Hasil USG kehamilan adalah salah satu cara utama bagi Moms dan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Namun, bagi sebagian besar orang, memahami hasil USG bisa membingungkan karena banyaknya singkatan dan angka yang tertera. Ultrasonografi (USG) kehamilan adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar janin di dalam […]
Hasil USG kehamilan adalah salah satu cara utama bagi Moms dan tenaga medis untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan. Namun, bagi sebagian besar orang, memahami hasil USG bisa membingungkan karena banyaknya singkatan dan angka yang tertera.
Ultrasonografi (USG) kehamilan adalah prosedur pencitraan medis yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menampilkan gambar janin di dalam rahim. Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui dua metode utama:
- USG Transvaginal: Dilakukan pada awal kehamilan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
- USG Transabdominal: Dilakukan dengan menggerakkan probe di atas perut ibu untuk melihat perkembangan janin.
USG biasanya dilakukan beberapa kali selama kehamilan untuk memantau pertumbuhan dan mendeteksi kemungkinan kelainan.
Bagian-Bagian dalam Hasil USG Kehamilan

Sumber gambar: Freepik
Pada hasil USG, terdapat berbagai parameter yang menunjukkan perkembangan janin. Berikut adalah beberapa istilah yang umum ditemukan:
1. Gestational Age (GA) – Usia Kehamilan
Gestational Age (GA) atau usia kehamilan adalah parameter yang menunjukkan usia janin dalam minggu. Perhitungan GA didasarkan pada hari pertama siklus menstruasi terakhir (HPHT) Moms. Dengan mengetahui GA, dokter dapat menilai apakah pertumbuhan janin sesuai dengan usia kehamilan atau mengalami keterlambatan pertumbuhan. Usia kehamilan yang akurat sangat penting dalam menentukan jadwal pemeriksaan dan memprediksi hari perkiraan lahir (HPL).
Baca juga: Rumus Menghitung Usia Kehamilan, Ternyata Mudah Banget!
2. Crown-Rump Length (CRL) – Panjang Janin
Crown-Rump Length (CRL) mengacu pada pengukuran panjang janin dari kepala hingga bokong. Parameter ini biasanya digunakan pada trimester pertama untuk menentukan usia kehamilan dengan lebih akurat, terutama jika Moms tidak yakin dengan HPHT. CRL menjadi acuan dalam menilai perkembangan awal janin dan memastikan bahwa pertumbuhannya sesuai dengan tahapan usia kehamilan yang seharusnya.
3. Biparietal Diameter (BPD) – Diameter Kepala Janin
Biparietal Diameter (BPD) mengukur lebar kepala janin dari satu sisi ke sisi lainnya. Pengukuran ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memantau perkembangan otak janin. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran BPD akan terus meningkat. Jika nilai BPD tidak sesuai dengan usia kehamilan, dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut untuk memastikan janin tumbuh dengan normal dan tidak mengalami gangguan perkembangan.
4. Femur Length (FL) – Panjang Tulang Paha
Femur Length (FL) adalah parameter yang mengukur panjang tulang paha janin. Pengukuran FL sangat penting karena tulang paha merupakan salah satu tulang terpanjang dalam tubuh, sehingga dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan tubuh janin secara keseluruhan. Jika FL lebih kecil dari ukuran normal, dokter mungkin akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi kemungkinan kelainan genetik atau gangguan pertumbuhan intrauterin.
5. Abdominal Circumference (AC) – Lingkar Perut Janin
Abdominal Circumference (AC) mengukur lingkar perut janin dan menjadi indikator penting dalam memperkirakan berat badan janin. Lingkar perut yang terlalu kecil atau terlalu besar bisa menjadi tanda adanya gangguan pertumbuhan, seperti retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) atau makrosomia (janin berukuran besar). Dengan memantau AC secara berkala, dokter dapat menilai apakah janin tumbuh dengan optimal dan apakah Moms perlu melakukan penyesuaian pola makan atau pemantauan lebih lanjut.
6. Estimated Fetal Weight (EFW) – Perkiraan Berat Janin
Estimated Fetal Weight (EFW) adalah parameter yang digunakan untuk memperkirakan berat janin berdasarkan kombinasi beberapa pengukuran, seperti BPD, FL, dan AC. Perkiraan berat janin ini penting untuk memastikan pertumbuhan janin berada dalam rentang normal sesuai usia kehamilan. Jika EFW menunjukkan berat janin terlalu rendah atau terlalu tinggi, dokter akan memberikan saran terkait pola makan, aktivitas, dan kemungkinan tindakan medis yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan janin.
Baca juga: Cara Menambah Berat Badan Janin Secara Cepat
7. Fetal Heart Rate (FHR) – Detak Jantung Janin
Fetal Heart Rate (FHR) mengukur jumlah detak jantung janin per menit. Normalnya, detak jantung janin berkisar antara 120-160 bpm (beats per minute). Pengukuran FHR penting untuk menilai kesehatan janin, terutama dalam mendeteksi adanya tanda-tanda fetal distress atau gangguan jantung. Jika detak jantung terlalu cepat atau terlalu lambat, dokter mungkin akan melakukan pemantauan lebih lanjut untuk memastikan kondisi janin tetap sehat.
Baca juga: Mengetahui Detak Jantung Janin Normal Berdasarkan Usia Kehamilan
8. Placental Position – Posisi Plasenta
Posisi plasenta yang ditampilkan dalam hasil USG menunjukkan di mana plasenta menempel di dinding rahim. Plasenta dapat berada di bagian atas rahim (fundal), di dinding depan (anterior), di dinding belakang (posterior), atau bahkan menutupi jalan lahir (plasenta previa). Mengetahui posisi plasenta sangat penting, terutama jika plasenta previa terdeteksi, karena kondisi ini dapat meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan dan mungkin memerlukan tindakan operasi caesar.
Baca juga: Ketahui 5 Gangguan Plasenta pada Ibu Hamil
9. Amniotic Fluid Index (AFI) – Indeks Cairan Ketuban
Amniotic Fluid Index (AFI) adalah parameter yang digunakan untuk mengukur jumlah cairan ketuban yang mengelilingi janin. Cairan ketuban memiliki peran penting dalam melindungi janin, memungkinkan pergerakan bebas, dan mendukung perkembangan paru-parunya. Jika jumlah cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu banyak (polihidramnion), dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk memastikan tidak ada komplikasi yang dapat membahayakan janin maupun ibu.
10. Cervical Length – Panjang Serviks
Panjang serviks diukur untuk menilai risiko persalinan prematur, terutama bagi Moms yang memiliki riwayat keguguran atau persalinan prematur sebelumnya. Jika panjang serviks terlalu pendek, dokter mungkin akan menyarankan tindakan medis seperti pemasangan jahitan serviks (cerclage) atau istirahat total untuk mengurangi risiko persalinan dini. Pemantauan panjang serviks sangat penting bagi Moms yang memiliki faktor risiko tinggi agar kehamilan dapat bertahan hingga usia yang cukup untuk persalinan yang aman.
Bagaimana Cara Membaca Hasil USG?

Sumber gambar: Freepik
1. Perhatikan Usia Kehamilan (GA)
Salah satu hal pertama yang perlu diperiksa dalam hasil USG adalah usia kehamilan atau Gestational Age (GA). Usia kehamilan ini dihitung berdasarkan hari pertama siklus menstruasi terakhir (HPHT) dan dibandingkan dengan hasil pengukuran janin dari USG. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara GA dari HPHT dan GA berdasarkan USG, dokter mungkin akan menyesuaikan perkiraan hari kelahiran (HPL). Hal ini penting untuk memastikan pemantauan pertumbuhan janin sesuai dengan tahapan kehamilan yang sebenarnya.
Baca juga: USG Janin Usia 5 Bulan: Apa yang Dapat Diketahui dari Pemindaian 20 Minggu Kehamilan?
2. Bandingkan Ukuran Janin dengan Standar Normal
Dokter akan mengukur beberapa parameter utama seperti Crown-Rump Length (CRL), Biparietal Diameter (BPD), Femur Length (FL), dan Abdominal Circumference (AC) untuk menilai pertumbuhan janin. Nilai-nilai ini dibandingkan dengan grafik pertumbuhan janin standar untuk memastikan janin berkembang dengan baik sesuai usia kehamilan. Jika ukuran janin terlalu kecil atau terlalu besar dibandingkan dengan rata-rata, dokter mungkin akan melakukan pemantauan lebih lanjut untuk memastikan tidak ada masalah seperti gangguan pertumbuhan intrauterin (IUGR) atau makrosomia.
3. Periksa Detak Jantung Janin (FHR)
Fetal Heart Rate (FHR) adalah parameter yang menunjukkan jumlah detak jantung janin per menit. Normalnya, FHR berkisar antara 120-160 bpm (beats per minute). Detak jantung yang terlalu rendah atau terlalu tinggi bisa menjadi tanda adanya gangguan pada janin, sehingga dokter akan melakukan evaluasi lebih lanjut. Pemeriksaan ini sangat penting untuk memastikan janin dalam kondisi sehat dan tidak mengalami fetal distress.
Baca juga: Manfaat USG di Setiap Trimester Kehamilan yang Sebaiknya Anda Tahu
4. Evaluasi Posisi dan Kondisi Plasenta
Posisi plasenta juga menjadi bagian penting dalam hasil USG. Plasenta yang menempel di bagian atas rahim (fundal) atau di dinding rahim depan (anterior) atau belakang (posterior) biasanya tidak menimbulkan masalah. Namun, jika plasenta berada terlalu rendah dan menutupi jalan lahir, kondisi ini disebut plasenta previa dan dapat menjadi perhatian khusus menjelang persalinan. Jika Moms didiagnosis dengan plasenta previa, dokter mungkin akan merekomendasikan pemantauan lebih ketat serta membahas kemungkinan persalinan dengan operasi caesar untuk menghindari risiko perdarahan.
5. Perhatikan Jumlah Cairan Ketuban (AFI)
Amniotic Fluid Index (AFI) menunjukkan jumlah cairan ketuban yang mengelilingi janin. Cairan ketuban berperan penting dalam melindungi janin serta mendukung perkembangan paru-parunya. Jika jumlah cairan ketuban terlalu sedikit (oligohidramnion) atau terlalu banyak (polihidramnion), hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah pada kehamilan seperti gangguan pada plasenta atau kelainan janin. Oleh karena itu, pemantauan AFI sangat penting, terutama jika Moms mengalami kondisi medis tertentu seperti diabetes gestasional atau hipertensi kehamilan.
Baca juga: USG 4 Dimensi: Kegunaan dan Prosedur yang Perlu Diketahui
Membaca hasil USG kehamilan memang memerlukan pemahaman tentang berbagai istilah dan parameter yang tertera dalam laporan. Beberapa poin utama yang perlu diperhatikan adalah usia kehamilan (GA), ukuran janin (CRL, BPD, FL, AC), detak jantung janin (FHR), posisi plasenta, dan jumlah cairan ketuban (AFI).
Jika Moms masih merasa bingung dengan hasil USG, sebaiknya konsultasikan dengan dokter kandungan untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut. Pemeriksaan USG yang rutin dan dipahami dengan baik akan membantu memastikan perkembangan janin berjalan normal dan sehat hingga persalinan.
Untuk informasi lebih mendalam mengenai kesehatan sistem reproduksi, program kehamilan, atau solusi untuk masalah infertilitas, dokter-dokter di Morula IVF Indonesia siap membantu. Klinik fertilitas Morula IVF menawarkan konsultasi yang komprehensif dan profesional serta berbagai teknologi canggih seperti Inseminasi Buatan, Bayi Tabung, dan lainnya. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Morula IVF memiliki tim spesialis kandungan yang berdedikasi untuk mendukung Moms dalam usaha memiliki anak yang sehat. Hubungi Morula IVF melalui website resmi atau secara langsung untuk mendapatkan informasi lebih lanjut dan konsultasi.
Referensi
- USC Ultrasound. “How to Read Ultrasound”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- Cleveland Clinic. “Ultrasound in Pregnancy”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- NHS. “Ultrasound Scans”. Diakses pada 22 Maret 2025.
- Mayo Clinic. “Fetal Ultrasound”. Diakses pada 22 Maret 2025.