Semua Artikel

Persalinan Macet: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Hamzah
26 Mar 2025
Share Facebook Twitter WhatsApp
Persalinan Macet: Penyebab, Risiko, dan Cara Mencegahnya

Persalinan macet adalah kondisi di mana proses persalinan tidak berjalan lancar akibat berbagai faktor seperti posisi bayi yang tidak ideal, kontraksi yang lemah, atau panggul ibu yang sempit. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi, sehingga memerlukan penanganan medis yang tepat. Oleh karena itu, Moms perlu memahami penyebab, faktor risiko, serta cara […]

Persalinan macet adalah kondisi di mana proses persalinan tidak berjalan lancar akibat berbagai faktor seperti posisi bayi yang tidak ideal, kontraksi yang lemah, atau panggul ibu yang sempit. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko komplikasi bagi ibu dan bayi, sehingga memerlukan penanganan medis yang tepat. Oleh karena itu, Moms perlu memahami penyebab, faktor risiko, serta cara mengatasi persalinan macet agar dapat mempersiapkan proses persalinan dengan lebih baik.

Penyebab Persalinan Macet

Persalinan Macet

Sumber gambar: Freepik

Persalinan macet dapat disebabkan oleh beberapa faktor utama, antara lain:

1. Disproporsi Sephalopelvic (CPD)

CPD terjadi ketika ukuran kepala bayi lebih besar dari ukuran panggul ibu, sehingga sulit untuk melewati jalan lahir. Kondisi ini sering kali membutuhkan tindakan seperti operasi caesar untuk menghindari komplikasi lebih lanjut.

2. Posisi Bayi yang Tidak Ideal

Bayi yang tidak berada dalam posisi optimal, seperti sungsang (kaki atau bokong di bawah) atau melintang, dapat menyebabkan hambatan dalam proses persalinan. Biasanya, dokter akan melakukan intervensi seperti versi luar atau tindakan bedah jika posisi bayi tidak memungkinkan untuk lahir normal.

Baca juga: 5 Ciri-Ciri Janin Masuk Panggul, Persalinan Sudah Dekat?

3. Kontraksi yang Lemah atau Tidak Efektif

Kontraksi yang tidak cukup kuat atau tidak teratur dapat menyebabkan pembukaan serviks berjalan lebih lambat. Hal ini bisa disebabkan oleh kelelahan ibu, ketidakseimbangan hormon oksitosin, atau penggunaan obat penghilang rasa sakit yang berlebihan.

4. Masalah pada Serviks

Serviks yang tidak mengalami dilatasi (pembukaan) secara optimal bisa menghambat proses persalinan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan induksi atau tindakan medis lainnya untuk membantu mempercepat pembukaan serviks

Baca juga: Induksi Persalinan, Apakah Aman?

5. Bayi Makrosomia (Berat Badan Bayi Berlebih)

Bayi dengan berat badan berlebih (makrosomia) lebih sulit untuk melewati jalan lahir, terutama jika panggul ibu sempit. Kondisi ini sering ditemukan pada ibu dengan diabetes gestasional atau kehamilan yang lewat dari tanggal perkiraan.

Faktor Risiko Persalinan Macet

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya persalinan macet meliputi:

  • Kehamilan pertama, karena otot rahim dan jalan lahir masih belum pernah mengalami persalinan sebelumnya.
  • Riwayat persalinan macet pada kehamilan sebelumnya.
  • Kehamilan dengan janin kembar, yang dapat menyebabkan keterbatasan ruang di dalam rahim.
  • Ibu memiliki panggul sempit atau kelainan bentuk panggul.
  • Obesitas atau kelebihan berat badan selama kehamilan, yang dapat berkontribusi pada ukuran bayi yang lebih besar.

Dampak Persalinan Macet bagi Ibu dan Bayi

Jika tidak ditangani dengan baik, persalinan macet dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:

Bagi Ibu:

  • Risiko perdarahan postpartum akibat persalinan yang terlalu lama.
  • Infeksi rahim akibat pecah ketuban yang terlalu lama tanpa persalinan.
  • Cedera pada jalan lahir seperti robekan perineum yang parah.
  • Peningkatan kemungkinan tindakan medis seperti operasi caesar atau penggunaan alat bantu persalinan (forceps atau vakum).

Bagi Bayi:

  • Kekurangan oksigen (hipoksia) yang dapat berdampak pada perkembangan otak.
  • Cedera pada bahu atau tulang selangka akibat terjebak di jalan lahir.
  • Risiko infeksi jika ketuban sudah pecah terlalu lama sebelum bayi lahir.

Cara Mengatasi dan Mencegah Persalinan Macet

Persalinan Macet

Sumber gambar: Freepik

Untuk mengurangi risiko persalinan macet, beberapa langkah yang dapat dilakukan antara lain:

1. Melakukan Pemeriksaan Kehamilan Secara Rutin

Pemeriksaan kehamilan secara rutin sangat penting untuk memantau perkembangan janin dan mendeteksi faktor risiko yang bisa menyebabkan persalinan macet. Dengan pemeriksaan USG dan pemeriksaan fisik, dokter dapat mengetahui posisi bayi, berat badan janin, serta kondisi serviks ibu.

Jika ditemukan adanya kemungkinan komplikasi, dokter akan memberikan rekomendasi terbaik, seperti latihan prenatal yang sesuai, metode persalinan yang lebih aman, atau bahkan tindakan medis yang diperlukan untuk mencegah masalah selama persalinan. Dengan pemantauan yang baik, ibu hamil dapat lebih siap menghadapi persalinan dan mengurangi risiko hambatan yang bisa terjadi.

2. Menjaga Berat Badan Ideal Selama Kehamilan

Kenaikan berat badan selama kehamilan memang wajar, tetapi jika terjadi secara berlebihan, bisa meningkatkan risiko bayi lahir besar atau makrosomia, yang merupakan salah satu penyebab utama persalinan macet. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk menjaga pola makan yang seimbang dengan mengonsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan, protein, dan karbohidrat kompleks.

Selain itu, tetap aktif dengan melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan kaki atau senam hamil juga dapat membantu menjaga berat badan dalam batas yang sehat. Dengan berat badan yang ideal, kemungkinan menjalani persalinan normal dengan lancar pun menjadi lebih tinggi.

Baca juga: 5 Rekomendasi Olahraga yang Tepat untuk Ibu Hamil

3. Melakukan Senam Hamil

Latihan prenatal seperti yoga hamil, senam hamil, atau latihan pernapasan dapat membantu memperkuat otot panggul dan meningkatkan fleksibilitas tubuh, sehingga memudahkan bayi untuk bergerak ke posisi yang optimal dalam rahim. Selain itu, latihan ini juga membantu meningkatkan daya tahan tubuh ibu hamil, memperbaiki sirkulasi darah, serta mengurangi risiko kontraksi yang tidak efektif saat persalinan.

Dengan rutin melakukan senam hamil sejak trimester kedua atau ketiga, ibu hamil dapat lebih siap menghadapi proses persalinan dengan kondisi fisik yang lebih kuat dan siap untuk mengejan dengan efektif saat waktu melahirkan tiba.

Baca juga: Gerakan Senam Kegel untuk Ibu Hamil serta Manfaatnya

4. Mempertimbangkan Induksi atau Tindakan Medis Jika Diperlukan

Dalam beberapa kasus, dokter mungkin akan menyarankan induksi persalinan jika persalinan tidak menunjukkan perkembangan yang baik atau jika ada tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi. Induksi biasanya dilakukan dengan cara memberikan obat perangsang kontraksi atau metode lain seperti pemecahan ketuban untuk membantu proses persalinan berjalan lebih lancar.

Keputusan untuk melakukan induksi akan disesuaikan dengan kondisi ibu dan bayi, serta berdasarkan pemantauan medis yang ketat. Jika persalinan macet disebabkan oleh pembukaan serviks yang lambat atau kurangnya kontraksi yang kuat, induksi dapat menjadi solusi untuk mempercepat proses kelahiran dan mengurangi risiko komplikasi.

5. Operasi Caesar Jika Diperlukan

Jika kondisi ibu atau bayi tidak memungkinkan untuk menjalani persalinan normal, maka operasi caesar bisa menjadi solusi terbaik untuk menghindari komplikasi yang lebih serius. Persalinan caesar biasanya disarankan jika bayi berukuran terlalu besar, posisi bayi sungsang, atau jika ibu mengalami kondisi medis tertentu yang membuat persalinan normal menjadi berisiko.

Meskipun persalinan normal sering kali menjadi pilihan utama, keputusan untuk menjalani operasi caesar akan diambil berdasarkan pertimbangan medis demi keselamatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk selalu berkonsultasi dengan dokter agar mendapatkan rekomendasi persalinan yang paling sesuai dengan kondisi kehamilannya.

Baca juga: Persalinan ERACS: Metode Baru yang Mengutamakan Pemulihan Cepat dan Minim Nyeri

Persalinan macet adalah kondisi di mana proses persalinan terhambat akibat berbagai faktor, seperti posisi bayi yang tidak optimal, kontraksi yang lemah, atau ukuran bayi yang terlalu besar. Jika tidak ditangani dengan baik, persalinan macet dapat menyebabkan risiko kesehatan bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu, Moms disarankan untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin, menjaga berat badan ideal, serta mempertimbangkan berbagai opsi persalinan yang direkomendasikan oleh dokter.

Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi. 

Referensi

Share Facebook Twitter WhatsApp

Artikel Terkait

Masa Kehamilan Amankah Menggendong Anak Saat Hamil?

Amankah Menggendong Anak Saat Hamil?

Hamzah
13 Aug 2025

Bagi Moms yang sedang hamil namun masih memiliki anak kecil, menggendong mereka sering kali menjadi rutinitas harian. Meski penuh kasih sayang, pertanyaan yang sering muncul adalah amankah aktivitas ini dilakukan…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Penyebab Sakit Perut Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Penyebab Sakit Perut Saat Hamil dan Cara Mengatasinya

Hamzah
11 Aug 2025

Banyak Moms yang mengalami sakit perut selama kehamilan, mulai dari rasa tidak nyaman ringan hingga nyeri yang cukup mengganggu. Sebagian besar bersifat normal karena tubuh sedang beradaptasi dengan perkembangan janin,…

Selengkapnya
Masa Kehamilan Penyebab Gusi Berdarah Saat Hamil dan Solusi Amannya

Penyebab Gusi Berdarah Saat Hamil dan Solusi Amannya

Hamzah
11 Aug 2025

Banyak Moms yang terkejut ketika menyadari gusinya lebih sensitif dan mudah berdarah selama kehamilan. Kondisi ini memang umum terjadi, tetapi tetap tidak boleh diabaikan. Perubahan hormon, pola makan, dan kebiasaan…

Selengkapnya