatan 5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

5 Dampak Kekurangan Hormon Estrogen pada Kesehatan Wanita

Admin
08 Nov 2025

Kekurangan hormon estrogen bisa menimbulkan berbagai keluhan fisik dan emosional yang sering kali tidak disadari sejak awal. Baik Moms maupun Dads, penting untuk memahami bagaimana penurunan hormon ini bisa memengaruhi…

Selengkapnya