Morula IVF

14 Penyebab Mens Tidak Teratur yang Perlu Anda Ketahui

December 12, 2024

14 Penyebab Mens Tidak Teratur yang Perlu Anda Ketahui

dr. Hesty Mellissa, Sp.OG

Artikel ini telah direview secara medis oleh
dr. Hesty Mellissa, Sp.OGButton Buat Janji


Mens tidak teratur merupakan kondisi yang sering menjadi perhatian banyak wanita. Siklus menstruasi normal berkisar antara 24–38 hari, tetapi beberapa wanita mungkin mengalami perubahan yang signifikan dalam siklusnya. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga gangguan medis tertentu.

Penyebab Mens Tidak Teratur
Sumber gambar: Freepik

14 Penyebab Mens Tidak Teratur

Berikut adalah penyebab yang paling umum dari mens tidak teratur, dengan penjelasan lebih mendalam untuk setiap faktor:

1. Stres

Stres emosional atau fisik dapat mempengaruhi otak, khususnya hipotalamus, yang berperan penting dalam mengatur hormon reproduksi. Ketika Moms mengalami stres, tubuh memproduksi hormon kortisol dalam jumlah besar. Kortisol dapat menghambat fungsi normal hormon estrogen dan hormon progesteron, sehingga siklus menstruasi menjadi tidak teratur, terlambat, atau bahkan terhenti.

Cara mengatasinya:

  • Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi, yoga, atau latihan pernapasan.
  • Tidur cukup dan hindari begadang.
  • Kurangi beban pekerjaan atau aktivitas yang memicu stres.

2. Perubahan Berat Badan

Perubahan berat badan yang drastis, baik penurunan maupun kenaikan, dapat memengaruhi keseimbangan hormon. Jika berat badan turun terlalu rendah, tubuh mungkin kekurangan lemak yang diperlukan untuk memproduksi hormon estrogen. Sebaliknya, kelebihan berat badan dapat menyebabkan produksi estrogen berlebih, yang juga dapat mengganggu ovulasi.

Cara mengatasinya:

  • Konsumsi makanan bergizi dengan jumlah kalori yang seimbang.
  • Hindari diet ekstrem atau makan berlebihan.
  • Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menjaga berat badan ideal.

3. Gangguan Pola Makan

Gangguan makan seperti anoreksia nervosa dan bulimia sering kali menyebabkan tubuh kekurangan nutrisi. Hal ini dapat mengganggu produksi hormon dan menyebabkan tubuh “menghemat energi” dengan menghentikan fungsi reproduksi sementara, sehingga menstruasi menjadi tidak teratur atau berhenti sama sekali.

Cara mengatasinya:

  • Konsultasikan dengan dokter atau psikolog untuk menangani gangguan makan.
  • Pastikan asupan nutrisi yang cukup, termasuk protein, lemak sehat, dan karbohidrat kompleks.

Baca juga: Makanan Pelancar Menstruasi: 6 Pilihan Terbaik untuk Siklus yang Lancar dan Sehat

4. Olahraga Berlebihan

Olahraga yang sangat intens, terutama tanpa asupan nutrisi yang cukup, dapat menurunkan kadar lemak tubuh hingga di bawah level yang diperlukan untuk menstruasi normal. Atlet atau wanita yang sering melakukan latihan fisik berat mungkin mengalami amenorea atau siklus yang tidak teratur. Ini disebabkan oleh penurunan kadar hormon gonadotropin yang mempengaruhi ovulasi.

Cara mengatasinya:

  • Kurangi intensitas latihan jika terlalu berat.
  • Fokus pada olahraga yang seimbang seperti yoga, berjalan, atau berenang.
  • Konsultasikan dengan pelatih atau dokter olahraga.

Baca juga: 8 Jenis Olahraga Agar Cepat Hamil yang Bisa Dicoba!

5. Kehamilan

Salah satu penyebab utama dari menstruasi yang terlambat atau tidak datang adalah kehamilan. Saat terjadi kehamilan, tubuh berhenti melakukan ovulasi dan menstruasi sebagai bagian dari proses menjaga janin. Jika Moms mengalami keterlambatan menstruasi, terutama jika disertai gejala seperti mual atau nyeri payudara, lakukan tes kehamilan untuk memastikan.

Cara mengatasinya:

  • Lakukan tes kehamilan jika menstruasi terlambat lebih dari 7 hari.
  • Jika positif, konsultasikan dengan dokter kandungan untuk pemeriksaan lebih lanjut.

6. Kontrasepsi

Penggunaan alat kontrasepsi hormonal, seperti pil KB, suntik KB, atau IUD hormonal, dapat mengganggu pola menstruasi. Pil KB, misalnya, mengatur kadar hormon secara artifisial untuk mencegah ovulasi, yang dapat menyebabkan menstruasi lebih ringan atau tidak sama sekali. Setelah menghentikan penggunaan kontrasepsi, tubuh mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan untuk kembali ke siklus normal.

Cara mengatasinya:

  • Jika menstruasi tidak teratur setelah penggunaan kontrasepsi, beri waktu beberapa bulan agar tubuh menyesuaikan.
  • Diskusikan dengan dokter untuk memilih metode kontrasepsi yang sesuai.

7. Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

PCOS adalah gangguan hormonal di mana ovarium memproduksi hormon androgen secara berlebihan. Gejala utamanya meliputi siklus menstruasi yang jarang, pertumbuhan rambut berlebih, dan kenaikan berat badan. Pada kondisi ini, ovarium mungkin tidak melepaskan sel telur secara teratur, sehingga menyebabkan menstruasi yang jarang atau tidak teratur.

Cara mengatasinya:

  • Konsultasikan dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan.
  • Dokter mungkin merekomendasikan perubahan gaya hidup, obat hormonal, atau terapi fertilitas.
  • Pertahankan berat badan ideal untuk mengurangi gejala PCOS.

8. Gangguan Tiroid

Tiroid adalah kelenjar yang mengatur metabolisme dan berperan penting dalam keseimbangan hormon tubuh. Gangguan pada tiroid dapat mempengaruhi siklus menstruasi:

  • Hipotiroidisme (tiroid kurang aktif): Dapat menyebabkan menstruasi lebih berat dan tidak teratur.
  • Hipertiroidisme (tiroid terlalu aktif): Dapat menyebabkan menstruasi yang lebih ringan atau jarang.

Cara mengatasinya:

  • Periksakan kadar hormon tiroid dengan dokter.
  • Minum obat yang diresepkan dokter untuk mengontrol fungsi tiroid.

9. Endometriosis

Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan rahim tumbuh di luar rahim, seperti di ovarium atau saluran tuba. Selain menyebabkan nyeri haid yang parah, kondisi ini juga dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Perubahan hormon bulanan dapat memicu peradangan pada jaringan ini, menyebabkan menstruasi tidak teratur.

Cara mengatasinya:

  • Diskusikan dengan dokter mengenai opsi pengobatan seperti obat penghilang nyeri, terapi hormonal, atau operasi.
  • Terapkan pola hidup sehat untuk mengurangi peradangan.

10. Penyakit Kronis

Penyakit kronis seperti diabetes yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Fluktuasi kadar gula darah dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Begitu pula dengan penyakit celiac, yang mempengaruhi penyerapan nutrisi tubuh, dapat menyebabkan gangguan pada produksi hormon reproduksi.

Cara mengatasinya:

  • Kontrol penyakit kronis dengan mengikuti saran dokter.
  • Pastikan asupan nutrisi yang cukup untuk menjaga fungsi hormon.

11. Pubertas dan Menopause

Pada masa pubertas, tubuh sedang beradaptasi untuk mulai memproduksi hormon reproduksi, sehingga siklus menstruasi cenderung tidak teratur selama beberapa tahun pertama. Sebaliknya, pada masa perimenopause (sekitar 40–50 tahun), ovarium mulai berhenti berfungsi secara perlahan, yang menyebabkan siklus menjadi lebih jarang atau tidak teratur.

Baca juga: Ciri Menopause Dini: Kenali Tanda-Tanda dan Cara Menghadapinya

Cara mengatasinya:

  • Bersabar selama masa pubertas, karena biasanya siklus akan stabil setelah beberapa tahun.
  • Untuk perimenopause, konsultasikan dengan dokter tentang terapi hormonal jika gejalanya mengganggu.

12. Kondisi Medis Lainnya

Beberapa kondisi medis seperti sindrom Cushing, hiperprolaktinemia, atau gangguan pada kelenjar adrenal dapat mempengaruhi siklus menstruasi. Kondisi ini sering kali disertai dengan gejala tambahan seperti pertumbuhan rambut berlebih, jerawat, atau perubahan berat badan.

Cara mengatasinya:

  • Lakukan pemeriksaan medis untuk diagnosis yang tepat.
  • Ikuti terapi atau pengobatan yang direkomendasikan dokter.

13. Trauma Fisik atau Psikologis

Cedera berat, operasi, atau trauma emosional dapat mempengaruhi hormon pengatur siklus menstruasi. Misalnya, gangguan stres pasca-trauma (PTSD) dapat menyebabkan tubuh “mematikan” fungsi reproduksi sementara untuk menghemat energi, sehingga menstruasi terhenti.

Cara mengatasinya:

  • Konsultasikan dengan psikolog atau terapis jika trauma emosional mengganggu.
  • Beri waktu bagi tubuh untuk pulih dari trauma fisik.

14. Efek Obat-obatan

Beberapa obat-obatan, seperti antidepresan, antipsikotik, atau obat untuk gangguan tiroid, dapat memengaruhi keseimbangan hormon. Efek samping ini bisa berupa siklus yang lebih pendek, lebih panjang, atau bahkan menstruasi yang hilang.

Cara mengatasinya:

  • Diskusikan dengan dokter jika obat menyebabkan efek samping.
  • Jangan menghentikan obat tanpa rekomendasi dokter.

Mens tidak teratur dapat menjadi tanda dari masalah kesehatan yang mendasarinya. Jika Moms merasa terganggu dengan pola menstruasi Moms, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Apakah Moms mencari solusi untuk kesehatan reproduksi atau program kehamilan? Morula IVF Indonesia dapat membantu Moms dengan layanan konsultasi yang mendalam dan profesional. Dengan lebih dari 26 tahun pengalaman, Morula IVF Indonesia memiliki tim dokter spesialis yang terampil dan berkomitmen untuk mendukung Moms dalam perjalanan menuju kehamilan yang sehat. Morula IVF menawarkan pendekatan yang menyeluruh dan penuh perhatian. Untuk mengetahui lebih lanjut dan merencanakan konsultasi, Moms dapat mengunjungi situs web resmi Morula IVF atau menghubungi mereka langsung. 

Referensi

 

Tetap terhubung dan terinformasi di sini.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut hubungi 150-IVF atau 150-483, Senin – Sabtu pukul 07.00 – 20.00 WIB

Buat Janji

Newsletter

Dapatkan informasi dan tips terbaru dari Morula IVF mengenai program kehamilan dan bayi tabung